-->

Ad Unit (Iklan) BIG

PERILAKU EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN

Post a Comment

  


 

A.     Inti Masalah Ekonomi
 Dalam kehidupan sehari hari kita sering menghadapi permasalahan ekonomi yang perlu diantisipasi secara segera maupun bertahap.
Inti masalah ekonomi pada hakekatnya terletek pada keterbatasan sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sarana yang berupa barang dan jasa yang sering disebut dengan alat pemuas kebutuhan adanya sangat terbatas sedang kebutuhan manusia sangat tidak terbatas. Keberadaan sumberdaya alam bisa berupa biotik dan abiotik, khususnya kekayaan alam abiotik jika terus menerus diambil maka akhirnya bisa habis, sehingga tidak tertutup kemungkinan suatu saat dunia akan benar benar mengalami krisis karena kelangkaan bahkan kehabisan hasil tambang seperti minyak, batu bara, timah dll, karena kuantitas pengambilannya jauh lebih besar dari pada kuantitas produksinya.
 Secara ekonomi hal hal penting yang perlu diperhatikan sehubungan dengan kekayaan alam adalah :
  1. Kekayaan alam yang tersebar di atas dunia ini jumlahnya sangat terbatas.
  2. Kekayaan alam keberadaannya tidak merata, masing masing negara dan daerah memiliki potensi alam yang tidak selalu sama.
  3. Suatu saat bisa saja terjadi bencana alam yang dapat merusak perekonomian
Berhubungan dengan hal tersebut di atas sudah seharusnya manusia beserrta kebijakannya untuk mengantisipasi sehingga dapat mengupayakan terjadinya efisiensi ekonomi dan memimalisir damak negatipnya. Manusia sebagai mahluk hidup yang selalu berupaya memenuhi kebutuhannya. Bagi manusia kebutuhan adalah tidak terbatas. Hal yang menyebabkan kebutuhan manusia tidak terbatas adalah :
1.         Manusia yang pada umumnya memilki sifat kurang.
2.         Tuntutan kemajuan jaman yang berakibat kebutuhan manusia menjadi sangat dinamis.
3.         Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh pada pola hidup manusia
4.         Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Untuk menanggulangi dan mengantisipasi inti masalah ekonomi tersebut di atas, sangat perlu diupayakan adanya kebijakan dalam rangka memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam sehingga dapat benar benar bermanfaat unuk kesejahteraan umat manusia dengan tetapenggunakan pertimbangan prinsip ekonomi atau efisiensi yaitu suatu prinsip memberdayakan sumber daya yang ada agar berdaya guna tinggi. Sungguh sangat tidak bijak dan tidak berprinsip ekonomi, bila suatu umat manusia menguras kekayaan alamnya tanpa memperhatikan kelestarian dan dampak negatipnya secara assosial maupun ekonomi. Hari esuk generasi muda secara ekonomi harus tetap diperjuangkan, sehingga mereka lebih bisa menatap masa depanya lebih optimis dan lebih sejahtera.

B.     Belajar Ilmu Ekonomi

 Pengertian Ilmu ekonomi dapat dirumuskan dengan berbagai kalimat. Berikut ini batasan Ilmu ekonomi :
a.       Ilmu ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari daya upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya.
b.       Ilmu Ekonomi adalah Ilmu yang mempelajari persoalan memilih kemungkinan penggunaan sumber daya yang terbatas agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan hidup yang tidak terbatas.
c.       Ilmu Ekonomi merupakan studi tentang bagaimana seseorang atau masyarakat memilih cara pemanfaatan langkanya sumber daya yang disediakan oleh alam dan oleh warisan generasi sebelumnya.
Dari berbagai batasan tentang Ilmu Ekonomi di atas walaupun bunyi kalimatnya berbeda, tetapi inti pengertiannya sama.
 Ilmu ekonomi dapat terdiri dari :
  1. Ekonomi diskriptif adalah Ilmu yang memaparkan secara apa adanya tentang kehidupan ekonomi suatu daerah / Negara misalnya : Kajian ekonomi tentang kehidupan nelayan di pantai, Ekonomi Jepang pasca perang Dunia II, Tulisan tentang ekonomi Indonesia pasca Pelita. dll.
  2. Ekonomi terapan yakni Ilmu yang membahas penerapan teori ekonomi suatu rumah tangga ekonomi, misalnya : Ekonomi Perusahaan, Ekonomi Moneter. Manajemen, Ekonomi Internasional, Ekonomi Pembangunan, Akuntansi, Ekonomi Koperasi, Ekonomi pertanian dll.
  3. Ekonomi Teori yakni Ilmu yang membahas gejala yang timbul sebagai akibat perbuatan manusia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ekonomi Teori terdiri dari :
a.       Makro Ekonomi mempelajari persoalan ekonomi secara keseluruhan, misalnya : pembentukan produksi nasional, distribusi Pendapatan nasional, terjadinya pengangguran dan inflasi serta dampaknya dll.
b.       Mikro Ekonomi mempelajari bagian dari teori ekonomi secara lebih mendalam, dimulai Dari kehidupan rumah tangga perseorangan, rumah tangga produksi, pemilik modal dan faktor produksi sama dengan pembentukan harga pasar.

Mengapa belajar Ilmu Ekonomi ?
Seperti kita ketahui Ilmu ekonomi mempelajari daya upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraan. Pada hakekatnya yang dipelajari oleh Ilmu Ekonomi terbatas pada kesejahteraan materiil, yaitu yang berhubungan dengan benda dan jasa.
Di dalam kehidupan di masyarakat ada bagian dari kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi dengan benda dan jasa, misalnya : kebuuhan untuk hidup aman dan tentram, kebutuhan cinta kasih, kebutuhan berinteraksi dll. Kebutuhan tersebut sangat berhubungan dengan kejiwaan yang tidak selalu dapat dipenuhi dengan barang dan jasa.
 Untuk selanjutnya, kesejahteraan materiil yang berhubungan dengan barang dan jasa akan disebut kemakmuran. Dalam hal ini masyarakat dapat dikatakan makmur apabila semua kebutuhan dapat terpenuhi secara layak. Sehubungan itu secara kuantitas kemakmuran dapat diukur dengan banyaknya barang dan jasa yang dapat dihasilkan serta digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
 Sesuai dengan perkembangan penduduk serta perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi, jenis dan jumlah kebutuhan akan selalu bertambah. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut produksi barang dan jasa perlu terus menerus ditingkatkan.
 Dalam hal ini Ilmu Ekonomi sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan yang berhubungan dengan upaya untuk menciptakan kemakmuran masyarakat.
Kecuali hal tersebut di atas, Ilmu ekonomi juga memberi petunjuk cara pembagian pendapatan yang diperoleh dari produksi barang dan jasa secara adil dan merata. Dengan demikian Ilmu ekonomi dipelajari dalam upaya meningkatnya kemakmuran dan pemerataan pendapatan di kalangan masyarakat.
Menurut Case dan fair (dalam prinsip prinsip Ekonomi Mikro 2003) ada empat alasan utama dalam mempelajari Ilmu Ekonomi yakni: mempelajari kerangka berpikir, memahami masyarakat, memahami masalah-masalah global, dan pemberi suara yang berpengetahuan. :
1.       Mempelajari kerangka berpikir. Barang kali ini merupakan alasan yang penting dalam mempelajari Ilmu Ekonomi. Satu cara yang baik dalam mempelajari Ilmu Ekonomi adalah menelaah tiga konsepnya yang mendasar yakni : biaya peluang, marjinalisme, dan pasar efisien
a.       Biaya peluang (opportuinity cost) adalah apa yang kita korbankan bila kita memilih atau mengambil keputusan. Biaya peluang timbul karena sumber daya yang langka atau terbatas.
 b. Marjinalisme : Dalam menitik beratkan biaya dan membuat keputusan sangat penting memperhatikan marjinalisme yakni tambahan pengorbanan jika hasil ditingkatkan satu satuan
c.       Pasar yang efisien : Dalam kegiatan ekonomi “laba” merupakan satu hal yang sangat penting. Setiap pelaku ekonomi akan berupaya melakukan kegiatan ekonomi seefisien mungkin yakni bagaimana bisa menekan biaya tetapi tetap berproduksi yang berkualitas sehingga harga jualnya tinggi, sehingga akhirnya bisa mendatangkan laba yang besar.
2.       Memahami masyarakat : Alasan lain mempelajari Ilmu ekonomi adalah untuk memahami masyarakat dengan lebih baik. Keputusan-keputusan di masa lalu dan sekarang mempunyai dampak terhadap kehidupan ekonomi di masyarakat. Keadaan lingkungan fisik, tingkat kesejahteraan,dan jenis pekarjaan merupakan produk dari suatu sistem perekonomian.
3.       Memahami masalah global: Kejadian Internasional sering kali berdampak pada masalah ekonomi. Beberapa pihak mengklaim bahwa pertimbangan ekonomi mendominasi hubungan Internasional. Yang pasti para politisi menempatkan kesejahteraan ekonomi rakyat mereka berada di puncak preoritas. Isu penting bahwa kesenjangan negara miskin dengan negara kaya cukup tajam
4.       Menjadi pemberi suara yang berpengetahuan :
 Pemahaman terhadap Ilmu ekonomi adalah penting untuk menjadi pemberi suara yang berpengetahuan atau mampu menyampaikan ekonomi secara ilmiah. Saat berpartisipasi pada proses politik dan proses pendidikan, kita akan memberikan suara atau ide kita dengan mempertimbangkan masalah-masalah yang menuntut pemahaman dasar Ilmu ekonomi.
C.   Metode dan hukum ekonomi
Upaya untuk mengembangkan Ilmu Ekonomi dengan menggunakan metode, yang dikenal dengan metode ekonomi
Metode ekonomi terdiri dari : metode induktif, metode deduktif dan metode campuran :
1.       Metode induktif adalah suatu metode yang didasarkan pada beberapa kejadian nyata atau fakta di lapangan lalu ditarik menjadi sebuah keimpulan yang berupa teori atau hukum ekonomi. Sering dikatakan bahwa metode induksi itu berdasar pada hal-hal yang khusus menuju ke hal-hal yang bersifat umum.
2.       Metode deduktif adalah metode yang didasarkan pada teori-teori atau hukum untuk diterapkan padahal atau kejadian yang bersifat khusus. Sering dikatakan bahwa metode deduktif merupakan yang berdasar pada hal-hal yang umum menuju ke hal hal yang bersifat khusus.
3.       Metode campuran : merupakan perpaduan antara metode induktif dan metode deduktif.
Hukum Ekonomi dapat diartikan sebagai hubungan atau ketentuan umum dari dua atau beberapa peristiwa atau gerjala ekonomi. Contoh dua variabel ekonomi yang memiliki hubungan dan dapat dijadikan hukum ekonomi adalah “harga” dan “permintaan”, dapat disusun suatu hukum ekonomi dari dua variabel tersebut yakni: “jika harga naik maka permintaan turun dan sebaliknya jika harga turun maka permintaan naik”.
Diatas dinyatakan bahwa hukum ekonomi merupakan hubungan antar variabel-variabel ekonomi, dalam Ilmu ekonomi ada dua macam hubungan ekonomi yakni hubungan causal dan hubungan fungsional :
1.       Hubungan causal atau hubungan sebab akibat adalah hubungan dua variabel ekonomi, dimana variabel yang satu mengakibatkan terjadinya variabel yang lain,tetapi tidak bisa sebaliknya. Variabel X mempengaruhi variabel Y, tetapi variabel tidak mempengaruhi variabel, misalnya hubungan antara musim dengan jumlah produksi.
2.       Hubungan fungsional atrau hubungan Interdependence, sering juga disebut hubungan timbal balik yakni hubungan dua variabel yang keduanya saling mempengaruhi. Variabel X mempengaruhi variabel Y dan variabel Y mempengaruhi variabel x, misalnya : Hubungan antara harga dengan permintaan.
D.   Konsumsi, Produksi,dan Investasi
1.   Konsumsi
Konsumsi artinya kegiatan untuk mengurangi nilai dan guna barang. Pelaku dari kegiatan konsumsi disebut konsumen. Tinggi rendahnya konsumsi tergantung pada:
a.   Tingkat peradaban
b.   Besarnya pendapatan
c.   Selera konsumen
d.   Tinggi rendahnya kerja
e.   Lingkungan hidup konsumen

       Permintaan
James L. Pappas mendefinisikan permintaan sebagai jumlah barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh pelanggan selama periode tertentu berdasarkan kondisi tertentu. Adapun Prof. Dr. Winardi mengartikan permintaan sebagai jumlah suatu barang yang bersedia dibeli pada setiap harga tertentu, pada pasar tertentu, dan pada saat tertentu.
Permintaan seseorang atas suatu barang sebenarnya tidak hanya dipengaruhi oleh harga saja tetapi banyak faktor, seperti tingkat pendapatan dan sebagainya. Namun untuk menganalisis banyak faktor sangat rumit. Oleh karena itu,dalam menganalisis hukum permintaan, dipilih satu faktor yang paling menentukan, yaitu faktor harga. Sedangkan faktor lain diasumsikan mengalami perubahan atau ceteris paribus.
Permintaan terdiri dari permintaan efektif dan permintaan potensial. Peermintaan efektif, adalah permintaan dari konsumen atau pembeli yang disertai kemampuan membayar. Permintaan efektif akan mendorong kehidupan ekonomi sehingga akan memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan ekonomi. Permintaan potensial, permintaan yang memiliki kemampuan untuk membeli tetapi belum melaksanakan pembelian tersebut.
Hukum Permintaan
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah yang diminta. Dengan kata lain, jumlah permintaan terhadap suatu barang berbanding terbalik dengan harga. Jika harga tinggi permintaan sedikit dan jika harga rendah permintaan meningkat. Hukum permintaan menyatakan makin turun tingkat harga, makin banyak jumlah barang yang diminta, dan sebaliknya makin naik tingkat harga makin sedikit jumlah barang yang diminta.
Namun, perlu diwaspadai bahwa hukum permintaan adalah hukum ekonomi. Hukum ekonomi hanya berlaku dengan syarat jika keadaan di sekitarnya tidak berubah (ceteris paribus). Oleh karena itu, hukum ekonomi juga disebut tendens ekonomi, yaitu suatu kemungkinan yang berlaku, tetapi tidak dijamin kebenarannya karena:
1.       Kesenangan manusia terhadap barang tidak tetap,
2.       Kebudayaan manusia makin meningkat,
3.       Pendapatan masyarakat berubah-ubah, dan
4.       Jumlah penduduk cenderung bertambah.
Kurva permintaan
Untuk menggambarkan kurva permintaan, harga dianggap sebagai faktor dominan yang mempengaruhi permintaan. Faktor-faktor lain seperti selera konsumen, besarnya pendapat konsumen, ekspetasi atau harapan konsumen, serta harga barang-barang lain yang berkaitan dengan barang yang hendak dibeli konsumen dianggap tidak berubah (cateris paribus). Dengan demikian, kurva permintaan memperlihatkan pengaruh harga terhadap jumlah barang atau jasa yang dibeli.
Mari kita perhatian contoh kasus berikut ini:
Jika harga beras Rp 5.000 per kg, jumlah barang yang diminta sebanyak 140 ton. Jika harga naik menjadi Rp 5.400 per kg permintaan berkurang menjadi 100 ton. Jika harga turun menjadi Rp 4.600 per kg permintaan meningkat menjadi 180 ton.
Tabel Permintaan Beras
Situasi
Harga per kg
Jumlah (ton)
A
Rp      5.400
100
B
Rp      5.200
120
C
Rp      5.000
140
D
Rp      4.800
160
E
Rp      4.600
180
Berdasarkan contoh di atas, dapat disusun suatu daftar permintaan beras juga grafiknya. Sumbu Q (Quantity atau kuantitas) menunjukkan jumlah permintaan dan sumbu P (Price atau harga) menunjukkan harga tiap-tiap kg beras dengan satuan rupiah. Dengan menghubungkan titik-titik pertemuan harga dan permintaan, terbentuklah suatu garis lengkung yang disebut kurva permintaan (demand curve), yang sering dinyatakan dengan lambang D.
Implikasi apakah yang dapat kita tarik dari grafik di bawah? Nampak bahwa bentuk kurva memiliki kemiringan (slope) negatif atau bergerak menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Bentuk kurva seperti itu menunjukkan bahwa semakin rendah harga barang di pasar, semakin banyak barang yang akan dibeli oleh masyarakat.

§  Pada harga yang tinggi banyak pembeli yang tidak mampu membeli, atau mungkin cenderung mencari barang substitusi dengan harga terjangkau. Sebaliknya pada harga yang rendah pembeli mampu membeli barang atau jasa tersebut.
Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya permintaan antara lain :
1.      Harga : Jika harga naik maka permintaan turun dan jika harga turun maka permintaan naik.
2.      Selera konsumen : Konsumen cenderung membeli barang-barang yang menjadi seleranya.
3.      Tingkat peradaban : masyarakat yang tingkat peradabannya semakin tinggi akan semakin tinggi pula kebutuhannya.
4.      Lingkungan : Khususnya lingkungan tempat tinggal mempengaruhi hasrat mengkonsumsi.
5.      Pendapatan ; Semakin tinggi pendapatan seseorang cenderung semakin tinggi pula permintaan akan barang dan jasa.
2.   Produksi
Produksi artinya kegiatan menambah nilai dan guna barang. Pelaku kegiatan produksi disebut produsen.Tinggi rendahnya produksi tergantung pada:
a.   Besarnya konsumen atau jumlah penduduk
b.   Biaya produksi
c.   Selera konsumen
d.   Kemampuan teknologi
e.   Jumlah bahan baku
Fungsi produksi
 Tujuan setiap perusahaan adalah merubah dari input menjadi output. Pabrik mobil akan mengkombinasikan antara jumlah pekerja, waktu kerja, modal dll untuk memproduksi mobil. Petani mengkombinasikan tanah, bibit, pupuk, jam kerja dll untuk memperoleh hasil panen. Dalam hal ini hubungan antara input dan output dalam produksi disusun dalam fungsi produksi ( Production function ) yang berbentuk :
Q = f ( K, L, M....... )
Dimana Q mewakili output atau kuantias produk dalam preode tertentu, K mewakili mesin peralatan yaitu modal tetap, L mewakili jumlah jam tenaga kerja dan M mewakili bahan baku sebagai modal lancar. Bentuk dari notasi ini menunjukkan kemungkinan adanya variabel variabel yang mempengaruhi proses produksi.
 Biasanya fungsi produksi disederhanakan dengan asumsi bahwa produksi perusahaan hanya tergantung pada dua input yakni modal ( K ) dan tenaga kerja ( L ), maka fungsi produksi disederhanakan menjadi :
Q = f ( K, L )

Faktor produksi Sektor produksi dan perluasan produksi
Faktor produksi terdiri dari:
a.   Faktor produksi asli terdiri dari alam dan tenaga
b.   Faktor produksi turunan terdiri dari: modal dan skill
Sektor produksi terdiri dari:
a.   Sektor primer           :  terdiri dari ekstraktif dan agraris
b.   Sektor sekunder      :  terdiri dari kerajinan dan industri
c.   Sektor tertier           :  terdiri dari perdagangan
Usaha perluasan produksi terdiri dari:
a.   Intensifikasi artinya mengintensifkan faktor yang sudah ada
b.   Ekstensifikasi artinya memperluas faktor produksi
c.   Diversifikasi artinya menambah keanekaragaman produk
d.   Rasionalisasi artinya upaya berproduksi lebih efisien dengan menekan biaya produk dan menyebarkan kualitas produk

Penawaran
Dari pembicaraan kita mengenai permintaan, tampaklah bahwa permintaan merupakan kegiatan ekonomi yang dilihat dari sudut konsumen/pembeli. Pembicaraan mengenai penawaran ditinjau kutup lainnya, yaitu dilihat dari sudut produsen/penjual.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen pihak produsen menyediakan barang dan jasa. Barang dan jasa hasil dari produksi ini kemudian dijual kepada konsumen di pasar menurut tingkat dan harga tertentu. Harga yang ditawarkan beragam sesuai dengan situasi yang mempengaruhinya.
Dari sudut pandang produsen, jumlah barang yang akan dijual pada umumnya searah dengan harga barang tersebut, artinya semakin tinggi harga suatu barang, tentu saja semakin banyak barang yang akan dijual oleh produsen. Sebaliknya, semakin rendah harga suatu barang, maka jumlah barang yang akan dijual oleh produsen akan semakin sedikit.
Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa penawaran (supply) adalah jumlah barang atau jasa yang akan dijual (ditawarkan) pada tingkat harga dan situasi tertentu.

Hukum Penawaran
Hukum penawaran menunjukkan sifat keterkaitan antara jumlah penawaran berbanding sejajar dengan tingkat harga. Mengapa hal itu bisa terjadi? Bisa jadi karena kenaikan harga menyebabkan para produsen dan penjual mendapat keuntungan lebih dibandingkan sebelum kenaikan harga. Keuntungan mendorong produsen atau penjual memproduksi atau menjual barang lebih banyak.
Hukum penawaran hanya berlaku apabila keadaan lain yang mempengaruhi keadaan lain tidak berubah (ceteris paribus), di antaranya sebagai berikut.
a.       Penjual membutuhkan uang tunai dalam waktu dekat
b.       Jika penjual memerlukan uang tunai, jumlah penawaran tidak akan berkurang walaupun harga turun.
c.       Penjual tidak pesimis artinya penjual tidak berpikiran bahwa harga barang akan selalu turun. Jika penjual pesimis, walaupun harga turun, penawaran akan tetap banyak karena penjual khawatir harga akan terus turun.
d.       Perkembangan teknologi produksi sangat membantu proses produksi karena dapat meningkatkan produksi berlipat ganda. Barang yang banyak tentu menuntut agar semua barang terjual habis. Penjual tidak punya tempat yang cukup untuk menyiapkan barang
e.       Jika penjual tidak memilikinya, ia harus tetap menjual barang-barangnya walaupun harga sedang turun.
Hukum penawaran menjelaskan tentang adanya korelasi positif antara perubahan harga terhadap perubahan jumlah barang yang ditawarkan.
Hukum tersebut berbunyi sebagai berikut: “Makin rendah tingkat harga makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan dan sebaliknya makin tinggi tingkat harga makin banyak jumlah barang yang ditawarkan.”
Hukum penawaran tersebut juga berlaku dengan asumsi bahwa beberapa faktor dianggap tidak mengalami perubahan. Faktor-faktor tersebut ialah:
1         tingkat teknologi,
2         harga dari barang-barang lain,
3         biaya dari faktor produksi, dan
4         tujuan dari perusahaan.

Kurva Penawaran
Penjual (produsen) biasanya ingin menjual barang atau jasa yang diproduksinya dengan harga tinggi walaupun dengan resiko barang yang terjual sedikit. Untuk menjual pada tingkat harga yang diinginkan, seorang penjual harus mempunyai pengamatan yang cermat terhadap perilaku pasar. Penjual buah-buahan misalnya, ingin menjual dengan harga yang cukup tinggi di pasar. Sayangnya keinginan tersebut bertepatan dengan musim panen raya. Akibatnya di pasar akan berkerumun penjual buah-buahan sehingga harga buahan-buahan akan jatuh. Sebaliknya, apabila sedang tidak musim panen maka oleh karena konsumen sulit mendapatkan buah-buahan segar maka penjual dapat  menjual dengan harga yang cukup tinggi.

Perhatian tabel dan grafik di bawah ini:
Tabel Penawaran Gula Bulog
Situasi
Harga per kg
Jumlah (ton)
A
Rp      3.200
8
B
Rp      3.400
30
C
Rp      3.600
56
D
Rp      3.800
84
E
Rp      4.000
110

    
Gambar Kurva Penawaran Bulog
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penawaran :
a.       Teknologi produksi
      Tingkat kemajuan teknologi perusahaan menentukan kemampuan berproduksi perusahaan itu. Pada umumnya, semakin tinggi tingkat teknologi yang diterapkan semakin efisienlah perusahaan itu, biaya produksi dapat ditekan, dan pada akhirnya barang dan jasa yang ditawarkan pun akan bertambah.
b.       Munculnya produsen baru
      Munculnya produsen baru di pasaran akan menambah jumlah barang yang dijual dan ditawarkan.
c.       Biaya produksi
      Naik turunnya biaya produksi akan mengakibatkan naik dan turunnya jumlah produksi. Hal ini akan mempengaruhi penawaran suatu jenis barang.
d.       Harapan atau ekspektasi produsen
      Apabila produsen memperkirakan adanya peningkatan harga barang atau jasa, penurunan harga sumber-sumber produksi, juga peningkatan pendapatan konsumen, maka produsen itu akan semakin meningkatkan besarnya penawaran kepada konsumen.

3.    Investasi
Investasi yang lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Tabungan dari sektor rumah tanggal melalui institusi-institusi keuangan akan mengalir ke sektor perusahaan. Apabila para pengusaha menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal, maka pengeluaran tersebut dinamakan investasi. Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan.
Dalam praktiknya digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran-pengeluaran berikut:
1.    Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2.    Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
3.    Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang menjadi dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan invetasi bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi netto.
      Penentu-penentu Tingkat Investasi
Penanam modal melakukan investasi bukan untuk memenuhi kebutuhan. mereka tertutup untuk mencari keuntungan. Dengan demikian banyaknya keuntungan yang akan diperoleh besar sekali peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan oleh para pengusaha. Di samping ditentukan oleh harapan di masa depan untuk memperoleh untung, beberapa faktor lain juga penting peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian.

       Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah:
1.    Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh.
2.    Suku bunga.
3.    Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
4.    Kemajuan teknologi
5.    Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya
6.    Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.

E.   Hubungan Rumah Tangga Konsumsi dengan Rumah Tangga Produksi
Rumah tangga konsumsi merupakan masyarakat sebagai konsumen. Rumah tangga konsumsi (RTK) memiliki faktor produksi yang dijual kepada rumah tangga produksi (RTP) atau perusahaan. Faktor produksi yang dimiliki oleh RTK terdiri dari tanah, tenaga kerja, skill, dan modal, faktor produksi ini menghasilkan sewa tanah, upah tenaga kerja, bunga modal, dan laba dari pemilik skill. Rumah tangga produksi (perusahaan) menghasilkan barang yang dijual kepada RTK dan RTP mendapatkan pendapatan. Peranan pemerintah di dalam hubungan antara RTK dengan RTP adalah sebagai pengendali sehingga terjadi kestabilan hubungan antara RTP dan RTK, pemerintah berfungsi sebagai pelindung terhadap RTK dan RTP. Pemerintah juga mendapatkan pajak dari RTP dan pajak perseorangan dari RTK. Arus hubungan antara RTP dan RTK serta pemerintah dapat digambarkan sebagai berikut.
Rumah tangga produksi terdiri dari berbagai badan usaha dan perusahaan. Perbedaan badan usaha dengan perusahaan adalah:
Badan Usaha
Perusahaan
1.   Organisasi ekonomi yang bertujuan untuk mencari keuntungan
2.   Bentuk badan usaha antara lain: perusahaan perseorangan, firma, CV, dan PT.
1.   Alat dari badan usaha yang tujuannya menjalankan proses produksi.
2.   Bentuk perusahaan antara lain: toko, bengkel, rumah makan, bank, dan lain-lain.

Ditinjau dari kepemilikannya, badan usaha dimiliki oleh pemerintah (BUMN), swasta (BUMS), campuran swasta dan pemerintah, campuran dalam negeri dan luar negeri, dan koperasi. Tujuan dari BUMN antara lain:
1.   Melindungi kepentingan umum
2.   Mencegah monopoli swasta
3.   Untuk pendapatan negara
Keberadaan BUMN didasarkan pada Pasal 33 ayat (2) dan (3) Undang-undang Dasar 1945. Bentuk BUMN terdiri dari : Perjan (Perusahaan Jawatan), Perum (Perusahaan Umum), dan Persero.

F.   Kesejahteraan dan Permasalahannya
Telah diuraikan di atas bahwa Ilmu ekonomi adalah Ilmu yang dipelajari dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran. Indikator dari kesejahteraan terpenuhinya semua kebutuhan secara layak. Namun untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran bukan suatu hal yang mudah, karena penuh dengan permasalahan-permasalahan yang harus ditanggulangi.

Permasalahan ekonomi dewasa ini
Dewasa ini semua Negara dan manusia di dunia harus menghadapi inti permasalahan ekonomi yakni keterbatasan barang dan jasa sebagai alat pemuas seiring dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
Pada umumnya negara-negara di dunia khususnya negara berkembang dan miskin menghadapi masalah-masalah ekonomi berikut ini :

1.       Problema kependudukan :
Sebagian besar negara di dunia menghadapi problema kependudukan atau demografi yakni problema tentang cepatnya pertumbuhan penduduk, bahkan terjadi ledakan penduduk yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi dan lapangan kerja sehingga berdampak makro di bidang sosial dan ekonomi. Indonesia dalam bidang kependudukan juga menghadapi problema pokok yakni : pertumbuhanm penduduk yang termasuk tinggi, dan kepadatan penduduk yang tidak merata. Problema ini tentu saja sangat berdampak pada banyak bidang, khususnya bidang sosial dan ekonomi.
2          Pengangguran dan Inflasi :
Masalah pengangguran terjadi di banyak negara, khususnya negara miskin dan berkembang, tentu saja termasuk Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan penyediaan kesempatan kerja merupakan faktor dominan terjadinya pengangguran disamping karena faktor yang lain diantaranya : rendahnya kualitas sumber daya manusia, rendahnya investasi, kemalasan manusia, melemahnya kepercayaan pihak luar negeri dll. Tingginya pengangguran sebagai tolok ukur rendahnya produksi dan berakibat pada minimnya jumlah barang, bahkan terjadi kelangkaan produk yang dibutuhkan masyarakat, tentu saja hal ini akan berdampak pada naiknya harga barang pada umumnya yang kita kenal dengan inflasi. Negara manapun di dunia ini akan berusaha menstabilkan perekonomiannya dengan upaya utamanya melalui pengendalian laju inflasi.
3.       Pertumbuhan dan pencemaran :
Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan selalu diiringi dan disebabkan oleh pertumbuhan produksi. Pertumbuhan produksi ditandai dengan pertumbuhan beberapa sektor produksi : ekstraktip, agraris, industri, perdagangan dan jasa. Pertumbuhan sektor produksi tersebut khususnya sektor industri, agraris dan ekstraktip sangat mempengaruhi kualitas lingkungan, sehingga sering kita jumpai dampak negatip dari pertumbuhan sektor ini menimbulkan pencemaran di darat, laut maupun udara yang sangat mengganggu pada kualitas pertumbuhan mahluk hidup.
4.       Masalah kemiskinan dan kesehatan :
Rendahnya produksi, rendahnya kesempatan kerja, tingginya angkatan kerja, tingginya jumlah pengangguran akan berakibat pada rendahnya pendapatan induvidu dan masyarakat yang tentu saja akan berakibat tingginya angka kemiskinan.
Kemiskinan akan sangat berdampak pada rendahnya kemampuan untuk menjaga kesehatannya. Kondisi ini banyak terjadi di negara negara berkembang, lebih lebih pada negara-negara miskin.
5.       Krisis energi :
Energi merupakan bagian yang sangat penting bagi perekonomian, khususnya sektor industri. Keberadaan dan produktifitas industri suatu negara sangat ditentukan oleh kemampuan untuk menyediakan energi khususnya sebagai sumber tenaga. Kemampuan menyediakan energi ini sangat ditentukan oleh faktor alam yang dimiliki suatu negara dan sumber daya alam yang dimiliki khususnya minyak, batu bara dan gas. Banyak negara maju yang mengalokasikan dananya cukup besar memenuhi kebutuhan energi

       Politik Ekonomi
Politik ekonomi dapat diartikan kebijakan negara di bidang ekonomi. Kebijakan di bidang ekonomi suatu negara pada umumnya diarahkan pada antisipasi dan penanggulangan masalah-masalah perekonomian yang dihadapinya, tentu saja dengan memperhatikan skala preoritas. Pada akhirnya kebijakan ekonomi suatu negara bertujuan untuk menciptakan kestabilan ekonomi dalam rangka menciptakan kemahmuran suatu negara.
Empat kreteria yang biasanya digunakan untuk menentukan kebijakan ekonomi antara lain :
1.       Efisiensi : Dalam Ilmu ekonomi efisiensi diartikan perekonomian yang menghasilkan apa yang diinginkan masyarakat dan negara dengan menekan biaya serendah mungkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
2.       Keadilan : Keadilan dapat diartikan pembagian dan pendistribusian yang merata sesuai dengan hak dan kewajibannya. Negara akan berusaha untuk mendistribusikan kemakmuran secara merata sesuai dengan hak dan kewajibannya.
3         Pertumbuhan : Kebijakan ekonomi suatu negara akan selalu ditujukan pada pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi sangat diharapkan terjadinya pertumbuhan pendapatan percapita dan terciptanya kemakmuran secara merata.
4         Stabilitas: Semua negara mengharapkan adanya stabilitas,khususnya di bidang ekonomi. Stabilitas memiliki tolok ukur kemampuan suatu negara untuk menanggulangi rintangam dan kegoncangan khususnya bidang ekonomi. Stabilitas ekonomi suatu negara sangat tergantung pada kemampuan negara untuk menanggulangi laju inflasi atau mengupayakan laju inflasi tetap rendah
Kebijakan ekonomi suatu negara dapat meliputi : kebijakan moneter, kebijakan fiscal, kebijakan ekonomi Internasional, kebijakan harga kebutuhan pokok dll.


DAFTAR RUJUKAN
Case & Fair, 1999, Mikro Ekonomi Intermediate ( terjemahan ), Jakarta : Gramedia.
Case & Fair, 2003, Prinsip prinsip ekonomi mikro ( terjemahan ), Jakarta : Gramedia.
P.A. Samuelson, W.D. Nardhaus, 2000, Macro Economics, 17th Edition, New York: McGraw Hill Company, Inc. All Right Reserved
Richard.G, Peter O, Pengantar Ilmu Ekonomi (Terjemahan Anas Malik). Jakarta : Bina Aksara.
Sadono Sukirno, 2004, Makro Ekonomi Teori Pengantar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suparlan, B, 1995. bahan ajar Ekonomi SMA, Malang : YA3
Suparlan, B, 2005, Model pembelajaran ekonomi dan Akuntansi, Jakarta  Pusat Kurikulum

Related Posts

Post a Comment