BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk yang
diciptakan oleh Allah menjadi makhluk yang paling sempurna jika dibandingkan
dengan makhluk hidup lainnya. Manusia tumbuh dan berkembang dari masa bayi
kemasa dewasa melalui beberapa langkah jenjang, baik bersifat fisik maupun non
fisik. Manusia mengalami proses perubahan pada seseorang kearah yang lebih maju
dan lebih dewasa, namun mereka berbeda-beda pendapat tentang bagaimana proses
perubahan itu terjadi dalam bentuknya yang hakiki. Kehidupan manusia dalam
perkembangannya pada dasarnya diberi kemampuan dalam hal kecerdasan, agar
nantinya manusia sejak dari masa kanaknya dapat berinteraksi dengan lingkungannya.
B. Rumusan
Masalah
Sehubungan dengan latar belakang
di atas, maka yang menjadi rumusan masalah di dalam makalah ini adalah :
1.
Apa makna mengoptimalkan
perkembangan kecerdasan sejak usia dini ?
2.
Bagaimana mengembangkan
kecerdasan dan kreativitas anak?
3.
Faktor–faktor apa
saja yang mempengaruhi fase perkembangan kecerdasan sejak usia dini ?
4.
Bagaimana pengaruh kecerdasan
emosional pada perkembangan kecerdasan sejak usia dini ?
C. Tujuan
Penulisan
Penulisan
makalah ini disamping sebagai pemenuhan tugas, juga penulisan makalah ini bertujuan
untuk mengetahui mengoptimalisasi Perkembangan Kecerdasan Sejak Usia Dini; Mengembangkan
kecerdasan dan kreativitas; Mengembangkan kecerdasan emosional anak.
D. Sistematika
Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga
bagian, yaitu Pertama: Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah
dan sistimatika uraian. Kedua: Isi atau bagian teori dan hasil meliputi ; Mengoptimalkan
Perkembangan Kecerdasan Sejak Usia Dini; Mengembangkan kecerdasan dan
kreativitas; Mengembangkan kecerdasan emosional anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Mengoptimalkan
Perkembangan Kecerdasan Sejak Usia Dini
Peran orang tua
pada dasarnya anak-anak sebagai generasi unggul tidak akan tumbuh dengan
sendirinya. Mereka memerlukan lingkungan subur yang sengaja diciptakan untuk
itu, yang memungkinkan potensi mereka tumbuh dengan optimal.
Orang tua
memegang peranan penting menciptakan lingkungan tersebut guna memotivasi anak
agar dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi. Ini
semua dapat dimulai sejak masa bayi. Suasana yang penuh kasih sayang, mau
menerima anak apa adanya, menghargai potensi anak, memberi rangsang-rangsang
yang kaya untuk segala aspek perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif
maupun psikomotorik, semua merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi
unggul dimasa datang.
Memahami anak
keberhasilan suatu pendidikan sering dikaitkan dengan kemampuan para orang tua
dalam hal memahami anak sebagai individu yang unik, dimana setiap anak dilihat
sebagai individu yang memiliki potensi-potensi yang berbeda satu sama lain
namun saling melengkapi dan berharga. Selain memahami bahwa anak merupakan
individu yang unik, ada beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam
kaitannya dengan upaya memahami anak, yaitu bahwa anak adalah: anak bukan orang
dewasa, anak adalah tetap anak-anak, bukan orang dewasa ukuran mini.
Mereka juga
memiliki dunia sendiri yang khas dan harus dilihat dengan kacamata anak-anak.
Untuk itu dalam menghadapi mereka dibutuhkan adanya kesabaran, pengertian serta
toleransi yang mendalam. Dunia bermain mereka adalah dunia bermain, yaitu dunia
yang penuh semangat apabila terkait dengan penuh suasana yang menyenangkan.
Anak selain
tumbuh secara fisik, juga berkembang secara psikologis. Ada fase-fase
perkembangan yang dilaluinya dan anak menampilkan berbagai perilaku sesuai
dengan ciri-ciri masing-masing fase perkembangan tersebut.
1. Senang Meniru
Anak-anak pada dasarnya senang meniru,
karena salah satu proses pembentukan tingkah laku mereka adalah diperoleh
dengan cara meniru. Orang tua dan guru dituntut untuk bisa memberikan
contoh-contoh keteladanan yang nyata akan hal-hal yang baik, termasuk perilaku
bersemangat dalam mempelajari hal-hal baru.
2. Kreatif
Anak-anak pada dasarnya adalah
kreatif. Mereka memiliki ciri-ciri yang oleh para ahli sering digolongkan
sebagai ciri-ciri individu yang kreatif, misalnya rasa ingin tahu yang besar,
senang bertanya imajinasi tinggi, dan sebagainya. Namun begitu anak masuk
sekolah, kreativitas anak pun semakin menurun. Hal ini sering disebabkan karena
pengajaran di TK atau SD terlalu menekankan pada cara berfikir konvergen,
sementara cara berfikir secara divergen kurang dirangsang.
Orang tua dan guru perlu memahami
kreativitas yang ada pada diri anak-anak dengan bersikap luwes dan kreatif
pula, hendaknya tidak selalu memaksakan kehendaknya terhadap anak-anak namun
secara rendah hati mau menerima gagasan-gagasan anak yang mungkin tampak aneh
dan tak lazim. Anak-anak yang dihargai cenderung terhindar dari berbagai
masalah psikologis serta akan tumbuh dan berkembang lebih optimal.
B.
Mengembangkan
Kecerdasan dan Kreativitas
Menyadari akan
arti pentingnya orang tua bagi pengembangan kecerdasan dan kreativitas anak,
maka sangat dianjurkan kepada setiap orang tua untuk meluangkan waktu secara
teratur bagi putra-putrinya untuk mengembangkan kemampuan bahasa misalnya,
biasakan agar orang tua rajin menjalin percakapan dengan si kecil.
Ajaklah
berdialog dan berilah kesempatan kepada anak untuk mengemukakan pendapatnya,
sedangkan untuk mengembangkan kemampuan dasar matematika anak dapat
diperkenalkan konsep matematika secara sederhana, misalnya menghitung jumlah
anak tangga.
Sementara
untuk memuaskan kebutuhan ilmiahnya, anak bisa diajak menjelajahi dunianya
dengan cara melakukan eksperimen, misalnya mengamati proses tumbuhnya kecambah,
proses telur yang menetas dan lain sebagainya. Kaitkan semua kegiatan diatas
sebagai suatu aktivitas yang menyenangkan dan selalu ditunggu oleh anak. Ini
adalah hal-hal yang dapat merangsang pengembangan kecerdasan anak.
Banyak
dijumpai anak-anak yang memiliki kecerdasan dan kreativitas luar biasa adalah
anak-anak yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tuanya.
Orang tua John Irving misalnya, menghabiskan waktu berjam-jam bermain dan
terlibat secara intelektual bersama John setiap hari, sehingga akhirnya ia
menjadi penulis ternama. Begitu pula orang tua Steven Spielberg, tak
jemu-jemunya berdialog dan melayani aneka pertanyaan serta rasa ingin tahu
Steven, sehingga akhirnya ia menjadi sutradara film terkenal. Tak terkecuali
orang tua Thomas Alva Edison memegang peranan penting bagi perkembangannya
sehingga ia menjadi seorang penemu ulung.
Rumah yang
menunjang kreativitas adalah rumah dimana anak dan orang dewasa yang berada
didalamnya terlibat dalam kebiasaan kreatif. Aktivitas mendongeng atau
membacakan cerita sangat bersemangat untuk merangsang kecerdasan maupun
kreativitas anak. Melalui dongeng, anak juga dapat diajak berkomunikasi serta
mencoba untuk melontarkan suatu gagasan terhadap pemecahan suatu masalah. Dan
melalui dialog batin si kecil dengan dongeng-dongeng yang didengarnya itu,
tanpa sadar mereka telah menyerap beberapa sifat positif, seperti keberanian,
kejujuran, kehormatan diri, memiliki cita-cita, menyayangi binatang, membedakan
hal-hal yang baik dan yang buruk, dan seterusnya.
C.
Mengembangkan
Kecerdasan Emosional
Beberapa ahli
mengatakan bahwa generasi sekarang cenderung banyak mengalami kesulitan
emosional, seperti misalnya mudah merasa kesepian dan pemurung, mudah cemas,
mudah bertindak agresif, kurang menghargai sopan santun dan sebagainya,
kecerdasan atau angka IQ yang tinggi bukanlah satu-satunya jaminan kesuksesan
anak di masa depan.
Ada faktor
lain yang cukup populer yaitu kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional ini
dapat dilatih pada anak-anak sejak usia dini. Salah satu aspeknya adalah
kecerdasan sosial, dimana anak memiliki kemampuan untuk mengerti dan memahami
orang lain serta bertindak bijaksana dalam hubungan antar manusia. Suasana
damai dan penuh kasih sayang dalam keluarga, sikap saling menghargai, disiplin
dan penuh semangat tidak mudah putus asa, semua ini memungkinkan anak untuk
mengembangkan kemampuan yang berhubungan dengan kecerdasan emosionalnya.
BAB III
PENUTUP
Orang tua
memegang peranan penting menciptakan lingkungan tersebut guna memotivasi anak
agar dapat lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan di era globalisasi. Ini
semua dapat dimulai sejak masa bayi. Suasana yang penuh kasih sayang, mau
menerima anak apa adanya, menghargai potensi anak, memberi rangsang-rangsang
yang kaya untuk segala aspek perkembangan anak, baik secara kognitif, afektif
maupun psikomotorik, semua merupakan jawaban nyata bagi tumbuhnya generasi
unggul dimasa datang.
Banyak
dijumpai anak-anak yang memiliki kecerdasan dan kreativitas luar biasa adalah
anak-anak yang memiliki hubungan emosional yang dekat dengan orang tuanya.
Ada faktor
lain yang cukup populer yaitu kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional ini
dapat dilatih pada anak-anak sejak usia dini. Salah satu aspeknya adalah
kecerdasan sosial, dimana anak memiliki kemampuan untuk mengerti dan memahami
orang lain serta bertindak bijaksana dalam hubungan antar manusia.
DAFTAR
PUSTAKA
Cahyani
Ani. Mubin, Psikologi perkembangan;
cet I (Quantum Teaching, Ciputat Press Group, 2006).
Hurlock
B Elizabeth, Developmental Psikologi;
Mc Grow Hill, Inc, 1980, Alih Bahasa, Istiwidayanti dan suedjarwo, Psikologi Perkembangan suatu pendekatan
sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta, Erlangga, tt.
LN
Yusuf Syamsu; Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nurihsan
Juntika, 2007, Buku Materi Pokok
Perkembangan Peserta didik , Bandung; Sekolah Pasca Sarjana (UPI)
Santrock,
John W, Life-Span Development, WM, C
Brown Comunication, Inc, 1995, Alih bahasa Achmad Chusairi, S.PSI, Perkembangan Masa Hidup Jilid I, Jakarta,
Erlangga, 2002.
Suryabrata
Sumadi, Psikologi Pendidikan; (PT
Raja Grafindo, : 2004).
|
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Mengoptimalkan
Perkembangan Kecerdasan Sejak Usia Dini” menghadapi hambatan
sedikitpun. Psikologi perkembangan
merupakan cabang dari psikologi yang
meneliti dan menelaah
perkembangan sosial manusia.
Dalam hal ini,
psikologi perkembangan
diindikasikan memiliki peranan yang
sangat penting dalam penyelenggaraan proses pendidikan, salah satunya adalah
pada pendidikan anak usia dini.
Terima kasih banyak penulis
haturkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan makalah ini
hingga rampung, di
antaranya yaitu:
1.
Dosen Mata Kuliah Kapita
Selekta, Mohamad Zubaidi, S.Pd, M.Pd
2.
Rekan-rekan Mahasiswa
Semester VII S1 PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan UNG
Penulis tidak menutup diri pada
saran dan kritik yang pantas penulis dapatkan guna lebih memperluas wawasan
penulis sehubungan dengan materi makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Wassalam
Boalemo,
2010
Penyusun
i |
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR............................................................... i
DAFTAR ISI
.......................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................... 1
C. Tujuan Penulisan.................................................... 2
D. Sistematika Penulisan............................................. 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................... 2
A.
Mengoptimalkan
Perkembangan Kecerdasan Sejak
Usia
Dini.................................................................. 3
B.
Mengembangkan
Kecerdasan dan Kreativitas.......... 5
C.
Mengembangkan
Kecerdasan Emosional................. 6
BAB III PENUTUP
............................................................... 9
ii |
Post a Comment
Post a Comment