proses belajar mengajar “Teori yang digunakan pada saat pembelajaran” dalam mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 2 Gorontalo
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri,dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (2005:65-66). Dalam proses
belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara peserta didik dan
pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari,
penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik adalah seseorang atau
sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan
seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar yang efektif. Pada mata pelajaran sains diperlukan kurikulum yang
sesuai dengan bidangnya. Untuk itu dalam pembelajaran dan cara pengajaran
materi sains tidak dapat dianggap sama dengan mata pelajaran lain yang tidak
sejenis, karenanya dilakukan observasi pembelajaran fisika di sekolah yang
penting bagi calon pendidik untuk mengajarkan fisika.
Dalam rangka
menunjang pelaksanaan proses pembelajaran mata kuliah Belajar Dan Pembelajaran
maka, kami mengadakan observasi di SMA Negeri 2 Gorontalo tentang
bagaimana proses belajar mengajar “Teori yang digunakan pada saat pembelajaran”
dalam mata pelajaran Fisika. Untuk mengetahi bagaimana proses belajar mengajar
dan teori belajar apa yang digunakan dalam pelajaran Fisika di SMA Negeri 7
Gorontalo, maka kami mengikuti proses belajar mengajar pada salah satu kelas XI
di SMA Negeri 2 Gorontalo dan mengadakan interview dengan guru mata pelajaran
Fisika yang mengajar di kelas itu. Serta menganalisis bagaimana proses belajar
mengajar tersebut, teori dan metode belajar apa yang digunakan oleh guru mata
pelajaran Fisika dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman kami
dalam pengimplementasian teori dan metode belajar di sekolah.
Selain itu,
observasi ini juga kami lakukan untuk mengetahui apakah guru mata pelajaran
khususnya Fisika sudah menerapkan teori dan metode belajar yang didapatkannya
selama di perguruan tinggi dan sebagai refrensi bagi kami umtuk meningkatkan
kualitas dalam persiapan, proses, dan evaluasi pembelajaran ke depannya.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar yang dilakukan oleh guru fisika di kelas
?
2.
Bagaimana
cara pengelolaan kelas yang dilakukan guru fisika agar Kegiatan Belajar Mengajar
berlangsung secara efektif ?
3.
Bagaimana
perbandingan Kegiatan Belajar Mengajar guru fisika di kelas dengan teori yang
didapat selama perkuliahan ?
4.
Bagaimana
kendala yang dialami guru di sekolah dalam pembelajaran fisika ?
5.
Bagaimana
metode yang digunakan guru di SMA Negeri 2 Gorontalo dalam memecahkan masalah
belajar yang ada ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar yang dilakukan oleh guru fisika di kelas.
2.
Mengetahui
cara pengelolaan kelas yang dilakukan guru fisika agar Kegiatan Belajar
Mengajar berlangsung secara efektif.
3.
Mengetahui
perbandingan Kegiatan Belajar Mengajar guru fisika di kelas dengan teori yang
didapat selama perkuliahan.
4.
Mengetahui
kendala yang dialami guru di sekolah dalam pembelajaran fisika.
5.
Mengetahui
metode yang digunakan guru di SMA Negeri 2 Gorontalo dalam memecahkan masalah
belajar yang ada.
D.
Pelaksanaan
Observasi
Pelaksanaan observasi ini di lakukan di SMA Negeri 2
Gorontalo pada :
Tanggal :
15 Mei 2017
Waktu :
09.30-11.00 WITA
Materi :
Momen Gaya dan Momen Inersia
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Kegiatan
Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
yang diterapkan oleh guru sudah mengikuti urutan yang seharusnya, yaitu dimulai
dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Semua kegiatan di laksanakan
dengan baik berdasarkan urutan-urutan pembelajaran.
1.
Pendahuluan
Pendahuluan yang
dilakukan guru cukup baik. Dimulai dengan melakukan pengelolaan kelas dengan
memberikan salam, dan mengabsensi kehadiran peserta didik, Guru membuka
pelajaran dengan menanyakan materi yang telah di pelajari sebelumnya kepada
peserta didik dan peserta didik menjawab pertanyaan guru dengan serempak.
Guru tidak
menyampaikan tujuan pembelajaran, sehingga peserta didik tidak mengetahui
apa tujuan dari pembelajaran pada hari itu. Guru hanya memberikan
motivasi sehingga peserta didik termotivasi dalam mengikuti pelajaran.
Seharusnya seorang guru menyampaikan tujuan
pembelajaran agar peserta didik dapat mengetahui apa tujuan dari
mempelajari materi tersebut.
2.
Kegiatan
Inti
Pada kegiatan ini guru melakukan 3 hal yaitu
Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi. Pada kegiatan ekplorasi guru mempersilahkan peserta didik untuk membuka dan membaca
referensi tentang materi yang dibahas. Kegiatan elaborasi peserta didik dibimbing
oleh guru untuk mendiskusikan materi Momen Gaya dan Momen Inersia dengan
membagikan LKS serta menjelaskan materi di depan teman teman lain. Guru
menampilkan beberapa contoh soal yang dikerjakan oleh peserta didik dan dibahas
bersama-sama oleh guru dan peserta didik, pada proses ini peserta didik
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Kemudian guru juga memberikan latihan
soal yang dituliskan di papan tulis yang boleh dikerjakan secara berdiskusi
bersama teman sebangku atau secara perorangan, sehingga peserta didik
dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Guru juga memperhatikan peserta
didik dengan berkeliling untuk mengetahui apakah peserta didik sudah bisa
menjawab soal atau belum. Kegiatan Konfirmasi peserta didik dan guru bersama
sama menyimpulkan materi tentang momen gaya dan momen inersia serta guru menjelakan
materi yang belum dipahami oleh siswa.
3. Penutup
Pada kegiatan
penutup guru mengevaluasi kemampuan siswa dalam materi yang telah diajarkan dan
membuat rangkuman materi yang telah dipelajari
B. Pengelolaan
Kelas
1.
Pengelompokan
Peserta Didik
Bila dilihat dari segi tempat duduk peserta didik,
peserta didik perempuan duduk dengan peserta didik perempuan, begitu pula
peserta didik laki-laki duduk dengan peserta didik laki-laki. Hal ini bermaksud
agar tidak terlalu terjadi keributan antara peserta didik laki-laki dan peserta
didik perempuan.
2.
Suasana
Proses Belajar
Suasana pada awal pembelajaran sangat tenang, dan
peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga guru
menjelaskan materi pembelajaran dengan mudah dalam pengelolaan kelas tersebut. Setelah
setengah pelajaran berlangsung kondisi kelas mulai mencair, guru semakin santai
dalam mengajar sehingga suasana kelas menjadi sedikit ribut, namun dalam
kondisi ini guru masih dapat mengendalikan suasana belajar untuk kembali
kondusif.
Dari segi penguasaan
materi, guru cukup berhasil membawa peserta didiknya untuk aktif belajar dan
memahami materi yang diberikan. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta didik
yang aktif
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru, peserta didik juga sering
bertanya apabila ada yang belum dipahaminya.
C.
Teori
Pembelajaran
Pada kegiatan pembelajaran guru menggunakan teori
kognitif karena asumsi
teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan dan pengalaman
yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang telah dimilikinya.
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran atau informasi
baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang. Teori
kognitif lebih mementingkan proses belajar bukan pada hasil belajar.Teori ini
berpendapat bahwa belajar merupakan suatu proses internal yang ,mencakup
ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek-aspek kejiwaan lainnya.
D.
Kendala/Kasus dalam pembelajaran Fisika
Beberapa kendala
yang sering dihadapi dalam pembelajaran fisika di kelas adalah kendala yang
terdapat dari dalam diri siswa :
1.
Sering
anak menganggap bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit, dengan pemikiran
tersebut siswa telah memiliki hambatan dalam menerima materi. Yang terlihat
dalam fisika bagi siswa adalah banyaknya rumus yang diajarkan. Tugas guru
adalah memberikan pengertian fisis kepada siswa dan menunjukkan bahwa fisika tidak
hanya berupa rumus, namun dapat dipelajari secara logis dan aplikasinya dapat
dilihat dalam kehidupan sehari-hari.
2.
Modal
matematika dasar siswa lemah sehingga dalam pembelajaran fisika siswa lambat
dalam menerima materi pelajaran tetapi sudah diantisipasi dengan mengurangi
tingkat soal yang yang sulit
3.
Kurangnya
fasilitas pembelajaran berupa buku pegangan siswa tetapi sudah diantisipasi
oleh pengajar dengan membagikan bahan ajar kepada siswa
E.
Metode
yang digunakan
Dalam
pembelajaran fisika guru tidak boleh terpaku dengan sebuah metode. Karena
setiap kelas memiliki karakteristik siswa yang berbeda dan setiap materipun
juga memiliki perbedaan. Sehingga seorang guru harus pandai, terampil dan jeli
untuk menggunakan metode yang tepat. Pada umumnya di sekolah yang penulis
amati, setiap kelas memiliki kemampuan yang hampir sama, jadi metode yang
pertama digunakan oleh narasumber adalah metode yang sama untuk setiap
kelasnya. Melalui metode yang sama itu dapat terlihat perbedaan pemahaman siswa
sehingga guru dapat menentukan langkah selanjutnya yang harus diambil untuk
membelajarkan siswa. Pada umumnya metode pembelajaran yang digunakan pada
pembelajaran ini adalah Problem Solving yaitu penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu
masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan
sendiri atau secara bersama-sama. Orientasi pembelajarannya adalah investigasi
dan penemuan yang pada dasarnya adalah pemecahan masalah.
BAB 3
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil observasi yang kami lakukan di SMAN 2 Gorontalo, dapat disimpulkan bahwa
guru dalam memilih metode dan teori pembelajaran disesuaikan dengan
karakteristik siswa, guru Mata Pelajaran Fisika bisa mensiasti dan memilih
metode yang tepat untuk digunakan di kelas XI.
Dari proses pembelajarannya dapat
dilihat guru lebih memberikan kebebasan terhadap siswanya untuk belajar
mengembangkan kemempuannya. Metode belajar yang digunakan cukup menarik minat
siswa dalam belajar.Sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai.
1. Metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru tersebut adalah dengan metode Pemecahan
Masalah (Problem Solving) dan Metode Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem
Based Learning). Antisipasi dari kelemahan metode yang digunakan adalah dengan
memberikan motivasi kepada siswa dan dengan memberikan perhatian khusus
terhadap siswa-siswa yang kurang.
2. Metode
pengajaran yang digunakan adalah metode ceramah pada awal pembelajaran dan
kemudian dilanjutkan dengan metode diskusi, debat, dan pengungkapan pendapat.
Pada beberapa materi digunakan pula metode eksperimen.
3. Teori
pembelajaran yang dianut dalam proses pembelajaran adalah teori pembelajaran
kognitif yang dicetuskan oleh piaget.
A. Saran
1. Idealnya
proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru benar-benar sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh peserta didik dan juga sesuai dengan kondisi peserta
didik.
2. Untuk
guru masa yang akan datang sebaiknya menggunakan metode pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik sehingga dapat meningkatkan keterampilan berfikir
tingkat tinggi.
Post a Comment
Post a Comment