-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Pendekatan-Pendekatan Supervisi Pendidikan

Post a Comment


Pendekatan berasal dari kata approach adalah cara mendekatkan diri kepada objek atau langkah-langkah menuju objek. Sudjana (2004) membagi pendekatan supervisi menjadi dua, yaitu: pendekatan langsung (direct contact) dan pendekatan tidak langsung (indirect contact). Pendekatan pertama dapat disebut dengan pendekatan tatap muka dan kedua , pendekatan menggunakan perantara, seperti melalui surat menyurat, media massa, media elekronik, radio, kaset, internet dan yang sejenis. Sementara dikenal juga pendekatan kolaboratif, yaitu pendekatan yang menggabungkan kedua pendekatan itu. (Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham : 2007).Pendekatan yang digunakan dalam menerapkan supervisi modern didasarkan pada prinsipprinsip psikologis. Suatu pendekatan atau teknik pemberian supervisi, sebenarnya juga sangat bergantung kepada prototipe orang yang disupervisi. Sahertian(2000) mengemukakan beberapa pendekatan, perilaku supervisor berikut :

a). Pendekatan langsung (direktif)

Pendekatan direktif adalah cara pendekatan terhadap masalah yang bersifat langsung. Supervisor memberikan arahan langsung, sudah tentu pengaruh perilaku supervisor lebih dominan. Pendekatan direktif ini berdasarkan pada pemahaman terhadap psikologis behaviouristis. Prinsip behaviourisme ialah bahwa segala perbuatan yang berasal dari refleks, yaitu respons terhadap rangsangan/ stimulus. Oleh karena dosen memiliki kekurangan, maka perlu diberikan rangsangan agar ia bisa bereaksi lebih baik. Supervisor dapat menggunakan penguatan (reinforcement)atau hukuman (punishment). Pendekatan seperti ini dapat dilakukan dengan perilaku supervisor seperti berikut ini : 1) Menjelaskan,2) Menyajikan,3) Mengarahkan,4) Memberi contoh,5) Menerapkan tolok ukur, dan 6) Menguatkan.

b). Pendekatan tidak langsung (Non-Direktif)

Yang dimaksud dengan pendekatan tidak langsung (non-direktif) adalah cara pendekatan terhadap permasalahan yang sifatnya tidak langsung.Perilaku supervisor tidak secara langsung menunjukkan permasalahan,tapi ia terlebih dulu mendengarkan secara aktif apa yang dikemukakan oleh dosen. Ia memberi kesempatan sebanyak mungkin kepada yang disupervisi untuk mengemukakan permasalahan yang mereka alami. Pendekatan non-direktif ini berdasarkan pada pemahaman psikologis humanistik.Psikologi humanistik sangat menghargai orang yang akan dibantu. Oleh karena pribadi dosen yang dibina begitu dihormati, maka ia lebih banyak mendengarkan permasalahan yang dihadapi oleh dosen. Yang disupervisi mengemukakan masalahnya. Supervisor mencoba mendengarkan, dan memahami apa yang dialami. Perilaku Ketiga supervisor dalam pendekatan non-direktif adalah sebagai berikut :Mendengarkan, Memberi penguatan, Menjelaskan, Menyajikan, dan Memecahkan masalah.

c). Pendekatan kolaboratif

Pendekatan kolaboratif adalah cara pendekatan yang memadukan cara pendekatan direktif dan non-direktif menjadi suatu cara pendekatan baru. Pada pendekatan ini, baik supervisor maupun yang disupervisi bersama-sama bersepakat untuk menetapkan struktur proses dan kriteria dalam melaksanakan proses percakapan terhadap masalah yang dihadapi. Pendekatan ini didasarkan pada psikologi kognitif. Psikologi kognitif beranggapan bahwa belajar adalah perpaduan antara kegiatan individu dengan lingkungan yang pada gilirannya akan berpengaruh dalam pembentukan aktivitas individu. Dengan demikian, pendekatan dalam supervisi berhubungan pada dua arah yakni dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. 
Perilaku supervisor dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut , yakni :
1) Menyajikan, 
2) Menjelaskan, 
3) Mendengarkan, 
4) Memecahkan masalah, 
5) Negosiasi. 
Pendekatan itu dilakukan dengan melalui tahap-tahap kegiatan pemberian supervisi sebagai berikut , yakni : 
1) Percakapan awal (pre-conference), 
2) Observasi, 
3) Analisis/interpretasi, 
4) Percakapan akhir (past - conference), 
5) Analisis akhir, 
6) Diskusi.

Related Posts

Post a Comment