BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah yang mendasar bagi pemerintahan suatu bangsa atau negara adalah mencari wujud kondisi masyarakat secara ideal dan bagaimana cara merealisasikannya. Hal inilah yang menjadi beban yang diamanatkan masyarakat kepada negara melalui pemerintahan yang ada didalamnya, sehingga dalam kurun masa tertentu, pemerintahan suatu negara bertugas melakukan pembangunan pada seluruh warga negara tersebut menuju kondisi yang lebih baik. Untuk itu, pemenuhan kesejahteraan individu yang meliputi pendapatan, pendidikan, kesehatan, kualitas hidup termasuk kebutuhan akan adanya harga diri sangat dipengaruhi oleh paradigma pembangunan yang dianut pada masing-masing negara.
Mengingat peranannya yang besar itu, pantaslah jika GBHN 1993, menegaskan bahwa dalam kerangka pem-bangunan ekonomi sebagai penggerak utama pembangunan, sangat perlu dilakukan penataan industri nasional. Dalam kaitan ini, pembangunan industri diarahkan pada penguatan dan pendalaman struktur industri untuk terus meningkatkan efisiensi dan daya saing industri menuju kemandirian, serta menghasilkan barang yang makin bermutu yang dikaitkan dengan pengembangan sektor lainnya, baik untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
Bersamaan dengan itu perlu terus ditingkatkan kemampuan rancang bangun dan rekayasa industri dengan memanfaatkan kemampuan teknologi untuk dapat menghasilkan produk unggulan bernilai tambah yang tinggi dan padat keterampilan. Penyebaran lokasi industri keluar Jawa diarahkan untuk mendorong pusat-pusat pertumbuhan industri di daerah yang potensial untuk dikembangkan sebagai upaya pemerataan kesempatan dan lapangan kerja, kesempatan usaha, dan pemanfaatan sumber daya setempat secara optimal dengan tetap memelihara kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Dengan berdasarkan latar belakang
tersebut diatas, penulis merumuskan judul “Teori Pembangunan Kontemporer”.
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi dari masalah yang akan penulis bahas adalah: cara dan proses pembangunan kontemporer sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pembangunan sosial.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan gambaran diatas, maka penulis merumuskan masalah “Apakah dengan adanya penerapan teori pembangunan kontemporer dapat menyikapi permasalahan pembangunan di suatu negara”?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Adapun tujuan dan manfaat penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang pembangunan kontemporer ..
BAB II
2.1 Hakekat Pembangunan
Secara terminologis, di Indonesia pembangunan identik dengan istilah development, modernization, westernization, empowering, industrialization, economic growth, europanization, bahkan istilah tersebut juga sering disamakan dengan term political change. Dalam Tjokrowinoto (2004:7) Identifikasi pembangunan dengan beberapa term tersebut lahir karena pembangunan memiliki makna yang multi-interpretable, sehingga kerap kali istilah tersebut disamakan dengan beberapa term lain masyarakat sebuah ang berlainan arti. Makna dasar dari development adalah pembangunan. Artinya serangkaian upaya atau langkah untuk memajukan kondisi masyarakat sebuah kawasan atau negara dengan konsep pembangunan tertentu konsep pembangunan tertentu.
2.2 Industrialisasi
Industrialisasi merupakan suatu proses interkasi antara perkembangan teknologi, inovasi, spesialisasi dan perdagangan dunia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dengan mendorong perubahan struktur ekonomi. Awal konsep
industrialisasi berasal daru Revolusi industri abad 18 di Inggris, juga penemuan metode baru dalam pemintalan dan penemuan kapas yang menciptakan spesialisasi produksi dan peningkatan produktivitas faktor produksi.
Industri diklasifikasikan menjadi :
a) Industri primer/ hulu yaitu mengolah output dari sektor pertambangan (bahan mentah) menjadi bahan baku siap pakai untuk kebutuhan proses produksi pada tahap selanjutnya
b) Industri sekunder/ manufaktur yang mencakup: industri pembuat modal (mesin), barang setengah jadi dan alat produksi, dan industri hilir yang memproduksi produk konsumsi
Perbedaan mendasar antara pendapat Paul baran dengan Karl Marx adalah pada kondisi industrialisasi yang terjadi di Negara maju dan Negara terbelakang. Kaum Marxisber pendapat bahwa Negara Dunia Ketiga saat ini masih dalam kondisi tidur pulas dan tidak melakukan upaya untuk mencapai kemajuan, sentuhan Negara maju dengan kapitalisasinya akan membangunkan Negara Dunia Ketiga dan akan mampu mencapai kemajuan yang diinginkan . pendapat ini disangkal oleh Paul Baran bahwa sentuhan Negara kapitalis memang dapat membangunkan Negara pra-kapitalis, namun Negara tersebut akan tetap mengalami keterbelakangan karena kapitalisasi di Negara maju berbeda dengan kapitalisasi di Negara terbelakang. Penjelasan ini tertuang dalam bukunya berjudul The Political Economy Of Growth yang diterbitkan tahun 1951.
Paul baran berpendapat bahwa kapitalisme yang berkembang di Negara maju melalui tiga prasyarat utama, yaitu:
1. Meningkatnya produksi diikuti dengan tercerabutnya masyarakat petani dari pedesaan
2. Meningkatnya produksi komoditi dan terjadinya pembagian kerja mengakibatkan sebagian orang menjadi buruh yang menjual tenaga kerjanya sehingga sulit menjadi kaya, dan sebagian kelompok lagi menjadi majikan dengan kekayaan melimpah
3. Pengumpulan harta di tangan para pedagang dan tuan tanah
Tiga faktor itulah yang menyebabkan kapitalisme di Eropa dapat membawa kemajuan karena terjadi investasi domestic dalam bidang industri. Di Negara pinggiran mengalami kondisi berbeda dengan di Negara maju. Industrialisai yang berjalan lebih dikuasai oleh para pemodal asing dengan kekuatan dana yang dimilikinya,sehingga pertumbuhan surplus ekonomi di Negara pinggiran tersebutpada dasarnya adalah keuntungan para pemodal asing yang memiliki usaha di Negara pinggiran. Kondisi ini juga membawa kematian pada industri yang digerakkan dari modal domestic yang memiliki nilai tukar mata uang lebih rendah dari pada nilai tukar mata uang pemodal asing.
Industrialisasi di Negara terbelakang juga mengundang pemodal asing yang berhasrat menginvestasikan modalnya di Negara terbelakang tersebut. Investasi modal Negara maju ini juga membawa tenaga-tenaga terampil dari Negara tersebut untuk mengelolah investasi yang telah dilakukan Negara asing. Upah tenaga terampil asing lebih mahal dari upah tenaga terapil dalam negeri, sehingga pendapatan tenaga kerja asing yang ada di Negara terbelakang lebih tinggi dari pendapatan tenaga kerja domestic di Negara terbelakang itu sendiri.
Ancaman lain juga dating dari dalam Negara terbelakang atas industrialisasi yang terjadi di Negara tersebut. Pertama, Negara tidak memiliki kemampuan untuk melakukan proteksi terhadap industri lokal seperti menjadi tamu di rumah sendiri. Kedua, muncul gajala kretinisme, yaitu keengganan manusia untuk maju dan lebih suka dengan kondisi yang telah dialaminya. Sesuatu yang telah didapatkan, baik berupa keuntungan materiil maupun kesejateraan adalah sesuatu yang perlu dilestarikan secara stabil, tanpa memerlukan perubahan untuk meningkatkannya. Pandangan inilah yang kemudian menyebabkan Negara terbelakang menjadi terhambat dalam mencapai kemajuan.
2.3 Pembangunan Industrialisasi
Industrialisasi (industrialization) merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan ekonomi. Term ini bermakna perubahan atau peralihan orientasi mata pencaharian dari yang bersifat agraris atau bercocok tanam menuju bentuk pekerjaan industri. Manusia tidak lagi memposisikan dirinya untuk tergantung penuh pada produk jadi alam dalam memenihi kebutuhannya, namun lebih pada pemanfaatan sumber daya alam untuk mendapatkan kebahagiaan dengan kemampuan teknologi yang dimiliki manusia. Hanya beberapa Negara dengan penduduk sedikit & kekayaan alam melimpah seperti Kuwait & Libya ingin mencapai pendapatan yang tinggi tanpa industrialisasi.
Faktor pendorong industrialisasi (perbedaan intensitas dalam proses industrialisasi antar negara) antara lain sebagai berikut :
a) Kemampuan teknologi dan inovasi
b) Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
c) Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat
d) Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk. Indonesia dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi
e) Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan.
f) Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi
g) Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor.
Pendapatan nasional merupakan salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk menilai kondisi pembangunan sosial suatu negara. Pendapatan nasional merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun. Pendapatan nasional merupakan seluruh barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh suatu negara. Maka, dengan mengetahui pendapatan nasional suatu negara dapat diukur pula tingkat kemakmuran rakyatnya. Karena secara konsep apabila suatu negara sudah dapat menghasilkan barang atau jasa dengan nilai tinggi, maka masyarakat negara yang bersangkutan dapat dikatakan memiliki kecukupan dalam hidupnya dan bisa dikatakan sebagai negara yang makmur. Tetapi, jika dalam suatu negara tersebut masyarakatnya yang tinggal di dalamnya banyak yang hidup tidak berkecukupan, maka kondisi suatu negara tersebut pasti akan ada yang timpang dalam kondisi perekonomiannya, karena tidak biasanya menghasilkan suatu barang atau jasa yang bernilai tinggi.
Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu negara serta kestabilan perekonomian satu negara dan negara lainnya, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu negara. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya.
Secara umum
gambaran yang terjadi selama ini pembangunan fisik tanpa pengikutsertaan partisipasi masyarakat. Pola demikian paling mungkin menjadi penyebab rendahnya kreativitas dan prakarsa masyarakat, bahkan "membudayanya" perilaku ketergantungan itu tadi. Apalagi pembangunan fisik yang dilakukan tanpa dibarengi pengembangan SDM. Ditambah lagi dengan pembangunan perdesaan belum didasarkan pada sisi kebutuhan saja, sehingga efisiensinya tidak optimal. (www.worldbank.org).
Potensi yang amat besar itu tetap sekadar potensi, tempat tidur nyaman untuk bermimpi serta berangan-angan; tempat yang baik untuk menemukan seribu alasan untuk tidak bekerja. Selama kita tidak mampu mengubah potensi tersebut menjadi kekuatan nyata, selama itu pula potensi tadi hanya merupakan impian yang hampa. Untuk mengubah potensi tadi menjadi kenyataan diperlukan input teknologi, keterampilan teknis dan keterampilan manajemen, yang disertai kerja keras dan disiplin yang ketat.
Maka, jelaslah di sini bahwa problema pokok yang kita hadapi bersama adalah problema pengembangan manusia Indonesia menjadi suatu kekuatan pokok dalam pembangunan Indonesia, berupa suatu sumber daya terbarukan (renewable resource) yang bermutu tinggi dalam semangat serta keterampilan kerjanya, diukur dengan standar internasional.
Pada saat ini dunia tengah menghadapi serangkaian isu yang sangat kompleks, antara lain: penyediaan pangan bagi penduduk dunia yang semakin bertambah, masalah-masalah yang berkaitan dengan kesempatan serta kemacetan dalam pengembangan industri; masalah penyediaan bahan energi dan bahan baku lainnya; masalah kebijaksanaan sumber daya alam dan pengaruhnya terhadap lingkungan hidup manusia; peranan pendidikan, penelitian, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam konteks sosialnya; masalah-masalah yang timbul dari kepincangan neraca pembayaran dan perdagangan internasional; serta pengaruh hadirnya perusahaan-perusahaan multi nasional. Gejala-gejala yang disebutkan tadi dapat muncul di sana sini secara terpisah dan pada waktu yang berbeda pula. Namun demikian, semua itu pada dasarnya hanyalah gejala permukaan yang mencerminkan kekuatan di bawah permukaan yang bersifat lebih mendasar. Gaya-gaya tersebut telah bekerja selama beberapa lama tetapi baru muncul secara lebih menonjol dalam dua-tiga dasawarsa terakhir ini. Semua gejala tadi berhubungan erat dengan suatu rangkaian proses yang saling berinteraksi antara dinamika kependudukan, pengembangan sumber daya alam, pertumbuhan ekonomi, perkembangan teknologi dan pengaruhnya terhadap lingkungan hidup.
Selama ini kita melihat bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi dikembangkan dan dikuasai oleh negara-negara industri maju. Sementara kita tahu bahwa sains dan teknologi merupakan kunci bagi pengembangan dan pemanfaatan sumber-sumber daya alam. Ironisnya, aplikasi sains dan teknologi selama ini lebih dikaitkan pada permintaan dari lapisan masyarakat berpenghasilan tinggi dengan permintaan yang selalu meningkat dan dicirikan oleh pola konsumtif yang berlebihan.
Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dunia dengan demikian telah mengakibatkan gejala ketidakseimbangan bahan baku (materials imbalance) di satu pihak, dan kegagalan kita memenuhi kebutuhan dasar bagi sebagian besar penduduk dunia ini di pihak yang lain. Oleh karena itu timbul jurang pemisah antara bangsa-bangsa kaya dan miskin. Dan jurang pemisah itu kian hari kian melebar dan menjadi semakin dalam. Dalam konteks ini kita dapat melihat pentingnya peranan sumber daya alam bagi pembangunan suatu bangsa.
Pembangunan itu sendiri merupakan interaksi terpadu antara tiga unsur pokok, yakni: sumber daya manusia, sumber daya alam, dan teknologi. Akhirnya dibutuhkan kemampuan untuk memberi nilai tambah pada sumber daya alam yang telah diolah menjadi bahan baku. Ini berarti pengembangan industri-industri sekunder maupun tersier di dalam negeri, untuk menyerap produksi bahan baku guna dijadikan bahan jadi atau setidak-tidaknya bahan setengah jadi. Tanpa ini, suatu negara produsen akan tetap menjadi produsen bahan mentah. Dalam konstelasi perkembangan dunia dan pertumbuhan ekonomi dunia masa kini, negara semacam itu tak ubahnya seperti negara jajahan saja.
Jadi, dalam perkembangan tersebut dapat dilihat dua tahapan besar dengan sifatnya yang berbeda-beda, yakni: pada tahap awal ditujukan pada produksi bahan mentah guna memperoleh devisa untuk memupuk keterampilan teknis dan keterampilan manajemen. Sedangkan pada tahap berikutnya untuk memperoleh nilai tambah dan menurunkan biaya tambah dalam produksi, menciptakan kesempatan kerja serta mengalihkan teknologi. Faktor terakhir ini amat penting mengingat dinamika kependudukan negara berkembang seperti Indonesia. Jelaslah bahwa untuk mewujudkan semua itu dibutuhkan input teknologi. Akan tetapi perlu diingat, teknologi pun baru bisa bermanfaat jika tersedia keterampilan teknis dan ketrampilan manajemen. Dalam konteks ini, sekali lagi kita melihat betapa pentingnya pengembangan sumber daya manusia.
BAB III
P E N U T U P
3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, pembangunan. merupakan serangkaian upaya atau langkah untuk memajukan kondisi masyarakat sebuah kawasan atau negara dengan konsep pembangunan tertentu konsep pembangunan tertentu.
Industrialisasi (industrialization) merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk menjamin pertumbuhan ekonomi. Term ini bermakna perubahan atau peralihan orientasi mata pencaharian dari yang bersifat agraris atau bercocok tanam menuju bentuk pekerjaan industri. Manusia tidak lagi memposisikan dirinya untuk tergantung penuh pada produk jadi alam dalam memenihi kebutuhannya, namun lebih pada pemanfaatan sumber daya alam untuk mendapatkan kebahagiaan dengan kemampuan teknologi yang dimiliki manusia.
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut, dapat disarankan untuk memperhatikan keseimbangan antara sumber daya manusia demi untuk mendukung penyediaan sumber daya alam untuk peningkatan pembangunan di kawasan mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Djafar, Rustam Dawali. Rusni, Diktat Mata Kuliah Teori Pembangunan Sosial. STIA Binataruna Gorontalo
Tjokrowinoto, Moeljarto. 2004. Pembangunan : Dilema dan Tantangan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Abidin, Said Zainal, 2004. Kebijakan Publik, Jakarta; Yayasan Pancur Siwah
www.worldbank.org
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur sama-sama kita panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi karena dengan Kuasa-Nya lah saya dapat menyusun serta menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Pembangunan Kontemporer“ untuk memenuhi mata kuliah Teori Pembangunan Sosial.
Saya sangat menyadari bahwa kemampuan saya masih sangat terbatas dan masih banyak kekurangannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan teman-teman sekalian yang membacanya.
Akhirnya, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing atas bimbingannya dalam penyusunan makalah ini.
Billahi Taufiq wal Hidayah
Boalemo, Agustus 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................ 1
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH.......................................................................... 2
1.3 RUMUSAN MASALAH................................................................................... 2
1.4 TUJUAN PENULISAN..................................................................................... 3
1.5 MANFAAT PENULISAN............................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN................................................... 4
2.1 HAKEKAT PEMBANGUNAN..................................................................... 4
2.2 PROBLEM PEMBANGUNAN..................................................................... 6
2.3 ANTARA PEMBANGUNAN DAN PROBLEM PEMBANGUNAN 8
2.4 LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
DAN MENGATASI PEMBANGUNAN SUATU KAWASAN......... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 14
3.1 SIMPULAN........................................................................................................... 14
3.2 SARAN.................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
Post a Comment
Post a Comment