Model learning cycle ini mempunyai tujuan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri dengan terlibat secara aktif mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berfikir baik secara individu maupun kelompok, sehingga siswa dapat menguasai kompetensi–kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran (Fitriani dkk, 2016).
Menurut Lorsbach dalam Ngalimun (2017) LC tiga fase saat ini telah dikembangkan dan disempurnakan menjadi 5 dan 6 fase. Pada LC 5 fase, ditambahkan tahap engagement sebelum exploration dan ditambahkan pula pada tahap evaluation pada bagian akhir siklus. Pada model ini, tahap concept introduction dan concept application masing-masing diistilahkan menjadi explanation dan elaboration. Karena itu LC 5 fase sering dijuluki LC 5E (Engagement, Exploration, Explanation, Elaboration, dan Evalution).
Implementasi learning cycle dalam pembelajaran menempatkan guru sebagai fasilitator yakni mengelola berlangsungnya fase tersebut mulai dari perencanaan (terutama pengembangan perangkat pembelajaran), pelaksanaan (terutama pemberian
Pertanyaan arahan dan proses pembimbingan) sampai evaluasi. Efektifitas implementasi learning cycle biasanya diukur melalui observasi proses dan pemberian tes. Jika ternyata hasil dan kualitas pembelajaran tersebut ternyata belum memuaskan, maka dapat dilakukan siklus berikutnya dan pelaksanaannya harus lebih baik dibanding siklus sebelumnya dengan cara mengantisipasi kelemahan siklus sebelumnya, sampai hasilnya memuaskan (Rahman, 2012).
Model Learning cycle (siklus belajar) dapat membantu siswa untuk aktif di dalam kelas karena Learning sycle (siklus belajar) ini melibatkan semua siswa untuk belajar karena seluruh siswa memberikan partisipasi sehingga seluruh siswa aktif dalam pembelajaran. Model Learning sycle (siklus belajar) dapat digunakan untuk melihat hasil belajar siswa dan juga dapat meningkatkan proses belajar di dalam kelas.
Menurut Brown & Abel dalam Rejeki (2015) Model learning cycle (siklus belajar) membantu peserta didik memahami ide-ide ilmiah, meningkatkan penalaran ilmiah mereka, dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam kelas sains.
Menurut pendapat tersebut disimpulkan model Learning Cycle (siklus belajar) merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar karena pembelajaran mengunakan tahapan-tahapan sehingga siswa lebih terarah dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Fitriani, Silvia, Ali Sudin & Atep Sujana. 2016. Penerapan Model Learning Cycle Pada Materi Sumber Daya Alam Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IVA SDN I Depok Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon. Jurnal Pena Ilmiah 1(1):511-520
Ngalimun, 2017. Strategi Pembelajaran.Yogyakarta: Penerbit Parama Ilmu
Rahman, Aditya. 2012. Implementasi Model Pembelajaran LEARNING CYCLE 7ES Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI TITL 2 SMKN 2 Pengasih. Skripsi. Program Studi Pendidikan Teknik Mekatronika Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta
Rejeki, Dwi Putri, M. Hasan & Abdul Gani Haji. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Larning Cycle 5E Pada Materi Kelanjutan Dan Hasil Kali Kelarutan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Sikap Peserta Didik SMAN 1 Krueng Barona Jaya. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia 3(1): 19-26
Post a Comment
Post a Comment