BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Anak
merupakan individu yang unik dan memiliki kekhasan tersendiri. Kajian tentang
anak selalu menarik, sehingga memunculkan berbagai pandangan terhadap
pertumbuhan dan perkembangan anak. Maka guru Taman Kanak-Kanak sebagai pelaku
pendidikan yang secara langsung berhadapan dengan anak sangatlah dirasa perlu
untuk memahaminya sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya. Ketidakpahaman mengenai hal ini akan membuat guru
terjebak dalam kegiatan rutin yang tidak mengacu kepada kebutuhan anak secara
individual maupun kelompok, bahkan akan menciptakan kebosanan anak itu sendiri.
Hal
ini disebabkan karena kegiatan pembelajaran sains dari hari ke hari sama yaitu
tanpa adanya kegiatan yang menarik dan
menyenangkan bagi anak-anak. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, diperlukan kesiapan guru dalam
mengelola proses belajar mengajar yang efektif, menyenangkan, menarik dan
bermakna bagi anak.
Berdasarkan
ungkapan-ungkapan dimaksud, maka seorang guru Taman Kanak-Kanak sebelum
melaksanakan program kegiatan belajar terlebih dahulu perlu memperhatikan
tujuan program kegiatan dan ruang lingkup kegiatan belajar untuk Taman
Kanak-Kanak.
Sebagaimana
terdapat dalam Garis-Garis Besar Program
Kegiatan Belajar Taman Kanak-Kanak Depdikbud 1994 (dalam Moeslichatoen R,
2004:3) mengatakan bahwa tujuan program kegiatan belajar anak TK adalah untuk
membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan
dan daya cipta yang diperlukan oleh anak
didik dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Sedangkan
ruang lingkup program kegiatan belajar yang
meliputi : pembentukan perilaku melalui pembiasaan dalam pengembangan moral pancasila, agama,
disiplin, perasaan/emosi, dan kemampuan bermasyarakat, serta pengembangan
kemampuan dasar melalui kegiatan yang
dipersiapkan oleh guru meliputi pengembangan kemampuan berbahasa, daya
pikir, daya cipta, keterampilan, dan jasmani.
Sehubungan
dengan tujuan program kegiatan belajar
anak TK dimaksud dan dikaitkan dengan pentingnya minat anak dalam pembelajaran
sains untuk menunjang keberhasilan penciptaan proses dan pencapaian hasil
belajar yang diharapkan. Pemahaman guru
secara utuh mengenai pentingnya minat anak dalam pembelajaran sains anak
merupakan salah satu aspek yang harus menjadi perhatian guru Taman Kanak-Kanak.
Peran minat anak dalam pembelajaran sains adalah bagian yang tidak terpisahkan
dalam proses pembelajaran sains di Taman Kanak-Kanak.
Dengan
mengkaji mengenai hal tersebut, diharapkan dapat memahami secara mendalam mengenai esensi
minat anak dalam pembelajaran sains di Taman Kanak-Kanak. Secara lebih khusus
diharapkan guru dapat memahami pentingnya minat anak bagi perkembangan dan
kegiatan belajar di Taman Kanak-Kanak.
B.
Rumusan Masalah
Merujuk
pada luar belakang permasalahan dimaksud, maka penulis akan mengemukakan
rumusan masalah sebagai berikut :
Apakah
minat anak dalam pembelajaran sains di TK Mawar Kecamatan Botumoito Kabupaten
Boalemo, dapat meningkat melalui
permainan kartu warna.
C.
Tujuan Penulisan
Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan minat anak
dalam pembelajaran sains melalui
permainan kartu warna di TK Mawar Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Konsep
Minat dalam Pembelajaran sains
Minat
merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan
menguntungkan maka mereka merasa berminat dan ini kemudian akan mendatangkan
kepuasan. Bila kepuasan berkurang maka minat pun berkurang.
James
(dalam Usman, 1992 : 22) melihat bahwa minat anak merupakan faktor utama yang
menentukan derajat keaktifan belajar anak. Jadi minat merupakan faktor yang
menentukan keterlibatan anak secara aktif dalam belajar.
Witherington
(dalam Buchori M, 1983 : 135) memberikan definisi bahwa minat adalah kesadaran
seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi
mengandung sangkut paut dengan dirinya. Jika dihubungkan dengan kegiatan
belajar bahwa minat adalah kesadaran seseorang untuk melakukan kegiatan belajar
guna memperoleh ilmu pengetahuan.
Di
samping itu, Jersild dan Tasch (dalam Nurkancana dan Sunartana, 1983 : 224)
menekankan bahwa minat atau interest menyangkut
aktifitas-aktifitas yang dipilih secara bebas oleh individu.
Sebagaimana
pula Doyles Foyer (dalam Nurkancana dan Sunartana, 1983 : 224) mengatakan bahwa
minat atau interest adalah gejala
psikis yang berkaitan dengan obyek atau aktivitas yang menstimulir perasaan
senang pada individu.
Menurut
Whiteherington (dalam Buchori, 1983 : 136) bahwa minat terdiri dari minat
primitif dan minat kultural, dimana minat primitif yaitu timbul dari
kebutuhan-kebutuhan jaringan (biologis) seperti makanan, comfort dan kebebasan
aktivititet, selanjutnya minat kultural (sosial) yakni berasal dari perbuatan
belajar yang memiliki taraf lebih tinggi.
Dari
beberapa definisi diatas dapatlah disimpulkan bahwa minat sangat erat
hubungannya dengan kebutuhan. Minat yang timbul dari kebutuhan anak akan
merupakan faktor pendorong baginya dalam melaksanakan usahanya. Dengan demikian
bisa dilihat bahwa minat sangat penting dalam kegiatan pendidikan sebab
merupakan sumber dari usaha. Anak tidak perlu mendapatkan dorongan dari luar
apabila pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik minatnya. (Asrigstone dalam
Nurkancana dan Sunartana, 1983 : 233) mengidentifikasikan 10 kelompok minat
sebagai berikut :
a.
Minat terhadap alam
sekitar (outdoor) yaitu minat
terhadap pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan alam binatang dan tumbuh-tumbuhan.
b.
Minat mekanis (mechanical) yaitu minat terhadap
pekerjaan yang bertalian dengan mesin atau alat-alat teknik.
c.
Minat
hitung-menghitung (computational)
yaitu minat terhadap jabatan yang membutuhkan perhitungan-perhitungan.
d.
Minat terhadap ilmu
pengetahuan (scientific) yaitu minat
untuk menemukan fakta-fakta dan pemecahan problem.
e.
Minat persuasive (persuasive) yaitu minat terhadap
pekerjaan yang berhubungan dengan mempengaruhi orang lain.
f.
Minat seni (artistic) yaitu minat terhadap pekerjaan
yang berhubungan dengan kesenian, kerajinan, dan kreasi tangan.
g.
Minat literer (library) yaitu minat yang berhubungan
dengan masalah membaca dan menulis berbagai karangan.
h.
Minat musik (musical) yaitu minat terhadap
masalah-masalah musik seperti menonton, concert,
memainkan alat-alat musik, dan sebagainya.
i.
Layanan sosial (sosial service) yaitu minat terhadap
pekerjaan membantu orang lain.
j.
Minat klerikal (clerical) yaitu minat yang berhubungan
dengan pekerjaan administratif : (Remmer dalam Nurkancana dan Sunartana hal.
234)
Dengan
demikian bahwa minat dalam pembelajaran sains termasuk dalam kesepuluh kelompok
minat yaitu minat terhadap ilmu pengetahuan. Belajar adalah proses perubahan
tingkah laku individu yang bertumpu pada struktur kognitif yakni penataan
fakta, konsep serta prinsip-prinsip sehingga membentuk suatu kesatuan yang
memiliki makna bagi individu tersebut. Kondisi belajar mengajar yang efektif
ditandai adanya minat dan perhatian anak dalam belajar. Minat merupakan suatu
sifat yang relatif menetap pada diri seseorang dan besar sekali pengaruhnya
terhadap belajar sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang
diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak akan melakukan sesuatu.
Keterlibatan
anak dalam belajar erat kaitannya dengan sifat-sifat anak, baik yang bersifat
kognitif seperti kecerdasan dan bakat maupun yang bersifat efektif seperti
motivasi, rasa percaya diri dan minatnya.
B.
Konsep Minat dalam Pembelajaran sains
Minat
memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan seseorang dan mempunyai
dampak yang sangat besar atas perilaku dan sikap. Hal ini terutama selama masa
kanak-kanak. Jenis pribadi anak sebagian besar ditentukan oleh minat yug
berkembang selama masa kanak-kanak.
Sepanjang
masa kanak-kanak, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak
berminat terhadap sebuah kegiatan, baik permainan maupun pekerjaan akan
berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang
berminat atau merasa bosan. Jika kita mengharapkan bahwa pengalaman belajar merupakan
kemampuan anak sebelumnya, rangsangan harus diatur supaya bertepatan dengan
minat anak. Ini merupakan saat siap belajar yaitu saat anak-anak siap belajar
karena mereka berminat terhadap keuntungan dan kepuasan pribadi yang dapat
diperoleh lewat pengalaman belajar.
Minat
mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak. Ketika anak mulai berpikir
tentang pekerjaan mereka di masa mendatang misalnya, mereka menentukan apa yang
mereka ingin lakukan bila mereka dewasa. Semakin yakin mereka mengenai pekerjaan
yang diidamkan, semakin besar minat mereka terhadap kegiatan di kelas atau di
luar kelas yang mendukung tercapainya aspirasi itu. Untuk mengetahui peran
minat yang penting bagi kehidupan anak, perlu diketahui ciri-ciri minat anak
dan juga perbedaan antara minat ini dan orang dewasa. Menurut Hurlock (1985 :
115), ciri-ciri minat anak adalah :
a.
Minat tumbuh
bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental.
Minat di semua bidang
berubah selama menjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan
terlambat dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil.
b.
Minat tergantung pada
kesiapan belajar.
Anak-anak tidak dapat
mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental. Sebagai contoh,
mereka tidak dapat mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk permainan bola
sampai mereka memiliki kekuatan dan koordinasi otot yang diperlukan untuk
permainan tersebut.
c.
Minat tergantung pada
kesempatan belajar.
Kesempatan untuk
belajar tergantung pada lingkungan dan minat, baik anak-anak maupun dewasa,
yang menjadi bagian dari lingkungan anak karena lingkungan anak kecil, sebagian
besar terbatas pada rumah, minat mereka tumbuh dari rumah, dengan bertambah
luasnya lingkup sosial, mereka lebih tertarik pada minat orang diluar rumah
yang mulai mereka kenal.
d.
Perkembangan minat
mungkin terbatas.
Ketidakmampuan fisik
dan mental serta pemahaman sosial yang terbatas membatasi minat anak. Anak yang
cacat fisik misalnya tidak mungkin mempunyai minat yang sama pada olahraga
seperti teman sebayanya yang perkembangan fisiknya tidak normal.
e.
Minat dipengaruhi
oleh budaya
Anak-anak mendapat
kesempatan dari orang tua, guru dan orang dewasa lain untuk belajar mengenai
apa saja yang oleh kelompok budaya mereka dianggap sesuai dan mereka tidak
diberi kesempatan oleh kelompok budaya mereka untuk menekuni sesuatu yang
dianggap tidak sesuai bagi mereka.
f.
Minat berbobot
emosional.
Bobot emosional dalam
hal ini aspek efektif dari minat menentukan kekuatannya, dimana bobot emosional
yang tidak menyenangkan melemahkan minat dan bobot emosional yang menyenangkan
memberikan kekuatan.
g.
Minat itu egosentris.
Sepanjang masa
kanak-kanak minat itu egosentris. Misalnya, minat anak laki-laki pada
matematik, sering berlandaskan keyakinan bahwa kepandaian di bidang matematika
di sekolah akan merupakan langkah penting menuju kedudukan yang menguntungkan
dan bergengsi di dunia usaha.
C.
Pentingnya
Minat dalam Pembelajaran sains
Pada
semua usia, minat memainkan peranan penting dalam kehidupan seseorang dan
mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap. Hal ini terutama selama
masa kanak-kanak. Jenis pribadi anak sebagian besar ditentukan oleh minat yang
berkembang selama masa kanak-kanak.
Sepanjang
masa kanak-kana, minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar. Anak
yang berminat terhadap suatu kegiatan, baik permainan maupun pekerjaan akan
berusaha lebih keras untuk belajar dibandingkan dengan anak yang kurang
berminat atau merasa bosan. Jika guru mengharapkan bahwa pengalaman belajar
merupakan kemampuan anak sepenuhnya, rangsangan harus diatur bertepatan dengan
minat anak tersebut .
Selain
itu minat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi anak. Ketika akan mulai
berpikir tentang pekerjaan mereka dimasa mendatang misalnya, mereka menentukan
apa yang mereka ingin lakukan bila mereka dewasa. Semakin yakin mereka mengenai
pekerjaan yang didiamkan, semakin besar minat mereka terhadap kegiatan di kelas
atau di luar kelas yang mendukung tercapainya aspirasi itu. Ini menjadikan
mereka bersalah dan malu serta sikap ini lebih mengurangi kesenangan mereka
pada kegiatan tersebut.
Perlu
direnungkan bahwa minat merupakan hasil dari pengalaman belajar dan bukan lahir
bersamaan dengan anak. Jenis pelajaran yang melahirkan minat itu yang akan
menentukan seberapa lama minat bertahan dan kepuasan yang diperoleh dari minat
itu. Untuk mengerti bagaimana minat berkembang, bukan saja bagaimana minat itu
dipelajari melainkan juga bagaimana berbagai aspek minat berkembang.
Minat
yang berkembang mempunyai 2 aspek yaitu :
a.
Aspek
kognitif
Aspek
kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang
berkaitan dengan minat misalnya, aspek kognitif dari minat anak terhadap
sekolah. Bila mereka menganggap sekolah sebagai tempat mereka dapat belajar
tentang hal-hal yang telah menimbulkan rasa ingin tahu mereka. Dan tempat
mereka akan mendapat kesempatan untuk bergaul dengan teman sebaya yang tidak
didapat pada masa prasekolah. Minat mereka terhadap sekolah akan sangat berbeda
dibandingkan bila minat itu didasarkan atas konsep sekolah yang menekankan
frustasi dan pengekangan oleh peraturan sekolah dan kerja keras untuk menghafal
pelajaran.
Konsep
yang membangun aspek kognitif minat didasarkan atas pengalaman pribadi dan apa
yang dipelajari di rumah, di sekolah dan di masyarakat serta dari berbagai
jenis media massa. Dari sumber tersebut anak belajar apa saja yang akan
memuaskan kebutuhan mereka dan yang tidak. Misalnya anak-anak melihat bahwa
rasa ingin tahu mereka tentang yang terjadi dalam tubuh dapat dipuaskan dengan
pertanyaan dan dengan membaca. Selama kegiatan ini memberi mereka kepuasan,
minat mereka akan menetap. Sebaliknya minat pada kesehatan tidak memuaskan
kebutuhan pribadi selama anak itu sehat atau tidak mempunyai keluhan.
b.
Aspek efektif
Aspek
efektif atau bobot emosional yang membangun aspek kognitif, minat dinyatakan
dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Seperti halnya aspek
kognitif, aspek efektif berkembang dari pengalaman pribadi, dari sikap orang
yang penting, yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan minat tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat
dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
Sebagai
contoh, anak yang mempunyai hubungan yang menyenangkan dengan para guru,
biasanya mengembangkan sikap yang positif terhadap sekolah. Karena pengenalan
sekolahnya menyenangkan, minat mereka pada sekolah diperkuat, dan sebaliknya
pengalaman yang tidak menyenangkan dengan guru dapat dan sering mengarah ke
sikap yang tidak positif yang mungkin kelak akan memperlemah minat anak-anak
terhadap sekolah.
D. Teknik Bermain
Teknik
bermain adalah suatu bentuk penyajian dalam pembelajaran sains yang dapat
memotivasi anak untuk belajar karena dengan permainan, materi yang diberikan
akan lebih menyenangkan dan berlangsung dalam suasana gembira dan akhirnya anak
menjadi terlatih dan berpikir.
Aqib
(2002 : 98) mengemukakan bahwa metode bermain adalah cara penyajian bahan
pelajaran melalui berbagai bentuk permainan. Permainan dimaksud dapat berupa
teka-teki, papan bergambar, kotak rahasia atau kartu gambar yang dibuat oleh
anak dan guru. Melalui permainan ini dapat digunakan untuk memberikan
pengalaman menarik bagi anak dalam memahami suatu konsep. Menguatkan konsep
yang telah dipahami atau memecahkan masalah. Permainan ini bermanfaat karena
dapat mengembangkan motivasi instrinsik, memberikan kesempatan untuk berlatih
mengambil keputusan dan menyenangkan sehingga memudahkan anak untuk memahami
bahan pelajaran disajikan.
E.
Minat
Anak Dalam Pembelajaran Sains Melalui Permainan Kartu Warna
Minat
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh anak dalam mengarahkan ke arah
terwujudnya tujuan dari kegiatan pembelajaran. Minat bukan saja dilakukan
didalam kelas akan tetapi bisa juga dilaksanakan di luar kelas yang tentunya
harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Salah satu
tujuan guru dalam mengajar adalah tercapainya target pembelajaran yang
dilakukan guna mewujudkan suatu pembelajaran agar dapat membangkitkan minat
anak dalam pembelajaran sains melalui permainan kartu warna.
Pembelajaran
sains di TK merupakan pembelajaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan
anak. Untuk itu kegiatan sains sebaiknya disesuaikan dengan tingkat
perkembangan anak tersebut.
BAB
III
PENUTUP
Minat anak
dalam pembelajaran sains sebagai salah satu dasar yang sangat memerlukan kiat khusus untuk
membelajarkan pada anak itu, mengingat minat anak dalam pembelajaran sains ini kurang diterapkan pada
anak didik. Untuk itu sangat diperlukan kreativitas guru dalam menerapkan
berbagai metode khususnya dalam minat
anak dalam pembelajaran sains. Hal ini didukung oleh fakta di lapangan yang
menunjukan bahwa sebagian besar anak tidak mengerti dan memahami terhadap
proses pembelajaran sains yang dipaparkan oleh guru.
Dari yang diungkapkan tersebut, yang paling penting guna meningkatkan minat anak
dalam pembelajaran sains di TK maka
dianggap perlu mengadakan tindakan kelas yang
berorientasi kepada penggunaan salah satu metode mengajar dalam hal ini
permainan guna tercapainya tujuan pembelajaran sains.
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, Muhamad A. 1987, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung
: Sinar Baru.
Aqib, Zainal. 2002, Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran
sains. Surabaya : Insan Cendekia.
Arikunto, Suharsimi. 1990, Manajemen Pengajaran. Jakarta : Rineke
Cipta.
Buchori, M. 1983, Psikologi Pendidikan. Jakarta : Aksara Baru.
Davies K, Ivor. 1991, Pengelolaan Belajar. Jakarta : Rajawali
Pers.
Hurlock, Elizabeth. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Sardiman. 2004, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo
Persada.
Nurkancana,
Wayan dan P.P.N Sunartana. 1983, Evaluasi
Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Popham,
James dan Evi L. Baker. 1992, Teknik
Mengajar Secara Sistematis. Jakarta : Bumi Aksara.
Usman, Ezer Moh. 1992, Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Wardani, Igak. dkk. 1997, Psikologi Belajar. Jakarta : Depdikbud
Dirjen Dikdasmen Bagian Proyek Peningkatan Mutu Guru Penjaskes SD Setara D-II
|
|
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Meningkatkan Minat Anak Dalam
Pembelajaran Sains Melalui Permainan Kartu Warna Di TK Mawar Kecamatan
Botumoito Kabupaten Boalemo” menghadapi
hambatan sedikitpun. Psikologi
perkembangan merupakan cabang
dari psikologi yang meneliti
dan menelaah perkembangan sosial manusia. Dalam
hal ini, psikologi
perkembangan diindikasikan
memiliki peranan yang sangat penting dalam penyelenggaraan proses
pendidikan, salah satunya adalah pada pendidikan anak usia dini.
Terima kasih
banyak penulis haturkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan makalah ini
hingga rampung yakni Dosen Mata
Kuliah dan Rekan-rekan Mahasiswa Semester VII S1 PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan
UNG
Penulis tidak
menutup diri pada saran dan kritik yang pantas penulis dapatkan guna lebih
memperluas wawasan penulis sehubungan dengan materi makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalam
Boalemo, 2010
Penyusun
i |
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................... i
DAFTAR ISI
.......................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................... 3
C. Tujuan Penulisan.................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN......................................................... 2
A.
Konsep Minat dalam
Pembelajaran Sains................. 4
B.
Konsep Minat dalam
Pembelajaran Sains................ 7
C.
Pentingnya Minat
dalam Pembelajaran Sains.......... 9
D.
Teknik Bermain....................................................... 11
E.
Minat Anak dalam
Pembelajaran Sains Melalui
Permainan
Kartu Warna.......................................... 12
BAB III PENUTUP
............................................................... 13
ii |
Post a Comment
Post a Comment