-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Tugas Kuliah : Pemanfaatan Arus Listrik dalam Rumah Tangga

Post a Comment

  


 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat. Seiring meningkatnya pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat membuat kebutuhan energi listrik juga terus meningkat.

Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Sehingga dengan semakin meningkatnya teknologi maka penyediaan tenaga listrik pun akan semakin diperluas, karena listrik merupakan salah satu faktor besar yang mempengaruhi kemajuan teknologi dunia. Untuk mengatasi biaya listrik yang besar maka dibuatlah alat penghemat listrik yang katanya mampu menurunkan daya pemakaian listrik.

1.2 Rumusan masalah

1.      Bagaimana arus listrik?
2. Bagaimana pemanfaatan arus listrik dalam rumah tangga?
3. Bagaimana pembangkit arus listrik?
4. Bagaimana dampak arus listrik?

1.3 Tujuan

1.      Mahasiswa dapat mengetahui arus listrik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui pemanfaatan arus listrik dalam rumah tangga.
3. Mahasiswa dapat mengetahui pembangkit arus listrik.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dampak arus listrik.

1.4 Manfaat

Pembuatan makalah ini diharapkan agar mahasiswa mampu memahami ttentang arus listrik dan segala aspek yang ada pada arus listrik itu sendiri.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian arus listrik

Listrik merupakan aliran elektron dari sebuah objek melalui konduktor. Elektron adalah partikel terluar dari atom yang bermuatan negatif yang bila bersentuhan dengan objek, objek tersebut akan bermuatan negatif. Listrik ada yang memiliki arus lemah dan ada juga yang memiliki arus kuat.

Kita semua tentu paham bahwa arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron dimana setiap elektron mempunyai muatan yang besarnya sama. Jika kita mempunyai benda bermuatan negatif berarti benda tersebut mempunyai kelebihan elektron. Derajat termuatinya benda tersebut diukur dengan jumlah kelebihan elektron yang ada. Ada banyak teknologi yang dapat menghasilkan arrus listrik, diantaranya yaitu Microbial fuel cell (MFC) dan Sediment microbial fuel cell (SMFC) seperti yang telah diterapkan di perairan teluk laut jakarta. 

Microbial fuel cell (MFC) dikenal sebagai teknologi yang dapat menghasilkan energi listrik melalui proses degradasi bahan organik oleh mikroorganisme melalui reaksi katalitik atau melalui mekanisme sistem bioelektrokimia dari mikroorganisme (Logan 2008). Berbagai mikroorganisme berperan dalam MFC, mulai dari yang bersifat aerob, anaerob fakultatif maupun anaerob obligat (Kim et al. 2006). MFC mempunyai berbagai kelebihan dibandingkan dengan teknologi yang menghasilkan energi dari sumber biomasa lainnya, diantaranya memiliki tingkat efisiensi yang tinggi, kondisi operasi yang lunak, tidak dibutuhkannya energi input, dan dapat diaplikasikan pada berbagai tempat yang memiliki infrastruktur listrik yang kurang (Rabaey & Verstraete 2005). Kajian pada bidang perikanan, MFC telah dikembangkan sebagai teknologi dalam pengolahan limbah hasil perikanan (You 2010) dan mengurangi tingkat pencemaran lingkungan perairan (Oh et al. 2010).

Sediment microbial fuel cell (SMFC) merupakan salah satu model dari MFC (Hong 2009a). SMFC memanfaatkan mikroorganisme yang terdapat pada sedimen untuk mendegradasi bahan organik (Chae et al. 2009 & Pant et al. 2010). Berbagai jenis sedimen telah dicobakan dalam pengembangan SMFC ini, antara lain sedimen estuaria dari dekat Pantai Raritan USA dan sedimen rawa asin dari Tuckerton USA (Reimers et al. 2001), sedimen Danau Ilgam Seoul (Hong et al. 2008), sedimen Sungai Gongji (Hong et al. 2009a), sedimen Danau Sihwa (Hong et al. 2009b), sedimen Danau Hussain Sagar Hyderabad dan sedimen Sungai Uppal Hyderabad (Mohan et al. 2009), serta sedimen laut Pelabuhan Boston (Holmes et al. 2004).

 2.2 Pemanfaatan listrik dalam rumah tangga

Dengan berkembangnya teknologi elektronik digital kontrol, maka hampir semua peralatan listrik sekarang ini berbasiskan sistem mikro elektronik (peralatan elektronik). Demikian juga peralatan listrik untuk keperluan domestik dan perkantoran seperti komputer, sistem air conditioner, kulkas, lampu hemat energi, TV, oven microwave dan lain sebagainya. Penggunaan peralatan elektronik lebih menguntungkan, karena efisiensinya yang tinggi, pengaturan yang mudah dan mulus, dimensi ruang yang kecil dan lebih fleksibel serta artistik.

Untuk mengoperasikan peralatan elektronik diperlukan sumber tegangan arus searah (DC power supplies). Umumnya tegangan DC ini didapatkan dari tegangan bolak balik (AC) yang tersedia di jala-jala sistem dengan cara menyearahkannya. Oleh karena itu, di setiap peralatan elektronik selalu terdapat penyearah. Umumnya penyearah yang digunakan adalah jenis penyearah satu fasa gelombang penuh yang dilengkapi dengan kapasitor perata tegangan, atau power suplai DC jenis SMPS (Switch Mode Power Supply). Penyearah-penyearah jenis ini mempunyai karaktristik non-linier yang mengakibatkan bentuk gelombang arus yang ditariknya dari jala-jala sistem menjadi non-sinusoidal terdistorsi. Menurut Analisis Fourier, bentuk gelombang arus yang non-sinusoidal akan terdiri dari arus fundamental dan sejumlah komponen arus harmonisa. Oleh karena itu peralatan elektronik merupakan beban non-linier yang menghasilkan harmonisa bagi sistem jala-jala listrik.

Transformator adalah suatu alat listrik statis yang dipergunakan untuk mengubah tegangan bolak-balik menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dan digunakan untuk memindahkan energi dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian lainnya tanpa merubah frekuensi. Transformator disebut peralatan statis karena tidak ada bagian yang bergerak atau berputar, tidak seperti motor atau generator. Dalam bentuknya yang paling sederhana, transformator terdiri atas dua kumparan dan satu induktansi mutual.

Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis kinerja efisiensi listrik dari alat penghemat listrik terhadap beberapa alat rumah tangga dengan asumsi bahwa alat penghemat listrik tersebut dapat menghemat pemakaian listrik. Penelitian dilakukan dengan mengukur arus, tegangan dan cos phi pada beberapa alat rumah tangga sebelum dan setelah dipasangi alat penghemat listrik. Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa alat penghemat listrik cenderung tidak menurunkan daya penghematan listrik namun bahkan bertambah seperti pada AC dari 784,98 watt bertambah menjadi 841,5 watt setelah dipasangkan alat penghemat listrik begitupun dengan kipas angin dari 43,85 Watt bertambah menjadi 70,38 Watt. Hal ini disebabkan alat penghemat listrik itu sendiri memiliki beban yang cukup besar yaitu 60,94 watt sehingga jika digunakan justru akan menambah beban pada instalasi alat rumah tangga. Sedangkan alat rumah tangga yang mengalami penurunan beban adalah strika dan lampu pijar.

Dalam ilmu teknologi sudah banyak penemuan yang sangat bermanfaat bagi manusia salah satunya yaitu sensor, dimana sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk mengukur magnitude. Sensor adalah sejenis transduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Kemajuan teknologi tersebut sangat dibutuhkan untuk membuat sebuah sistem keamanan, karena sulitnya perekonomian saat ini membuat orang bertindak kriminal dengan cara melakukan pencurian dimana target pencurianya yaitu rumah-rumah yang ditinggal pergi oleh pemiliknya. Dari situlah yang membuat kekhawatiran jika kita pergi meninggalkan rumah, untuk mengatasi masalah tersebut maka penelitian ini akan membahas tentang sistem keamanan rumah menggunakan sensor PIR (Passive Infra Red) berbasis mikrokontroler. dimana sistem ini dirancang dengan perangkat elektronika yang terdiri dari sensor PIR, mikrokontroler ATMega8535 dimana alat ini digunakan sebagai penyimpan dan mengeksekusi data yang telah di program terlebih dahulu dari sini maka akan terbentuk suatu perangkat yang secara umun dapat mengidentifikasi keberadaan manusia dan dapat terhubung dengan pemilik rumah dari jarak jauh.

a.      Sensor PIR (Passive Infra Red)

Sensor adalah komponen yang mengubah besaran fisis menjadi besaran listrik (Franky chandra dan Deni Arifianto, 2010). Sensor yang digunakan pada sistem ini adalah Sensor PIR.

PIR merupakan sebuah sensor berbasis infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai namanya “Passive”, sensor ini hanya merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya.

b.      Mikrokontroler ATmega8535 

Mikrokontroler adalah sebuah chip yang dapat mengontrol suatu sistem rangkaian dengan menggunakan tegangan DC maksimal 5 Volt, namun dapat mengontrol perangkat-perangkat elektronik yang memiliki tegangan yang lebih tinggi. Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computing) 8 bit yang instruksinya dikemas dalam kode 16 bit dan dieksekusi dalam satu siklus clock.

c.       Ponsel

Ponsel adalah sebuah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line yang konvensional, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless).

d.      Power Supply

Power supply berfungsi menyediakan tegangan untuk rangkaian elektronik pada sistem ini. Power supply mendapatkan sumber tegangan dari PLN sebesar 220 VAC yang kemudian diturunkan menjadi 6 VDC menggunakan adaptor sesuai tegangan yang dibutuhkan oleh sistem. Kemudian dibuat juga sumber dari 4 buah battery 1.5 VDC yang disusun secara paralel sehingga menghasilkan tegangan 6 VDC. Dalam sistem keamanan ini penulis menggunakan 2 power supply yang bersumber dari PLN dan battery hal ini untuk mengantisipasi pemadaman listrik dari PLN sehingga sistem tetap dapat bekerja menggunakan battery walaupun sumber dari PLN mati.

e.       Relay

Relay adalah sebuah alat yang bekerja secara otomatis mengatur atau memasukan suatu rangkaian listrik (rangkaian trip) akibat adanya perubahan rangkaian yang lain. Relay pada awalnya berdasarkan dari teknik telegrafi, dimana sebuah coil di-energize oleh sebuah arus lemah, dan coil ini menarik armature untuk menutup kontak (Maulina Tanjung, 2009). Jadi Relay dapat disebut juga saklar elektromagnetis, karena alat ini bekerja dengan memanfaatkan gaya magnet dari coil yang terdapat dalam relay karena diberikan tegangan listrik.

2.3 Macam-macam pembangkit arus listrik

Meskipun pemanfaatan listrik cukup prospektif, tetapi terdapat kendala dalam proses pembangkitannya, mengingat sebagaian besar dari bahan bakar yang dimanfaatkan oleh pembangkit listrik di Indonesia adalah bahan bakar fosil. Untuk itu, agar pembangkit listrik tersebut tidak mengeluarkan emisi yang berdampak negatip terhadap lingkungan dan listrik yang diproduksi dapat dimanfaatkan secara berkesinambungan, diperlukan pemilihan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan dengan mempertimbangkan cadangan energi yang berlimpah dan sedapat mungkin memanfaatkan sumber energi yang terbarukan.

Adapun berapa macam pembangkit listrik yang dapat memenuhi kebutuhan listrik nasional diantaranya sebagai berikut:

2.3.1  Arus listrik tenaga air laut

Arus laut adalah gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Arus di permukaan laut terutama disebabkan oleh tiupan angin, sedang arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas massa air laut. Selain itu, arus di permukan laut dapat juga disebabkan oleh gerakan pasang surut air laut atau gelombang. Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang bergerak melintasi samudera (ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal currents).

Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut termasuk dalam Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut karena derasnya arus dan tingginya gelombang dipengaruhi oleh interaksi bulan-bumi. Mekanisme kerja pembangkit ini tidak jauh berbeda dengan pembangkit listrik tipe lainnya.

Teknologi Marine Current Turbine (MCT) bekerja seperti pembangkit listrik tenaga angin yang dibenamkan di bawah laut. Kincir memutar rotor yang menggerakkan generator yang terhubung kepada sebuah kotak gir (gearbox). Kincir tersebut dipasangkan pada sebuah sayap yang membentang horisontal dari sebuah barang silinder yang diborkan ke dasar laut. Turbin tersebut akan menghasilkan 750-1500 KW per unitnya, dan dapat disusun dalam barisan-barisan sehingga menjadi ladang pembangkit listrik. Demi menjaga agar ikan dan makhluk hidup lainnya tidak terluka oleh alat ini, kecepatan rotor diatur 10-20 rpm (sebagai perbandingan saja, kecepatan baling-baling kapal laut berkisar hingga sepuluh kalinya).

Pembangkit listrik tenaga arus laut memiliki beberapa komponen penting antara lain :

·         Rotor, untuk mengkonversikan energi kinetik terdapat dua jenis rotor (daun turbin) yang biasa digunakan Jenis rotor yang mirip dengan kincir angin atau cross-flow rotor atau rotor Darrieus.

·         Generator, dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Generator yang digunakan oleh pembangkit arus laut dengan teknologi MCT adalah generator asinkron.

·         Gearbox, berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada turbin energi arus laut menjadi putaran tinggi agar daat digunakan untuk memutar generator.

·         Sistem Pengereman, digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman saat terdapat arus yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya.

·         Rectifier-Inverter, untuk mengatasi naik turunnya keluaran listrik dari generator karena naik turunnya putaran turbin maka listrik yang dihasilkan oleh generator harus disalurkan terlebih dahulu ke sistem rectifier-inverter agar keluaran tegangan dan frekuensi listriknya sama dengan listrik yang dihasilkan PLN.

 

2.3.2 Arus listrik tenaga matahari

Proses konversi cahaya matahari menjadi listrik dapat terjadi karena bahan penyusun sel surya berupa semikonduktor, yaitu semikonduktor jenis n dan p. Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan elektron, sehingga kelebihan muatan negatif. Sedangkan semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga kelebihan muatan positif. Prinsip kerja sel surya adalah dengan memanfaatkan teori cahaya sebagai partikel. Energi yang dipancarkan oleh sebuah cahaya dengan panjang gelombang V dirumuskan dengan persamaan E = hc/_. Dengan h adalah konstanta Plancks (6, 62×10−34 Js) dan c adalah kecepatan cahaya dalam vakum (3, 00 × 108 m/s). Persamaan di atas juga menunjukkan bahwa photon dapat dilihat sebagai sebuah partikel energi atau sebagai gelombang dengan panjang gelombang dan frekuensi tertentu. Dengan menggunakan sebuah divais semikonduktor yang memiliki permukaan yang luas dan terdiri dari rangkaian dioda tipe p dan n, cahaya yang datang akan mampu dirubah menjadi energi listrik.

2.3.3 Arus listrik tenaga angin

Energi angin merupakan salah satu sumber energi terbarukan dan energi ramah lingkungan karena relatif tidak menimbulkan emisi udara. keluaran daya dari wind generator dapat dinyatakan dengan fungsi non linear dari koefisien daya (power coefficient). Daya angin yang tersedia adalah potensi energi angin di suatu lokasi dan dikoreksi dengan menggunakan faktor pola energi, kE yang didefinisikan sebagai:


Pada turbin angin dikenal istilah Batasan Betz (Betz limit) yang menyatakan bahwa daya maksimum yang diserap oleh turbin angin tidak melebihi 59,3% dari daya angin yang tersedia.

 

2.4 Dampak dari arus listrik

Trauma dari serangan listrik adalah kerusakan yang disebabkan oleh adanya aliran arus listrik yang melewati tubuh manusia dan membakar jaringan ataupun menyebabkan terganggunya fungsi organ. Trauma ini dapat terjadi pada kontak dengan aliran listrik bertegangan tinggi ataupun rendah. Listrik dengan tegangan rendah lebih sering menjadi penyebab pada trauma akibat listrik yang terjadi pada lingkungan rumah tangga, sering disertai adanya tetani otot pada daerah kontak listrik, dan dapat mengakibatkan gangguan pada jantung yang dapat berakibat fatal.

Trauma akibat serangan listrik berada pada urutan kelima sebagai salah satu risiko akibat kerja. Sekitar 60-70% dari trauma akibat serangan listrik terjadi pada aliran listrik bertegangan rendah, dimana 50% mengalami kematian.

Tubuh manusia merupakan penghantar listrik yang baik sehingga bila terjadi kontak langsung dengan arus listrik bisa berakibat fatal. Arus listrik yang mengalir ke dalam tubuh manusia akan menghasilkan panas yang dapat membakar dan menghancurkan jaringan tubuh. Meskipun luka bakar akibat serangan arus listrik tampak ringan, tetapi terdapat kemungkinan adanya kerusakan organ dalam yang serius, terutama pada jantung, otot, ataupun otak yang dapat mengakibatkan kematian. Tanda dan gejala meliputi luka bakar pada kulit, kerusakan organ dalam dan jaringan lainnya, aritmia, serta gagal nafas.1,3

Arus listrik dapat menyebabkan terjadinya cedera melalui tiga cara, yaitu henti jantung (cardiac arrest), perusakan otot, saraf, dan jaringan oleh arus listrik yang melewati tubuh, serta luka bakar termal akibat kontak dengan sumber listrik.

Cedera akibat serangan arus listrik dapat berupa luka bakar ringan hingga kematian. Tingkat cedera yang terjadi tergantung pada beberapa faktor, antara lain jenis dan kekuatan arus listrik, tegangan, ketahanan tubuh terhadap arus listrik, jalur arus listrik ketika masuk ke dalam tubuh, dan lamanya tubuh terkena paparan arus listrik.

Kematian akibat serangan listrik secara langsung tidak selalu menunjukkan fenomena spesifik, oleh sebab itu diagnosa kematian akibat serangan listrik merupakan hasil kerjasama antara patologi forensik, toksikologi forensik, dan polisi penyelidik..

BAB III

                                                   PENUTUP       

3.1 Kesimpulan

Listrik merupakan aliran elektron dari sebuah objek melalui konduktor. Elektron adalah partikel terluar dari atom yang bermuatan negatif yang bila bersentuhan dengan objek, objek tersebut akan bermuatan negatif. Arus listrik terjadi karena adanya aliran elektron dimana setiap elektron mempunyai muatan yang besarnya sama.

Untuk mengoperasikan peralatan elektronik yang ada dirumah diperlukan sumber tegangan arus searah (DC power supplies). Umumnya tegangan DC ini didapatkan dari tegangan bolak balik (AC) yang tersedia di jala-jala sistem dengan cara menyearahkannya. Oleh karena itu, di setiap peralatan elektronik selalu terdapat penyearah.

Ada berapa macam pembangkit listrik yang dapat memenuhi kebutuhan listrik nasional diantaranya yaitu arus listrik tenaga air laut, tenaga matahari dan tenaga angin.

Arus listrik dapat menyebabkan terjadinya cedera melalui tiga cara, yaitu henti jantung (cardiac arrest), perusakan otot, saraf, dan jaringan oleh arus listrik yang melewati tubuh, serta luka bakar termal akibat kontak dengan sumber listrik.

 

3.2 Saran

Gunakanlah aliran listrik dengan sebaik-baiknya dan manfaatkanlah sesuai mestinya. Karena disamping bermanfaat bag kehidupan, arus listrik juga berbahaya bagi manusia.

 

 

 



Related Posts

Post a Comment