Kreatifkah aku ?
Kreatiifkah anda ?
Mengapa harus kreatif?
Ayo kenali kreatif itu!
Kreatif berasal dari kata creat, dipadankan
dengan talenta atau kebakatan. Untuk selanjutnya ketiga kata yang sepadan ini
saya gunakan secara bergantian. Menurut awam kreatif adalah pemberian Illahi
pada setiap individu dengan kadar yang berbeda. Subhanalllah dengan
Kesempurnaan mencipta mahluk manusia dengan sifat, pengetahuan, keterampilan,
bodynya, cantik/gantengnya dan semuanya dengan kadar perbedaannya, sehingga
setiap individu dapat ditandai, saya tidak akan ketukar dengan kamu.
Hikmahnya disini adalah kalau triliunan manusia diciptakan memiliki triliunan indicator
pembeda, maka bagaimana Allah sang pencipta dengan kita mahluk manusia, so
pasti diyakini Allah berwujud dan berbeda dengan wujud kita. Allah mencipta
dengan kodratNya pada setiap mahluknya dengan keuniqan dan hal ini pada diri
kita bersifat kodrati. Jadi kita tidak perlu risih dengan kodratiah yang kita
miliki, Allah memandang kita sama karena kodratiah dan Allah membedakan kita
hanya kadar amalan kita, bukan? Ya Amalan yang nanti membedakan kita karena
Ilmunya. Jadi Ilmu dan Amal tak terpisahkan.
Menurut para expert jauh sebelum masanya
Anderson & Krathwool yang dimuat
oleh Prof. Sarson Pomalato dalam desertasinya bahwa, kreatif itu dapat
berkembang dengan sendirinya tanpa harus diinterfensi oleh pendidikan atau
pelatihan. Artinya anak yang memiliki kreatif akan dapat belajar sendiri tanpa bantuan
guru atau fasilitator dalam lingkungan pendidikan atau pelatihan. Kreatif
menurut pandangan ini adalah bersifat uniqe atau memilki keistimewaan pada diri
seseorang sejak lahir, jadi kreatif merupakan bawaan lahir atau genotif yang
dipercaya akan dapat berkembang tanpa interfensi. Hal ini justru tidak sejalan
dengan pemahaman di atas, yakni beramal dengan ilmu, ilmu berarti harus
dipelajari, bukan?
Akan tetapi melalui riset atau kajian
ilmiah, kemudian kreatif pada diri seseorang yang bersifat uniqe atau punya
keistimewaan itu tidak dapat
diinterfensi atau dipengaruhi oleh pendidikan tinggalah mitos, karena ternyata
Kreatif, dapat berkembang lebih pesat melalui pendidikan atau pelatihan. Hal ini dapat dibuktikan misalnya, anak yang
memiliki kreatif atau bakat music dapat dipengaruhi oleh lingkungan yang
mendukung yang dalam hal ini pendidikan dan pelatihan sehingga kreatif atau
kebakatan tersebut berkembang lebih pesat, demikian halnya pada anak yang
memilki kebakatan matematika, fisika, kimia, sejarah,bahasa, dll. Membimbing
anak yang memiliki kreatif tersebut tentu berbeda dengan anak yang kadar
kreatifnya kurang pada bidang tertentu. Maaf, anak yang kadar kreatif musiknya
kurang, hindari untuk mengatakan bodoh, karena kreatifnya bukan pada music,
mungkin saja kreatifnya ada pada bidang matematika, dll. Berdasarkan hal inilah
saya mempersepsikan bahwa kreatif yang bersifat uniqe, istimewa pada diri
sesorang kemudian melahirkan terms/istilah kurikulum pembelajaran berbasis
kompetensi, artinya pembelajaran berbasis kompetensi kreatifnya peserta didik.
Anderson & Krathwool 2001, memahami
bahwa kreatif adalah kemampuan berpikir yang dimiliki seseorang (termasuk mereka yang berbakat)pada khirakhi
puncak kemampuan berpikir. Sehingga mereka berdua ini merevisi taksonomi Bloom (1955)
dalam urutan khirarkhi Berpikir (Cognition) yang dikenal dengan: Mengetahui
(c1), memahami (c2), menerapkan (c3), menganalisis (c4), mensintesa (c5),
mengevaluasi (c6). Yang hasil revisinya adalah: mensintesa (c5) digantikan
dengan kreatif, tetapi diletakkan pada posisi c6 sementara mengevaluasi ditempatkan
pada posisi c5. Sehingga urutan khirakhinya menjadi: Mengetahui (c1), memahami
(c2), menerapkan (c3), menganalisis (c4), mengevaluasi (c5), kreatif/ mencipta
(c6). Urutan ini baru digunakan di Indonesia baru pada tahun 2013 atau pada era
K-13. Dimana setiap jenjang proses kognisi/ berpikir ini memiliki indicator
pencapaian kompetensinya yang yang berhubungan dengan kata kerja
operasional (KKO) yang banyak dipahami
terutama bagi teman-teman pendidik. Belakangan ada teori yang mengatakan bahwa
kreatif itu adalah proses berpikir yang diikuti oleh tindakan, dimana tindakan
atau action dapat dimasukkan pada ranah keterampilan, sehingga kreatif ini
kemudian menggabungkan puncak dari ranah berpikir dan ranah keterampilan dalam
piramida Taksonomi Bloom Anderson dan Piramida Dyier.
Urutan Anderson & Krathwool ini bagi saya
sangat setuju, oleh karena urutan ini mengingatkan kita agar mencipta sesuatu
harus didahului dengan evaluasi proses, artinya evaluasi pada urutan ke-5
mengantarkan kita pada berpikir akan maslahat dan mudharatnya sebelum hasil
yang dikreat itu ada, jika maslahat lebih banyak dan mudhratnya mendekati nol,
maka dapat diteruskan ke tingkat kreat (mencipta) c6. Belajar kimia tentang
explotion, lalu segera mencipta (6) explotion tanpa melalui evaluasi (5)
terlebih dahulu, jika seperti ini evaluasi anda berada pada evaluasi produk
atau hasil, jika ternyata maslahatnya lebih besar dari mudharatnya,
Alhamdulillah, akan tetapi yang terjadi adalah yang sebaliknya jauh dari yang
diharapkan, Wau, Ga…lau ..............
Lalu, apa ciri kreatif secra teori pada diri
kita terhadap apa yang dikreat? Yakni : 1) originally, 2) fluency, 3)… 4)…
Lalu, apa cirri praktisnya, antara lain :
1) Orang kreatif itu suka membantah pada setiap masalah yang katanya tidak bisa terpecahkan,
2) Orang kreatif itu dapat menghubungkan titik satu dengan titik
yang lain, jika anda hanya punya dua titik maka justru sulit untuk
menghubungkannya, ketimbang banyak titik yang anda ketahui.
Post a Comment
Post a Comment