BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keberhasilan dalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung kepada Manajemen komponen-komponen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga pelaksana dan sarana prasarana. Komponen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu, keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari kebermutuan dari lembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa dibutuhkan manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan, sehingga peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik, mulai dari peserta didik tersebut mendaftarkan diri ke sekolah sampai menyelesaikan studi di sekolah tersebut.
Andrew F. Sikula mengemukakan bahwa Manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisisen. Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan pengaturan serta mempergunakan semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efisien.
1.2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana penerimaan, pembinaan dan program penamatan pada menejemen kesiswaan?
b. Bagaiamana menejemen penerimaan siswa?
c. Bagaimana pembinaan siswa?
d. Bagaimana pembinaan alumni?
e. Bagaiaman layanan khusus siswa?
f. Bagaimana peran guru dalam menejemen kesiswaan?
1.3. Tujuan
a. Mahasiswa dapat menjelaskan, menganalisis dan mengaplikasikan penerimaan, pembinaan dan program penamatan.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan, menganalisis dan mengaplikasikan manajemen penerimaan siswa.
c. Mahasiswa dapat menjelaskan, menganalisis dan mengaplikasikan pembinaan siswa.
d. Mahasiswa dapat menjelaskan, menganalisis dan mengaplikasikan pembinaan alumni.
e. Mahasiswa dapat menjelaskan, menganalisis dan mengaplikasikan layanan khusus siswa.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan, menganalisis dan mengaplikasikan peran guru dalam manajemen kesiswaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Manajemen Kesiswaan
a. Pengertian
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola, pengelolaan dilakukan melalui proses dan dikelola berdasarkan urutan dan fungsi-fungsi manajemen itu sendiri. Manajemen adalah melakukan pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah atau organisasi yang diantaranya adalah manusia, uang, metode, material, mesin dan pemasaran yang dilakukan dengan sistematis dalam suatu proses.
Dari pendapat beberapa ahli, dapat dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang dilakukan agar suatu usaha dapat berjalan dengan baik memerlukan perencanaan, pemikiran, pengarahan, dan pengaturan serta mempergunakan atau mengikutsertakan semua potensi yang ada baik personal maupun material secara efektif dan efisien.
Pengertian Peserta Didik menurut ketentuan umum Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik adalah orang yang mempunyai pilihan untuk menempuh ilmu sesuai dengan cita-cita dan harapan masa depan.
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Manajemen Peserta Didik atau Pupil Personnel Administration adalah layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswa di kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individuan seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Manajemen Peserta Didik juga dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus sekolah. Manajemen Peserta Didik merupakan kegiatan-kegiatan yang bersangkutan dengan masalah kesiswaan di sekolah.
b. Ruang Lingkup
Manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.
Ruang lingkup Manajemen Peserta Didik itu meliputi:
1) Analisis Kebutuhan Peserta Didik
Langkah pertama dalam kegiatan manajemen peserta didik adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penetapan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah:
a) Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima.
b) Menyusun progam kegiatan kesiswaan.
2) Rekruitmen Peserta Didik
Rekruitmen peserta didik di sebuah lembaga pendidikan (sekolah) pada hakikatnya adalah merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan.
Langkah-langkah rekruitmen peserta didik (siswa baru) adalah sebagai berikut.
a) Pembentukan panitia penerimaan siswa baru.
b) Pembuatan dan pemasangan pengumuman penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka.
3) Seleksi Peserta Didik
Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:
a) Melalui tes atau ujian
b) Melalui penelusuran bakat kemampuan
c) Berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN
4) Orientasi
Orientasi peserta didik adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain:
a) Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah.
b) Agar pesera didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sekolah.
c) Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.
5) Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas)
Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar didasarkan kepada sistem kelas.
6) Pembinaan dan Pengembangan Peserta Didik
Pembinaan dan pengembangan peserta didik dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang.
7) Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan tentang kondisi peserta didik perlu dilakukan agar pihak lembaga dapat memberikan bimbingan yang optimal pada peserta didik.
2.2. Pembinaan Siswa
a. OSIS
Organisasi Siswa Intra Sekolah (disingkat OSIS) adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang dimulai dari Sekolah Menengah yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah. Anggota OSIS adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh anggota OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadi pengurus OSIS.
Pembina OSIS terdiri dari:
· Kepala Sekolah, sebagai Ketua.
· Wakil Kepala Sekolah, sebagai Wakil Ketua.
· Guru sebagai anggota, sedikitnya 5 (lima) orang dan bergantian setiap tahun pelajaran.
Tugas dari Pembina OSIS:
· Bertanggung jawab atas seluruh pengelolaan, pembinaan, dan pengembangan OSIS di sekolahnya.
· Memberikan nasihat kepada perwakilan kelas dan pengurus.
· Mengesahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah.
· Mengesahkan dan melantik pengurus OSIS dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah.
· Mengarahkan penyusunan Anggaran Rumah Tangga dan program kerja OSIS.
· Menghadiri rapat-rapat OSIS.
· Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas OSIS.
Pengurus OSIS
Syarat Pengurus OSIS
· Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
· Memiliki budi pekerti yang baik dan sopan santun terhadap orang tua, guru dan teman.
· Memiliki bakat sebagai pemimpin.
· Tidak terlibat penggunaan Narkoba.
· Memiliki kemauan, kemampuan, dan pengetahuan yang memadai.
· Dapat mengatur waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga pelajarannya tidak terganggu karena menjadi pengurus OSIS.
· Tidak duduk dikelas terakhir, karena akan menghadapi ujian akhir.
· Syarat lain disesuaikan dengan ketentuan sekolah.
b. Layanan Khusus Siswa
1) Layanan Bimbingan dan Konseling
Menurut Hendyat Soetopo bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada siswa dengan memperhatikan kemungkinan dan kenyataan tentang adanya kesulitan yang dihadapi dalam rangka perkembangan yang optimal, sehingga mereka memahami dan mengarahkan diri serta bertindak dan bersikap sesuai dengan tuntutan dan situasi lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
2) Layanan Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi-informasi yang dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui koleksi bahan pustaka.
3) Layanan Kantin/Kafetaria
Kantin/warung sekolah diperlukan di tiap sekolah supaya makanan yang dibeli peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Para guru diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi. Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah.
4) Layanan Kesehatan
Layanan kesehatan di sekolah biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan sekolah.
5) Layanan Transportasi Sekolah
Sarana angkutan (transportasi) bagi para peserta didik merupakan salah satu penunjang untuk kelancaran proses belajar mengajar. Transportasi diperlukan terutama bagi para peserta didik ditingkat prasekolah dan pendidikan dasar.
6) Layanan Asrama
Bagi para peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi, terutama bagi mereka yang jauh dari orang tuanya diperlukan asrama.
2.3. Pembinaan Alumni
Pembinaan alumni dilakukan untuk menyediakan wadah bagi para lulusan yang diikat dalam suatu organisasi sekolah. Organisasi alumni sekolah bertujuan untuk berikut ini.
1. Membangun jaringan silaturrahmi kepada para alumni sehingga tercipta rasa cinta terhadap almamater sekolah.
2. Memberdayakan alumni untuk membina siswa di sekolah almamater.
3. Memberdayakan alumni untuk membantu mensukseskan program sekolah.
4. Mendapatkan informasi tentang pemetaan alumni yang melanjutkan studi dan tempat kerja (sebaran pasar kerja alumni).
2.4. Peran Guru dalam Manajemen Kesiswaan
Peran manajemen kesiswaan sangat membantu dalam proses penerimaan siswa baru, dalam mempertimbangkan syarat kenaikan kelas atau kelulusan siswa, dalam menyusun tata tertib sekolah, membantu mengawasi dan membimbing organisasi siswa, sehingga memudahkan dalam proses mengontrol dan mengevaluasi siswa.
Keterlibatan guru dalam manajemen kesiswaan tidak sebanyak keterlibatannya dalam mengajar. Dalam manajemen kesiswaan guru lebih banyak berperan secara tidak langsung. Beberapa peranan guru dalam manajemen kesiswaan itu di antaranya adalah:
1. Dalam penerimaan siswa, para guru dapat ditunjuk menjadi panitia penerimaan yang dapat melaksanakan tugas-tugas teknis mulai dari pencatatan penerimaan sampai pelaporan pelaksanaan.
2. Dalam masa orientasi, tugas guru adalah membuat agar siswa dapat cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah barunya.
3. Untuk pengaturan kehadiran siswa di kelas, guru mempunyai andil yang besar juga. Guru diharapkan mampu mencatat/merekam kehadiran ini meskipun dengan sederhana akan tetapi harus baik.
4. Dalam memotivasi siswa untuk senantiasa berprestasi tinggi, guru juga mampu menciptakan suasana yang mendukung (membuat prestasi belajar).
5. Menciptakan disiplin sekolah/kelas yang baik, peran guru sangat penting karena guru dapat menjadi model. Untuk membuat siswa mempunyai disiplin yang tinggi, maka guru harus mampu menjadi panutan bagi siswa-siswanya.
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Manajemen kesiswaan merupakan manajemen yang lebih menekankan diri kepada segala aspek kesiswaan. elanjutnya peran manajemen kesiswaan adalah tak lain dapat membantu seluruh proses dan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran, mulai dari masa orientasi mereka di tempat yang baru sampai kepada prestasi serta motivasi kepada siswa yang memiliki prestasi tersendiri dalam bidangnya.
Seluruh proses, aktifitas yang dilakukan dalam manajemen kesiswaan ini sangat membantu kelancaran dalam atau diluar proses kegiatan belajar mengajar (KBM), dimana efektifitasnya siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan intern maupun ektern seperti ketika ia terjun dalam masyarakat disekitarnya. Tentunya semua manajemen tersebut akan lebih optimal jika didukung oleh pihak- pihak yang berkompeten dan punya andil cukup besar didalamnya. Seperti proses sosialisasi, peningkatan kompetensi, evaluasi dan supervisi.
b. Saran
Sebagai manusia yang diberikan kemampuan lebih dengan dianugerahkannya akal oleh Allah SWT, maka sepetutnya manusia mempergunakannya sebaik mungkin. Terlebih dengan perkembangan zaman yang semakin dewasa maka manusia seharusnya selalu dapat membaca, menkaji segala sesuatu yang terjadi disekitar kita.
Manusia memiliki tugas untuk menghilangkan diri dari kebodohan. Karena itu kita dituntut untuk selalu belajar demi kemajuan yang diinginkan bersama. Tentunya dengan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan luwes dengan perkembangan yang ada dengan tanpa meninggalkan nilai- nilai dan norma yang ada.
Post a Comment
Post a Comment