-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Makalah Psikologi Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia Dini

3 comments

KATA PENGANTAR

 

Alhamdulillah, akhirnya  penulis  dapat  menyelesaikan  makalah  yang berjudul “Psikologi Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia” menghadapi  hambatan  sedikitpun.  Psikologi  pendidikan  adalah  cabang  dari psikologi  yang  meneliti  dan  menelaah  pendidikan  mempelajari  bagaimana manusia  belajar.  Dalam  hal  ini,  psikologi  pendidikan  diindikasikan  memiliki peranan yang sangat penting dalam penyelenggaraan proses pendidikan, salah satunya adalah pada pendidikan anak usia dini.

Terima kasih banyak penulis haturkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi  dalam  penyusunan  makalah  ini  hingga  rampung,  di  antaranya yaitu:

1.   Dosen Mata Kuliah Pengantar Psikologi, Dra. Hj. Asni Ilham, S.Pd, M.Si

2.   Rekan-rekan Mahasiswa Semester 8 S1 PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan UNG

Penulis tidak menutup diri pada saran dan kritik yang pantas penulis dapatkan guna lebih memperluas wawasan penulis sehubungan dengan materi makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Wassalam

 

Boalemo, April 2010

Penyusun


 

DAFTAR ISI

 

 

KATA PENGANTAR...............................................................              i

DAFTAR ISI ..........................................................................             ii

BAB I   PENDAHULUAN.........................................................              1

A.  LATAR BELAKANG...............................................              1

B.  RUMUSAN MASALAH..........................................              1

BAB II   PEMBAHASAN.........................................................              2

A.  PSIKOLOGI PENDIDIKAN.....................................             2

B.  PENDIDIKAN ANAK USIA DINI.............................              4

C.  PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN PADA

      PENDIDIKAN ANAK USIA DINI............................              6

BAB III   PENUTUP ...............................................................              7

DAFTAR PUSTAKA  


 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.  LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan proses tiada henti sejak manusia dilahirkan hingga akhir  hayat.  Bahkan  banyak  pendapat  mengatakan  bahwa  pendidikan  sudah dimulai  sejak  manusia  masih  berada  dalam  kandungan  (pra-natal).  Pastinya, proses pendidikan akan dan harus dialami dan dijalani oleh setiap manusia di setiap waktu.

Masa usia dini (2 – 5 tahun) adalah salah satu fase pendidikan yang dijalani oleh manusia. Masa ini merupakan masa pendidikan yang lebih terfokus pada psikomotor anak serta penanaman akhlaq dan sikap hidup anak didik. 

Psikologi  pendidikan  sebagai  salah  satu  cabang  ilmu  psikologi, memberikan kontribusi penting pada proses pendidikan anak usia dini. Tidak bisa dipungkiri  lagi  bahwa  sudah  sejak  lama  bidang  psikologi  pendidikan  telah digunakan sebagai landasan dalam pengembangan teori dan praktek pendidikan dan telah memberikan kontribusi yang besar terhadap pendidikan, diantaranya terhadap pengembangan kurikulum, sistem pembelajaran dan sistem penilaian.

 

B.  RUMUSAN MASALAH

Banyak  masalah  yang  dapat  diangkat  mengenai  psikologi  pendidikan dalam pendidikan anak usia dini. Pada makalah ini penulis akan mengangkat masalah  Bagaimana peranan psikologi pendidikan pada pendidikan anak usia dini”.

Beberapa pertanyaan masalah yang akan penulis bahas yaitu:

1.        Apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan?

2.        Apa yang dimaksud dengan pendidikan anak usia dini?

3.        Bagaimana peranan psikologi pendidikan pada pendidikan anak usia dini?


 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.  PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi  psikologi  membatasi  pada  manifestasi  dan  ekspresi  dari  jiwa/mental tersebut  yakni  berupa  tingkah  laku  dan  proses  atau  kegiatannya,  sehingga Psikologi  dapat  didefinisikan  sebagai  ilmu  pengetahuan  yang  mempelajari tingkah laku dan proses mental. 

Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.) Tetapi, orang di sepanjang sejarah telah memperhatikan masalah psikologi. Seperti filsuf Yunani  terutama  Plato  dan  Aristoteles.  Setelah  itu  St.  Augustine  (354-430) dianggap  tokoh  besar  dalam  psikologi  modern  karena  perhatiannya  pada intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi. Descrates (1596-1650)  mengajukan  teori  bahwa  hewan  adalah  mesin  yang  dapat  dipelajari sebagaimana  mesin  lainnya.  Ia  juga  memperkenalkan  konsep  kerja  refleks.

Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan belas—Leibnits,  Hobbes,  Locke,  Kant,  dan  Hume—memberikan  sumbangan  dalam bidang  psikologi.  Pada  waktu  itu  psikologi  masih  berbentuk  wacana  belum menjadi ilmu pengetahuan.

Wilayah Aplikasi psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi dapat diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia dengan spesialisasi membuat wilayah aplikasi ini rancu. misalnya, seorang ahli psikologi pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD sebuah perusahaan, atau sebaliknya.

1.  Psikologi pendidikan 

Psikologi pendidikan adalah perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori dalam psikologi  perkembangan  dan  psikologi  sosial  digunakan  di  psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah. 

2.  Psikologi sekolah 

Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi. 

3.  Psikologi Industri dan Organisasi 

Psikologi  industri  memfokuskan  pada  mengembangkan,  mengevaluasi dan memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu, sedangkan psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi mempengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya. 

4.  Psikologi Kerekayasaan 

Penerapan Psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (human error). 

5.  Psikologi Klinis 

Adalah  bidang  studi  psikologi  dan  juga  penerapan  psikologi  dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal.

Dalam  Undang-Undang  NKRI  Nomor  20  Tahun  2003  tentang  Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan pembangunan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,  akhlak  mulia  serta  keterampilan  yang  diperlukan  dirinya, masyarakat, bangsa dan negara  Berkaitan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional tersebut maka pendidik  mempunyai  peranan  penting  dalam  meningkatkan  keberhasilan pendidikan.

Standar  nasional  pendidikan  No.  19  Tahun  2005  menjelaskan  bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,  menyenangkan,  menantang,  memotivasi  peserta  didik  untuk berpartisipasi  aktif,  serta  memberikan  ruang  yang  cukup  bagi  prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Dalam  hal  ini,  psikologi  pendidikan  adalah  cabang  psikologi  yang mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran,  cara  mengajar, dan  pengelolaan organisasi  sekolah  guna mencapai  tujuan  pendidikan  nasional  yang  sesuai  dengan  standar  nasional pendidikan sehingga terselenggara proses pendidikan yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat  dan perkembangan  fisik  serta  psikologis  peserta didik.

 

B.  PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Sekarang ini memang sedang ada kecenderungan anak "masuk" sekolah sedini mungkin, terutama di kota-kota besar. Bahkan sebelum berusia 2 tahun pun sudah bisa diterima di suatu sekolah. Hal ini terjadi karena banyak ibu yang bekerja diluar rumah, sehingga anak tidak mendapat pengasuhan atau stimulasi yang  optimal.  Kalau  anda/keluarga  mempunyai  kesempatan  mengasuh  anak sendiri di rumah, anda juga bisa melakukan bimbingan agar anak kelak tidak pemalu tetapi cerdas, percaya diri, dan mudah menyesuaikan diri. Jadi biasakan anak bertemu dan bermain dengan anak lain yang sebaya, serta beri kesempatan ia pergi dengan orang dewasa lain yang dapat dipercaya selain orang tuanya sendiri. Umumnya usia yang baik untuk anak memulai sekolah TK pada usia 4-5 tahun. Sambil menanti usia ini ada baiknya anda dan anggota keluarga lainnya bisa mengoptimalkan perkembangan anak di rumah. Menjamurnya  lembaga-lembaga  pendidikan untuk  anak-anak  usia dini memunculkan  berbagai  akibat,  baik  positif  maupun  negatif.  Menilik  pada pernyataan di atas, memang kurang tepat apabila anak-anak usia dini ‘dipaksa’ untuk  mengikuti  proses  pendidikan  di  luar  lingkungan  keluarganya.  Apalagi dengan  banyaknya  kekurangpahaman  lembaga-lembaga  penyelenggara pendidikan  anak  usia  dini  terhadap  psikologi  perkembangan  anak  yang berpengaruh terhadap metode pembelajaran yang diterapkan.

Kurangnya  pemahaman  terhadap  metode  pembelajaran  mungkin disebabkan kebingungan para tenaga pendidik. Dalam mengajar mereka hanya berorientasi  pada  faktor  pemikiran.  Padahal  dalam  mendidik  anak  usia  dini, faktor emosi juga menjadi hal yang tak kalah penting.  Keberhasilan  pembelajaran  sangat  dipengaruhi  oleh  faktor  itu.  Dalam suasana emosi yang gembira, mereka menjadi mudah menangkap maksud yang disampaikan.  Oleh  karena  itu  pembelajaran  yang  diterapkan  menggunakan metode belajar sambil bermain. 

Dalam PAUD, anak-anak tidak diwajibkan bisa membaca, menulis, dan berhitung (calistung). Tapi seringkali dalam seleksi masuk SD, siswa diharuskan menguasai calistung. Kemampuan anak dalam calistung menjadi kewajiban para guru SD. 

Menurut staf pengajar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) Dr Soemiarti  Patmonodewo,  tidak  menjadi  masalah  jika  calistung  diajarkan  di lembaga PAUD. Asalkan, penyampaiannya dilakukan dengan cara yang tepat. "Kesalahan  dalam  penyampaian  justru  akan  membuat  anak  stres,''  ujarnya.

Pemberian perintah secara langsung, kata dia, sebaiknya dihindari. Sebab bisa membuat anak tertekan. "Kondisi itu membuat tujuan dari pembelajaran akan susah tercapai.''

Dapat  disimpulkan  bahwa  pendidikan  anak  usia  dini  ialah  proses pendidikan  yang  diselenggarakan  bagi  anak-anak  balita  guna  membentuk mental, akhlak, dan kepribadian, serta perilaku. Alangkah baiknya PAUD dapat diselenggarakan  di  lingkungan  rumah  bersama  keluarga,  sehingga  tetap memperhatikan perkembangan peserta didik secara komprehensif, walau sangat penting juga bagi anak untuk bersosial dengan teman sebayanya.

 

C.  PERANAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Kajian  psikologi  pendidikan  telah  melahirkan  berbagai  teori  yang mendasari sistem pembelajaran. Kita mengenal adanya sejumlah teori dalam pembelajaran,  seperti  :  teori  classical  conditioning,  connectionism,  operant conditioning,  gestalt,  teori  daya,  teori  kognitif  dan  teori-teori  pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang menyertai kelemahan dari masing-masing teori  tersebut,  pada  kenyataannya  teori-teori  tersebut  telah  memberikan sumbangan yang signifikan dalam proses pembelajaran.

Di  samping  itu,  kajian  psikologi  pendidikan  telah  melahirkan  pula sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi kegiatan pembelajaran Nasution (Daeng Sudirwo,2002) mengetengahkan tiga belas prinsip dalam belajar, yakni :

1.     Agar seorang benar-benar belajar, ia harus mempunyai suatu tujuan 

2.     Tujuan  itu  harus  timbul  dari  atau  berhubungan  dengan  kebutuhan hidupnya dan bukan karena dipaksakan oleh orang lain. 

3.     Orang  itu  harus  bersedia  mengalami  bermacam-macam  kesulitan  dan berusaha dengan tekun untuk mencapai tujuan yang berharga baginya. 

4.     Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya. 

5.     Selain  tujuan  pokok  yang  hendak  dicapai,  diperolehnya  pula  hasil sambilan. 

6.     Belajar lebih berhasil dengan jalan berbuat atau melakukan. 

7.     Seseorang  belajar  sebagai  keseluruhan,  tidak  hanya  aspek  intelektual namun termasuk pula aspek emosional, sosial, etis dan sebagainya. 

8.     Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari orang lain. 

9.     Untuk belajar diperlukan insight. Apa yang dipelajari harus benar-benar dipahami. Belajar bukan sekedar menghafal fakta lepas secara verbalistis. 

10.  Disamping mengejar tujuan belajar yang sebenarnya, seseorang sering mengejar tujuan-tujuan lain. 

11.  Belajar  lebih  berhasil,  apabila  usaha  itu  memberi  sukses  yang menyenangkan. 

12.  Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh pemahaman. 

13.  Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat untuk belajar.

Fase  perkembangan  psikologi,  menurut  Hurlock  (1980)  yang  memberi istilah “strages  in  the  life  span” (tingkatan-tingkatan  dalam  rentang  waktu kehidupan) bagi seluruh proses perkembangan individu, diantaranya ialah fase anak-anak yang ciri-cirinya sebagai berikut:

1.   Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain seperti lompat jauh, lompat tinggi dan sebagainya.

2.   Membina  sikap  yang  sehat  (positif)  terhadap  dirinya  sendiri  sebagai seorang individu yang sedang berkembang.

3.   Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral yang berlaku di masyarakat.

4.   Belajar memainkan peran.

5.   Mengembangkan  dasar-dasar  keterampilan  membaca,  menulis,  dan berhitung.

6.   Mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan kehidupan sehari-hari.

7.   Belajar mencapai kemerdekaan atau kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri.

Psikologi  pendidikan  memiliki  peranan  yang  sangat  penting  dalam penyelenggaraan  PAUD,  baik  itu  di  lingkungan  rumah  maupun  di  lembaga-lembaga  penyelenggara  PAUD.  Dengan  psikologi  pendidikan,  kita  dapat merencanakan  dan  mengambil  langkah-langkah  yang  tepat  dalam menyelenggarakan  pendidikan  bagi  anak-anak  usia  dini.  Kita  juga  dapat menentukan  materi,  metode,  pendekatan,  kurikulum,  serta  sistem  penilaian yang tepat untuk peserta didik.


 

BAB III

PENUTUP

 

Dari pembahasan di atas, dapat kita ambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1.        Psikologi  pendidikan  adalah  cabang  ilmu  psikologi  yang  mempelajari bagaimana manusia belajar guna mencapai tujuan pendidikan nasional yang sesuai dengan standar nasional pendidikan sehingga terselenggara proses pendidikan  yang  interaktif,  inspiratif,  menyenangkan,  menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

2.        pendidikan anak usia dini ialah proses pendidikan yang diselenggarakan bagi anak-anak balita guna membentuk mental, akhlak, dan kepribadian, serta perilaku  yang  alangkah  baiknya  diselenggarakan  di  lingkungan  rumah bersama  keluarga,  sehingga  tetap  memperhatikan  perkembangan  peserta didik  secara  komprehensif,  walau  sangat  penting  juga  bagi  anak  untuk bersosial dengan teman sebayanya.

3.        Psikologi  pendidikan  memiliki  peranan  yang  sangat  mendasar  dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya bagi anak usia dini, karena dengan psikologi  pendidikan,  kita  dapat  merencanakan  dan  mengambil  langkah-langkah yang tepat dalam menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak usia dini. 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Suryabrata,  Sumadi,  2004,  Psikologi  Pendidikan,  Jakarta:  Raja  Grafindo Persada

Atkinson, Pengantar Psikologi, Batam: Interaksara 

Chaplin, James P., 2005, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: Rajawali Press 

Sudarsono, 2004, Pengantar Kuliah Psikologi Umum, Fak. psikologi Unas Pasim 

Suryabrata, Sumadi, 1982, Psikologi Kepribadian, Jakarta: Rajawali Press

 

Related Posts

3 comments

  1. Baru kutemuan tulisan ini. tx admin
    Hampudoi
    YakangID

    ReplyDelete
  2. terimakasih membantu sekali

    ReplyDelete
  3. terimakasih sangat membantu

    ReplyDelete

Post a Comment