-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Tugas Kuliah : Pandangan Al-Quran dan Sains tentang Konsep Keseimbangan Penciptaan Bumi

Post a Comment

  

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang

                 Allah SWT yang telah menciptakan alam semesta, memberikan isyarat kepada manusia akan tanda-tanda kebesaraNya dala al-Quran. Dalam dimensi ilmu pengetahuan, al-Quran telah memberi ilmu mengenai fenomena jagad raya dan membantu pikiran manusia untuk melakukan terobosan terhadap rhasia-rahasia keseimbanga jagad raya dan planet-planet yang terdapat di alam semesta. Dan al-Quran menunjukan kepada realitas intelektual yang maha besar, yaitu Allah SWT melalui ciptanNya.

               Alam semesta, disana terdapat ribuan galaksi dan dihiasi jutaan cahaya yang bergerak dengan keteraturannya masing-masing, miliyaran planet yang mengarungi jagad raya dengan struktur oembentuknya dan di dalamnya terdapat tanda-tanda yang membimbing manusia kepada Allah SWT serta kegaiban dan keagungannya.

               Pengetahuan manusia tentang benda langit semakin luas dengan m=semakin majunya teknologi yang ada. Pikiran manusia menjelajah hingga ke hal yang terkecil sekalipun. Pikiran manusia menelaah tentang sebuah bentuk keseimbangan dalam penciptaan.

 

1.2.   Rumusan Masalah

1. Bagaimana pandangan Al-Quran dan sains tentang konsep keseimbangan penciptaan bumi?

2. Bagaimana tujuan dibalik adanya keseimbangan dalam penciptaan bumi?

 

1.3.  Tujuan dan Manfaat

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan maka tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

 

1.      Untuk mengetahui pandangan al-Quran dan sains tentang konsep keseimbangan penciptaan bumi Untuk mengetahui tujuan dibalik adanya keseimbangan dalam penciptaan bumi.

Adapun  manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah :

1.      Secara akademis tujuan penulisan karya ilmiah ini dimaksudkan untuk menambah keilmuan tentang literatul, sehingga berguna bagi menjadi setetes pengetahuan yang bermanfaat bagi para pemikir dan praktisi yang haus akan pengetahuan.

 

BAB 2

LANDASAN TEORITIS TENTANG PENCIPTAAN PLANET BUMI

2.1  Pengertian Planet Bumi

Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani “Asteres Planetal” yang artinya “Bintang Pengelana”. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana

( Berpindah-pindah ) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini pada masa sekarang dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari.

Dalam Dictionary of Astronomi. Jacqueline milton menjelaskan planet adalah sebagai berikut :

“planet merupakan sebuah benda astronomi, dengan masa yang tidak cukup menjadi bintang atau “Brown dwarf. Batas atas untuk massa planet adalah sekitar 0,013 massa matahari (setara dengan sekitar 13 massa jupiter). Pemikiran planet secara tradisional dianggap sebagai obyek di orbit sekitar bintang induknya, benda yang terisolasi dengan massa yang sangat rendah ditemukan juga di daerah formasi bintang yang digambarkan sebagai planet mengambang bebas.” Untuk memenuhi syarat sebagai planet di tata surya, sebuah benda harus berada di orbit mengelilingi matahari, dan cukup besar baik untuk mengambil bentuk dekat “Spherical” dan memiliki berat yang paling kecil dari sekitar orbit, dibawah definisi ini, ada delapan planet di tata surya”

Lebih lanjut lagi jacqueline Milton menjelaskan tentang planet yang termasuk dalam sistem tata surya, dalam hal ini planet yang berada di orbit sekitar matahari sebagai berikut :

“planet mungkin pada dasarnya obyek berbatu, seperti planet dalam Merkurius, venus, bumi dan mars, atau terutama cairan dan gas dengan inti padat kecil seperti planet luar yupiter, saturnus, uranus, dan neptunus. Ini adalah delapan yang diterim sebagai planet utama dari surya sistem. Menurut sejarah, plito juga dianggap sebagai planet besar, akan tetapi ketegorisasi itu membawa kedalam sebuah masalah dengan mengemukakan sebuah obyek “transneplutia” serupa lainnya dalam masalah seperti pluto, atau bahkan lebih besar. Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Nasional mengadopsi istilah “Planet Kerdil” untuk menggambarkan pluto, asteroid terbesar Ceres, dan benda berukuran hampir sama lain yang mengorbit matahari.”

Demikian beberapa definisi mengenai kata planet. Adapun bumi merupakan sebuah planet yang akan menjadi obyek pemikiran kali ini. Merupakan salah satu planet yang memiliki keistimewaan tersendiri.

Bumi adalah planet yang mengelilingi matahari, garis tengah bumi sekitar 17,569 km, massa bumi sekitar 598x1000ton, volume bumi sekitar 1 juta cu km. Bumi memerlukan 365 hari, 6 jam, 9 menit, dan 9 detik untuk menyelesaikan perjalanan mengelilingi matahari. Keadaan bumi paling dekat dengan matahari yaitu pada bulan januari pada tanggal 3 atau 4, ketika jarak matahari terhadap bumi147,0 juta km. Kemudian, enam bulan selanjutnya bumi berada pada jarak terjauh dengan matahari sekitar 152,0 Km.

Bumi juga mempunyai gesekan lain, yaitu berotasi pada porosnya, sebuah garis gaya yang menghubungakan kutub utara dan kutub selatan. Bumi berotasi sekali 24 jam ( tepatnya 23 jam, 56 menit, 4 detik). Perputaran rotasi bumi memiliki garis kemiringan khatulistiwa sekitar 230270 terhadap orbit bumi dikarenakan kemiringan ini menyebabkan munculnya musim siklus tahunan.

Dalam dictionary of astronomy, definisi bumi “earth” dijelaskan sebagai berikut :

“ Bumi planet ketiga dari matahari, seperti merkurius, vebus, dan mars. Bumi adalah salah satu planet yang padat, planet kecil di tata surya bagian dalam. Yang diketahui sebagai “planet terestrial” bumi merupakan salah satu dari empat planet dengan sateli alam yang besar yaitu bulan.

Struktur bumi terdiri dari beberapa unsur yaitu kerak, mantel, dan inti bumi. Jari-jari di kutub bumi adalah 6.356,8 km, sedangkan jari jarinya di ekuator adalah 6.378,2 km. Kondisi kutub utara dan selatan agak pepat. Pepatnya bola bumi ini disebabkan pada saat baru berbentuk bumi belum terlalu padat, dan rotasinya membuat mengembung pada bagian yang tegak lurus sumbu rotasi, yakni bagian ekuator, luas permukaan bumi kurang lebih 510.101.000 km2 dan volumenya adalah 1.083.320.000.000.000.000 km3.

Ukuran bumi ini begitu tepat, tidak terlalu kecil sehingga akan kehilangan atmosfernya, karena gravitasi yang kecil gagal mencegah gas lepas ke angkasa. Dan ukuran bumi tidak terlampau besar sehingga gravitasinya menahan begitu banyak atmosfer gas tang berbahaya.

Krak bumi yaitu kerak batuan yang menutupi bumi lapisan kulit ini tebalnya kira-kira 32-48 km dibawah dari kira-kira 4,8 km di bawah lautan. Kerak bumi terbentuk kira kira sekitar 4 miliyar tahun yang lalu. Batuan yang membentuk kerak bumi terbuat dari mineral dan tepat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :

1.        Batuan Beku

Dibentuk dari bahan batu yang panas yang berupa cairan (magma) yang kemudian membeku dan mengeras. Karena berbagai alasan, magma sering keluar menuju permukaan dan memancarkan keluar sedikit melaluia retakan di kerak bumi. Jika aliran magma ini cukup lama berlangsung, sebuah gunung api dapat terbentuk. Magma yang keluar ke permukaan bumi disebut lahar sebagaian besar lahar mengeras dalam beberapa minggu setelah keluar ke permukaan.

2.        Batuan Sedimen

Batuan sedimen terbentuk dari pasir, lumpur, atau bahan-bahan lain yang tersimpan di laut yang terbawa oleh aliran air dari daratan. Simpanan ini disebut sedimen. Bahan sedimen berarti batuan yang terbuat dari sedimen. Sebagian terbuat dari mineral lautan yang mengendap ketika air menyusut atau mengering. Endapan tersebut menjadi batuan setelah waktu yang berabad-abad.

3.        Batuan metamorf

Batuan metamorf berarti batuan yang telah diubah. Jika magma naik ke atas, maka banyak batuan yang sudah ada terkena tekanan suhuyang besar. Karena tekanan suhu ini, menyebabkan perubahan penting pada batuan.

      Mantel, dibawah lapisan bumi terapat lapisan bauan padat yang tebal yang disebut mantel. Tebalnya kira-kira 2.880 km dan suhunya 2.760 C. Mantel ini merupakan sumber batuan mencair/melelh yang menjadi magma gunung merapi, batuan di mantel terbuat dari magnesium, silikon, oksigen, besi dan aluminium. Bila gunung merapi meletus, semburan gas batuan meleleh (magma). Dan lahar yang keluar berasal dari lapisan mantel bumi.

      Setelah mantel ada inti bumi, inti bumi terbentuk pada suhu sekitar 6000 C elemen-elemen berat seperti besi mengumpul sebagau inti bumi yang dibagian dalam padat dikarenakan tekanan yang semakin dalam semakin tinggi. Inti bumi mempunyai tebal kira-kira 2.240 km dan terbuat dari nikel dan besi cair.

2.2  Teori penciptaan bumi

a.       Menurut Pandangan Ilmuan dan Filosof

Pada proses penciptaan planet-planet, khususnya planet yang mengitari matahari, termasuk diantaranya planet bumi yang permukaannya terdapat mahluk hidup. Para ilmuan belum sepakat seputar pembentukan planet-planet di sekitar bintang bintangnya atau bulan di sekitar planet planetnya. Namun sejumlah ahli telah mencoba untuk merumuskan teori untuk menjelaskan cara pembentukan planet-planet dieskitar bintang.

           Teori yang paling popular adalah teori yang menyatakan bahwa materi yang membentuk planet mengitari matahari tersebut berasal dari luar matahari dan bersandar pada keyakinan bahwa kuantitas untur-unsur alami yang terdapat dalam planet-planet tersebut, terutama bumi, tidak mungkin dihasilkan dari matahari. Pendapat ini menhatakan bahwa materi planet berasal dari hasil ledakan bintang yang berjumlah banyak setelah kehabisan bahan bakar yang berupa hidrogen dan unsur-unsur ringan lainnya yang berubah menjadi unsur-unsur alami yang berbeda-beda. Materi-materi bintang yang berterbangan jatuh pada seluruh gravitasi matahari, lalu mulai berotasi mengelilingi matahari dan akhirnya membentuk planet-planet yang berbeda.

           Teori lain mengatakan asal usul terciptanya bumi berasal dari radiasi yang dipancarkan oleh matahari yang baru lahir menolak materi awan debu disekitarnya. Yang tersisa hanyalah sebuah cakram debu yang mengtari matahari. Perlahan lahan buti-buti tersebut saling bergabungan dalam proses yang disebut akresi. Lambat laun, cakram debu berubah menjadi sejumlah plnet, yang salah satunya adalah bumi. Massa bumi tersur bertmbah sehingga medan gravitasinya teus meningkat. Hingga terus memampt dan terbentuklah bola padat yang intinya melelh. Inti bumi teridiri dari lelehan besi pekat yang diselimuti oleh mantel silikat padat. Aktivitas gunung api dan gempuran hujan meteor membentuk rupa permukaan planet bumi. Ketika pembentukan bumi hamper rampung, sebuah benda seukuran planet mars membenturnya sehingga terlemparlah awan materi ke jalur orbit bumi. Selanjutnya awan debu tersebut memampat dan menjadi satelit bumi dengan nama bulan.

           Namun, para astronot medern percaya bahwa terciptanya bumi secara teratur dan bertahap bukan hanya pada sebuah tabrakan yang beruntung seperti yang tertulis sebelumnya.

b.      Menurut pandangan Muffasir

Adapun al-Quran memberikan informasi mengenai penciptaan langit dan bumi dalam waktu enam hari, maha besar Allah dalam firmannya :

artinnya : “Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam diatas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan? Quran surat As sajdah : 4.

           Akan tetapi al-Qur’an belum cukup menyebutkan hakikat alam ini. Oleh karena itu, ada hakikat pendukung tentang penjelasan dari hari-hari penciptaan langit dan bumitersebut. Begitu juga tentang alam ketika pertama kali diciptakan. Pada hakikatnya penciptaan bumi tidak memakan waktu selama enam hari. Hal ini seperti yang termaktub dalam firman-Nya berikut: “katakanlah : sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu –sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam”. Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (penjelasan itu sebagai  jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa”. Keduanya menjawab: “kami datang dengan suka hati”. Maka Dia menjadikan tujuh langit dalam dua masa, Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”. Q.S Fushilat : 9-11


BAB 3

KESEIMBANGAN PENCIPTAAN BUMI MENURUT AL-QUR’AN DAN SAINS

 3.1  Keseimbangan Penciptaan Bumi

Keseimbangan diambil dari kata imbang yang bermakna setimbang (berat, ukuran, derajat, dsb) sedangkan keseimbangan memiliki makna suatu keadaan yang berimbang.

Al-Qur’an bukan hanya mengungkap bahwa Tuhan berkuasa menciptakan alam semesta akan tetapi memeliharanya dengan keseimbangan untuk semua ciptaan-Nya. Allah berfirman dalam firman-Nya :

 dan tidak adalah kekuasaan iblis terhdap mereka, melainkan hanyalah agar kami dapat membedakan siapa yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat dari siapa yang ragu-ragu tentang itu. Dan Tuhanmu Maha memelihara segala sesuatu” Q.S Saba’:21

Hukum-hukum keseimbangan yang mengatur alam sesungguhnya adalah hukum Allah swt. Maha besar Allah dengan firman-Nya yang menciptakan segala sesuatunya keseimbangan takaran yang sempurna : "Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” Q.S Al-Qamar:4

Hukum Allah atau sunnatullah memiliki tiga sifat yaitu pasti, objektif, dan tetap tidak berubah. Misalkan jika sebuah batu diangkat kemudian dilepas pasti batu tersebut jatuh ke bawah tidak mungkin batu tersebut akan melayang-layang jika ada sebuah hukum Tuhan (gravitasi) pasti berlaku padanya. Sedangkan yang dimaksud objektif adalah hukum itu berlaku pada apa saja. Sebselum Newton lahir, setiap batu yang terkena dampak hukum gravitasi jika dilemparkan keatas pasti akan jatuh kebawah.

Ditinggikannya langit dalam arti diciptakannya tinggi tanpa tiang. Ketinggian itu terlihat dengan jelas dengan mata kepala oleh penghuni bumi, dan pada saat yang sama ketinggiannya itu adalah ketinggian kedudukkannya, karena biasanya langit dinilai sebagai tempat turunnya malaikat dan turunya rahmat, bahkan tidak jarang manusia menunjuk kerah langit untuk mengisyaratkan wujud Tuhan atau kuasa-Nya.

Alam merupakan lapangan tujuan dimana segala sesuatu memenuhi suatu tujuan dan dengan cara demikian memberikan sumbangan bagi kesejahteraan dan keseimbangan segalanya. Dari sebutir kerikil yang bernyawa di lembah. Bima sakti-bima sakti dengan matahari-mataharinya, kehidupan dan kematiannya memenuhi suatu tujuan yang telah ditetapkan untukny oleh Tuhan.

Paul Davies berkomentar bagaimana hukum-hukum fisika memberikan kondisi ideal bagi kehidupan. “kalau saja alam memilih serangkaian angka yang sedikit berbeda, dunia akan menjadi tempat yang sangat amat berbeda. Barangkali kita tidak akan ada untuk melihatnya. Penemuan baru tentang kosmos primitive mewajibkan kita menerima bahwa alam semsesta yang mengembang telah diatur dalam gerakkannya dengan suatu ketelitian yang sangat menakjubkan.”

Seorang ahli biologi molekuler Micheal Dalton mengomentari bagaimana tepatnya ukuran gaya yang mengatur alam semesta ini, menurutnya

jika, misalnya gaya gravitasi satu triliun lebih kuat, maka alam semesta akan jauh lebih kecil dan sejarah hidupnya jauh lebih pendek.semua bintang rata-rata akan mempunyai massa satu triliun lebih kecil.dari matahari dan masa hidup sekitar satu tahun...”

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa pembuat rancangan adalah Allah SWT, yang menciptakan segalanya dengan ukuran dan rancangan yang luar biasa. Dalam ayat-Nya Allah swt menarik perhatian manusia. Pada keteraturan penciptaan alam semsesta. Yang direncanakan dan diperhitungkan secara detail.

Maha besar Allah dengan segala Firman-Nya :

dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran” Q,S Al-Hijr : 19.

 

a.       Suhu Bumi

“Allah menciptakan langit dan bumi dengan hak. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang mukmin”.Q.S Al-Ankabut : 44

Mekipun ayat tersebut tidak menyebutkan secara jelas mengenai suhu Bumi. Namun jika berdiri sendiri seperti ayat diatas maka penciptaan meliputi seluruh pengaturan dan pengendaliannya. Termasuk komponen-komponen yang ada dalam melengkapi agar bumi memenuhi syarat untuk menopng sebuah kehidupan salah satunya yaitu keseimbangan dalam penentuan atau pengaturan suhu Bumi.

      Suhu Bumi adalah unsur terpenting pertama bagi kehidupan dibumi. Bumi memiliki suhu yang memungkinkan untuk hidup dan atmosfer yang digunakan makhluk hidup untuk bernafas, khususnya bagi makhluk hidup yang kompleks seperti manusia. Bumi tidak akan memiliki sebuah kehidupan andai saja bumi berada paling dekat terhadap matahari seperti venus yeng bersuhu hingga 4500c atau lebih jauh seperti yupiter yang bersuhu -1430C. Molukul berbentuk karbon hanya mampu bertahan pada suhu antara -200 C dan 1200C, dan bumi satu satunya planet yang dengan suhu rata-rata dalam batas tersebut.

      Ahli geologi Amerika, Frank press dan Raymond slever seperti yang telah dikutip oleh Harun Yahya menunjukkan keistimewaan suhu rata-rata bumi, mereka menyetakan:

      ”kehidupan seperti yang kita ketahui hanya mungkin terjadi pada selang suhu yang sangat sempit. Selang suhu ini mungkin hanya 1 atau 2 persen dari selang suhu antara nol mutlak dan suhu permukaan matahari”

Terjaganya selang suhu ini juga berkaitan dengan jumlah panas yang dihasilkan oleh matahari, disamping jarak bumi dengan matahari. Menurut perhitungan, penurunan 10% saja dari cahaya yang dipancarkan oleh matahari dapat mengakibatkan bumi diselimuti lapisan es setebal beberapa meter, dan andaikan panas matahari naik maka seluruh permukaaan bumi akan gersang dan hangus oleh panas matahari dan kemungkinan bila terjadi badai matahari bumi akan menjadi hangus terbakar bagaikan tanah yang dibuat untuk batu bata.

b.      Medan magnet bumi

“dan kami menjadikan langit itu sebagai atap yang dipelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya.”

Dalam arti ayat diatas, allah mengarahkan perhatian manusia kepada benda benda langit, yang diciptakan-Nya. Sedemikian rupa sehingga masing-masing berjalan dan beredar dengan teratur, tanpa jatuh berguguran atau bertabrakan satu sama lain. “menjadikan langit itu sebagai atap yang dipelihara”, sebagaimana atap yang menaungi rumah terpelihara hingga tidak ambruk.

M. Quraish shihab berpendapat dalam ayat ini, menurut ayat menjelaskan tentang langit yang menyatakan : “dan kami menjadikan langit itu sebagai atap yang dipelihara”, yakni pada langit dan segala isinya. Karena itu kata alquran ini dapat mencakup banyak hal, seperti benda-benda langit. Allah SWT menjadikan semuanya itu diatas kita dan dalam saat yang sama yang maha kuasa itu memeliharanya sehingga dapat melindungi kehidupan yang ada dibumi. Jika melihat dari fungsi atap yang sebagaimana halnya atap rumah yang melindungi rumah, maka salah satu pelindung bumi adalah magnetosfer.

Oleh sebab itu, bumi merupakan sebuah planet yang selain dilindungi oleh atmosfer, bumi juga dilindungi oleh sebuah magnetosfer, yang melindungi bumi dari bombardemen radiasi dan benda-benda angkasa. Medan magnet bumi ini membentang hingga 18.000 km dari bumi, yang melindungi bola bumi ini dari energi mematikan.

  

c.       Ketepatan atmosfer bumi

“Allah lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu dan membaguskan rupamu serta memberi kamu rezeki dengan sebahagian yang baik baik. Yang demikian itu adalah Allah tuhanmu, maha agung allah, tuhan semesta alam.”

      Allah menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap, dimana fungsi atap yaitu untuk menaungi dan melindungi yang berada di bawahnya.

      Lebih lanjut lagi M. Quraish shilhab menjelaskan tentang ayat ini, bahwa Allah yang maha pencipta dan maha melimpahkan nikmatnya kepada umat manusia. Dengan dijadikannya bumi buat mahkluk hidup dalam kondisi stabil sehingga dapat menjadi hamparan dan tempat menetap yang layak buat kehidupan mahluk hidup yang ada dibumi walau bumi senantiasa beredar, dan menjadikan langit sebagai pelindung, walau langit tanpa tiang. Kata tabaraka terambil dari kara barkah yang bermakna sesuatu yang mantap juga berarti kebajikan yang melimpah dan beraneka ragam serta berkesinambungan.

      Bumi idak dilindungi oleh magnet bumi tetapi juga oleh rancangan khusus atmosfer yang terdiri dari kumpulan gas-gas yang telah diatur kadarnya sedemikian rupa sehingga dapat menaungi bumi dari hujan dan benda-benda asing yang menabrak planet bumi.

d.      Keseimbangan yang menopang kehidupan Bumi

” Apakah kamu lebih sulit penciptanya ataukah langit? Allah telah membinanya, Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya. Dan dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang. Dan bumi sesudah itu dihamrkan-Nya. Ia memancarkan daripadanya mata airnya. Dan ( menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancarkan-Nya dengan teguh, (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.”

      Menurut M. Quraish Shihab, dalam ayat tersebut allah SWT menunjukan bukti kuasa-Nya yang dapat ditarik dari alam raya. AllahSWT berfirman sekaligus bertanya dengan tujuan mengecam bahwa penciptaan langit lebih sulit dari pada penciptaan manusia. Ayat ini menjelaskan kuasanya mengenai penciptaan langit yang kokoh dan harminis.

      Menurut Hamka, ketika ayat alQuran menyebutkan “apakah kamu yang lebih sukar diciptakan ataukah langit?, ini merupakan pertanyaan yang tepat untuk menginsyafkan manusia dari kesombongannya. Mana yang lebih sukar menjadikan manusia jiak dibandingkan dengan menjadikan langit. Kemdian kata “lalu disempurkan-Nya. Bahwa keadaan langit tetap seperti dahulu berada dalam keteraturannya.

      Lihatlah bagaimana keseimbangan posisi bumi yang memang di desain untuk kehidupan manusia. Bumi yang berada lebih dekat ke tepi dari pada ke tengah galaksi bima sakti membuat manusia dapat menyaksikan galaksi yang spiral dan memiliki gagsan tentang struktur alam semesta.

      Bahkan perkembangan mahluk hidup di bumia tidak akan seperti sekarang andaikan bumi tidak berputar sebagaimana mestinya, sehingga tidak terjadi pergntian siang dan malam, karena riotasi bumi.

      Keseimbangan yang rumit yang menjadikan bumi layak untuk dihuni manusia memang bukan hanya sebuah kebetulan, para ahli astronomi amerika membuat daftarnya sendiri mengenai faktor yang menentukan kehidupan.

      Grafitasi di permukaan

Ø  Jiak lebih kuat: atmosfer terlalu banyak menahan ammonia dan methana

Ø  Jika lebih lemah: diatmosfer terlalu banya kekurangan air.

Jarak dengan bintang induk matahari

Ø  Jika lebih jauh : planet akan terlalu dingin bagi siklus air yang stabil

Ø  Jika terlalu dekta : planet akan terlalu panas bagi siklus air yang stabil

Ketebalan kerak bumi

Ø  Jiak lebih tebal : terlalu banya oksigen yang pindah dari atmosfer ke kerak bumi

Ø  Jika lebih tipis : aktivitas tektonik dan vulkanik akan terlalu besar

Periode rotasi

Ø  Jika lebih lama : perbedaan suhu antara siang dn malam terlalu besar

Ø  Jika lebih cepat : kecepatan angin pada atmosfer terlalu tinggi.

 

Interaksi gravitasi dengan bulan

Ø  Jika lebih besar : efek pasang surut pada laut, atmosfer dan periode rotasi semakin merusk.

Ø  Jika lebih kecil : pertumbuhan tidak langsung kepada orbit menyebabkan ketidakstabilan iklim.

Medan Magnet

Ø  Jika lebih kuat : badai elektro magnetik terlalu merusak\

Ø  Jika lebih lemah : kurang perlindungan dari radiasi bintang yang membahayakan

Albedo

Ø  Jika lebih besar : zaman es tak terkendali akan terjadi

Ø  Jika lebih kecil : efek rumah kaca tak terkendali akan terjadi

Aktivitas gempa

Ø  Jika lebih besar : terlalu banyak mahluk hidup yang binasa

Ø  Jika lebih kecil : bahan makanan di dasar laut yang dibawa oleh alirn sungai tidak akan di daur ulang ke dratan oleh pengangkatan tektonik.


BAB 4

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

            Ada tida kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian singkat mengnasi keseimbanganpenciptaan bumi dalam al-Quran di atas, yaitu :

1.      Planet bumi yang merupakan salah satu wujud dari salah satu keseimbangan alam semesta yang diciptakan oleh Allah SWT merupakan salah satu pembenaran akan sebuah kemustahilan adanya perbedaan antara nature sebagaiwork of god dan the Qur’an sebagai  word of god.  Sehingga benarlah bahwa al-Quran adalah kalamnya.

2.      Penciptaan bumi yang sangat mengagumkan merupakan salah satu tanda tanda kebesaran tuhan untuk menunjukan keberadaannya. Jika ada orang yang mengatakan bahwa penciptaan bumi merupakan peristiwa kebetulan saja, tampak dia harus melihat ulang dan melihat sekelilingnya kesempurnaan keseimbangan. Bagaimana mungkin sebuah sistem yang sangat sempurna yang terdapat dalam penciptaan bumi merupakan sebuah kebetulan belaka yang bergerak dan berproses secara tepat untuk keberadaan sebuah kehidupan. Hanya orang-orang yang merenungkannya yang dapat meliht tanda-tanda ini.

3.      Bumi telah diciptakan oleh Allah Swt dengan kesempurnaan keseimbangan yang memungkinkan tercipta kehidupan untuk manusia dan mahluk lainnya. Alangkah bijaknya bila manusia menjaga keteraturannya dan keseimbangan yng tela disediakan untuk kehidupan manusia itu sendiri. Sehingga tidak terjadi kepincangan dan ketidakseimbangan yang akibatnya akan menimpa manusia itu sendiri. Dalam keadan bumi yang nyaman ini sungguh sangat disayangkan bila manusia hidup dalam kesiasiaan tidak bersujud mengakui adanya tuhan yang telah maenunjukan keberadaan-Nya melalui ciptaan-Nya yang sangat mengagumkan ini.

4.2. Saran

            Kebesaran tuhan yang menciptakan alam semesta termasuk bumi dengan keadaan yang seimbang sehingga menunjang kehidupan dan menjadi manusia sebagai khalifah di bumi, agar manusia yang diberikan kecerdasan akal untuk mengelola bumi ini dengan baik dan menjaga segala sesuatu agar bumi ini berada dalam keadaan yang serasi dan harmonis bagi kehidupan.

  

DAFTAR PUSTAKA

 

Admiranto, A. Gunawan, Tata Surya Dan Alam Semesta. Yogyakarta: kanisius,

2000.

 

Ali, Mukti, Alam pikiran Islam modern di india dan pakistan, Bandung: Mizan,

1995.

 

Asyarie, Sukmadjaja, Indeks Al-Qur’an. Bandung :Pustaka,1984

Baiquini, Achmad. Al-Qur-an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Yogyakarta: PT.

Dana Bhakti Prima yasa. 1997.

Budianto. Risalah Alam Semesta dan Kehidupan. Jakarta: G-kreatif.2006

Glasse, Cyril. Ensiclopedi Islam. Jakarta : Raja Grafindo persada. 1999

                                     

 

Kata Pengantar

Syukur Alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas saya ucapkan kepada Allah SWT, yang karena bimbingan-Nya maka saya bisa menyelesaikan sebuah karya tulis yang berjudul “keseimbangan penciptaan bumi menurut Al-Qur’an dan sains”. Sangat pentinglah bagi kami dapat mengetahui bagaimana keseimbangan terciptanya Alam semesta menurut al-qur’an dan sains..

Tujuan disusunnya karya tulis ini adalah agar dapat berguna dan menambah wawasan dikalangan mahasiswa dan masyarakat. Karya tulis ini disusun secara ringkas dan mudah dipahami agar dapat dicerna oleh pembaca.

Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan karya tulis ini. Saya  menyadari akan kelemahan dan kekurangnnya karya tulis ini  oleh karena itu, segala kritik dan saran akan saya terima untuk membangun kembali karya tulis ini.

 

Gorontalo, 26 April  2016

 

Penulis

 

DAFTAR ISI

 

Kata pengantar

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang      …………………………………..………      1

1.2 Rumusan Masalah …....……….…………………………….     2

1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………....      2

BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG PENCIPTAAN PLANET BUMI

2.1 Pengertian Planet Bumi…………………………….………...…3

2.2 Teori penciptaan bumi............................................………….... 6  

BAB III KESEIMBANGAN PENCIPTAAN BUMI MENURUT AL-QUR’AN

                DAN SAINS

3.1  Keseimbangan Penciptaan Bumi…………………………...............9

a. Suhu Bumi....................................................................................11

b. Medan magnet bumi.....................................................................12

 c. Ketepatan atmosfer bumi..............................................................13

BAB IV PENUTUP

            4.1 kesimpulan......................................................................................17

            4.2 Saran...............................................................................................18

Daftar Pustaka

 

DAFTAR PUSTAKA            ...........................................................................         10

 

 

 



Related Posts

Post a Comment