BAB
I
PENDAHULUAN
Sebagaimana kita lihat
bahwa rentang usia PAUD (4 - 6 th) disebut dengan masa usia dini, yang
merupakan masa keemasan bagi seseorang karena masa inilah seluruh informasi
dapat diserap dengan mudah dan cepat oleh anak melalui seluruh panca indranya.
Sebagai analoginya bahwa anak ibarat spons (karet busa) yang mampu menyerap air
tanpa peduli apakah air itu bersih atau kotor, oleh karena itu masa ini sering
disebut dengan masa kritis untuk memperkenalkan dan menanamkan segala hal yang
positif dan berguna bagi perkembangan anak dimasa selanjutnya.
Dengan pesatnya
perkembangan pada seluruh aspek yang disebabkan oleh perkembangan otaknya yang
dapat mencapai 90% dari otak orang dewasa. Oleh karena itu tugas utama dari
seorang guru disekolah untuk menyediakan berbagai pengalaman belajar yang
menentang anak untuk terus bereksplorasi. Pendekatan pembelajaran terpadu
dinilai sesuai untuk digunakan pada anak usia PAUD karena karakteristik usia PAUD
adalah senang bermain dan dengan bermain mereka belajar. Dengan pembelajaran
terpadu anak diajak untuk bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.
Disini peranan guru sangat penting dan sangat menentukan keberhasilan atau
tercapainya tujuan sesuai dengan yang ditetapkan.
BAB
II
PERANAN
GURU PAUD DALAM PEMBELAJARAN TEPADU
1. PERANAN GURU PAUD SEBAGAI
PERENCANA
Peranan guru sebagai
perancana dalam pembelajaran terpadu adalah guru merencanakan suatu kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan bersama anak didik. Bentuk-bentuk perencanaan
dalam proses pembelajaran di PAUD adalah :
a) Perencanaan Tahunan
Dalam
perencanaan tahunan sudah ditetapkan dan disusun kemampuan keterampilan dan
pembiasaan-pembiasaan yang diharapkan dicapai oleh anak didik dalam satu tahun.
Perencanaan tahunan dan semester juga memuat tema-tema yang sesuai dengan aspek
perkembangan anak dan minat anak serta sesuai dengan lingkungan sekolah
setempat. Perencanaan tahunan dibuat bersama antara guru-guru dan kepala
sekolah.
b) Perencanaan Semester
Perencanaan
semester merupakan program pembelajaran yang berisi jaringan tema, bidang
pengembangan, kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator yang ditata secara
urut, serta sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk setiap jaringan
tema dan sebarannya kedalam semester I dan semester II.
c) Perencanaan Mingguan (Satuan Kegiatan
Mingguan)
Perencanaan
mingguan disusun dalam bentuk satuan kegiatan mingguan (SKM). SKM merupakan
penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka
mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan
keluasan pembahasan tema dan sub tema.
d) Perencanaan Harian (Satuan Kegiatan
Harian)
Perencanaan
harian disusun dalam bentuk satuan kegiatan harian (SKH). SKH merupakan
penjabaran dari satuan kegiatan mingguan (SKM). SKH memuat kegiatan-kegiatan
pembelajaran, baik yang dilaksanakan secara individual, kelompok, maupun
klasikal dalam satu hari. SKH terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti,
istirahat.makan dan kegiatan akhir.
Kegiatan awal merupakan
kegiatan untuk pemanasan dan dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan yang dapat
dilakukan antara lain : misalnya berdoa/mengucapkan salam, membicarakan tema
atau sub tema. Kegiatan ini merupaka kegiatan yang dapat mengaktifkan perhatian
kemampuan sosial dan emosional anak. Kegiatan ini dapat dicapai melalui
kegiatan yang memberi kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dan
bereksperimen sehingga dapat memunculkan inisiatif, kemandirian dan kreativitas
anak. Serta kegiatan yang dapat meningkaPAUDan pengertian-pengertian,
konsentrasi dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang baik. Kegiatan inti
merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara individu/kelompok. Istirahat/makan
merupakan kegiatan yang digunakan untuk mengisi kemampuan anak yang berkaitan
dengan makan : misalnya mengenalkan kesehatan makanan yang bergizi, tata tertib
makan yang diawali dengan cuci tangan kemudian makan dan berdoa sebelum makan.
Setelah kegiatan makan selesai, anak melakukan kegiatan bermain dengan alat
permainan diluar kelas dengan maksud untuk mengembangkan motorik kasar anak dan
bersosialisasi. Kegiatan ini sesuai dengan kemauan anak, anak makan kemudian
bermain atau sebaliknya anak bermain terlebih dahulu baru setelah itu makan.
Kegiatan akhir merupakan
kegiatan penenangan yang dilaksanakan secara klasikal. Kegiatan akhir yang
dapat diberikan misalnya membacakan cerita dari buku, mendramatisasikan suatu
cerita, mendiskusikan tentang kegiatan satu hari atau menginformasikan kegiatan
esok harinya, menyanyi, berdoa dan sebagainya. Sebagai seorang perencana, guru PAUD
harus memahami langkah-langkah perencanaan dalam pembelajaran terpadu.
Sebaiknya perencana pembelajaran disusun untuk waktu tidak kurang dari dua
minggu dan dapat diperluas untuk beberapa minggu setelah itu. Sebelum memulai
langkah-langkah penyusunan, sebaiknya guru telah memilih dan menentukan tema
serta menjabarkannya kedalam sub tema serta menentukan kemampuan yang akan
dikembangkan.
Langkah-langkah
penyususanan perencanaan pembelajaran terpadu seperti yang disarankan oleh
Kostelnik adalah sebagai berikut :
a.
Menuangkan ide kedalam tulisan,
masukkan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan tema kedalam rencana kita.
Pertimbangkan waktu untuk melaksanakannya dan siapkan kegiatan-kegiatan yang
tidak berhubungan dengan tema untuk memberikan kesempatan kepada anak yang
tidak menyukai atau tidak tertarik dengan tema yang telah ditetapkan.
b.
Periksa rencana pembelajaran
tersebut, pastikan bahwa paling sedikit ada tiga jenis kegiatan yang
berhubungan dengan tema dalam satu hari. Pastikan dalam satu minggu seluruh
aspek perkembangan yang akan dicapai sudah tercantum dan akan dilalsanakan.
c.
Jika dalam perencanaan kita
terdapat kerjasama dengan ahli lain seperti dokter, guru musik, guru tari maka
pastikan bahwa kita telah menyampaikan isi tema yang akan kita terapkan pada
kegiatan pembelajaran agar kegiatan yang akan dilakukan dalam bidang tersebut
dapat mendukung dan sejalan dengan kegiatan pembelajaran yang akan kita
laksanakan.
d.
Persiapkan bahan, alat, media,
narasumber dan sarana prasarana.
e.
Organisasikan kegiatan dengan
baik sehingga setiap anak dapat terfokus pada tema.
f.
Pastikan bahwa dalam rencana
kita seluruh konsep, istilah, fakta dan prinsip telah dikembangkan dengan baik
dan kegiatan yang akan dilaksanakan cukup bervariasi.
g.
Ciptakan suasana tematik dalam
kelas.
2. PERANAN GURU SEBAGAI PELAKSANA
Setelah rencana
pembelajaran selesai disusun maka tugas guru selanjutnya adalah melaksanakan
apa yang telah direncanakan dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Agar kegiatan
pembelajaran dapat berjalan secara efektif, sebaiknya guru memperhatikan
langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Kembangkan rencana yang telah
kita susun dan perhatikan kejadian atau peristiwa spontan yang ditunjukkan oleh
anak terhadap materi yang dipelajari pada hari itu.
b)
Melaksanakan penilaian terhadap
minat dan pemahaman anak mengenai tema tersebut dengan menggunakan pengamatan,
wawancara, diskusi kelompok maupun contoh hasil kerja anak.
c)
Bantu anak untuk memahami
tentang isi dan proses kegiatan pembelajaran.
d)
Lakukan percakapan dengan anak
tentang hal-hal yang berkaita dengan tema sehingga kita dapat mengetahui
seberapa jauh pemahaman anak tentang tema yang dipelajari pada hari itu. Bantu
dan doronglah anak untuk memuaskan rasa ingin tahunya tentang hal-hal yang
ingin diketahuinya dengan cara menjawab pertanyaannya atau memberikan
kesempatan pada anak untuk mencari dan menemukan jawaban melalui kegiatan
eksplorasi terhadap lingkungan sekitarnya.
e)
Adakan kerjasama dengan orang
tua atau keluarga secara timbal balik mengenai kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan, informasikan tema kepada pihak oang tua atau keluarga sehingga
orang tua ikut serta mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
3. PERANAN GURU PAUD SEBAGAI
EVALUATOR
Peranan guru PAUD
sebagai evaluator adalah melakukan penilaian terhadap proses kegiatan belajar
dan penilaian hasil kegiatan. Penilaian dilakukan secara observasi dan
pengamatan terhadap cara belajar anak baik individual atau kelompok. Tujuan
penilaian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang dicapai
oleh anak. Hasil karya anak dapat kita pajang ditempat pemajangan sebagai tanda
hasil kegiatan yang telah dilakukan, hal ini dapat membangun rasa kebanggaan
pada diri anak dan dapat memotivasi untuk menghasilkan karya yang lebih baik
lagi. Evaluasi harus mampu memperdayakan guru, anak dan orang tua. Guru sebagai
evaluator harus melihat penilaian sebagai suatu kesempatan untuk menggambarkan
pengalaman anak didik serta sebagai alat untuk mengetahui kemajuan proses
maupun belajar anak didik.
Setelah mempelajari dan
memahami penjelasan mengenai peranan guru, tampaklah bahwa tugas dan tanggung
jawab seorang guru PAUD tidaklah mudah dalam kegiatan pembelajaran terpadu.
Peranan lain yang harus dilakukan guru sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih
adalah :
a. Korektor
Guru
harus bisa membedakan nilai yang baik dan mana nilai yang buruk, sehingga guru
dapat menilai dan mengoreksi semua tingkah laku, sikap dan perbuatan anak
didik. Jadi peran guru PAUD sebagai korektor ialah mengembangkan kemampuan
berprilaku melalui kebiasaan-kebaiasaan yang baik dan menghindari
kebiasaan-kebiasaan buruk.
b. Inspirator
Guru
harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Disini
peran guru ialah menuangkan ide-ide atau gagasan atau melakukan inovasi
pembelajaran guna kemajuan anak didik. Misalnya menciptakan atau mengembangkan
berbagai media, alat maupun metode-metode pembelajaran.
c. Informator
Guru
memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain materi
yang telah diprogramkan sesuai kurikulum. Kemudian guru harus mengembangkan
dirinya dengan terus belajar tentang kemajuan-kemajuan teknologi agar tidak
“gagap teknologi (gatek)” dan memiliki yang luas diberbagai hal.
d. Organisator
Guru
memiliki kegiatan pengelolan akademik, menyusun tata tertib sekolah dan menyusun
kalender akademik. Semua kegiatan harus diorganisasikan dengan baik sehingga
tercapai efektivitas dan efesiensi pembelajaran.
e. Motivator
Guru
hendaknya dapat mendorong anak didik agar lebih bersemangat dan aktif dalam
belajar, motivasi ini lebih efektif bila dilakukan dengan memperhatikan
kebutuhan anak.
f. Inisiator
Peran
guru sebagai pencetus ide-ide dalam kemajuan pendidikan dan pembelajaran. Guru
harus mampu mengembangkan dan memberi sumbangsih pemikiran demi kemajuan
pendidikan mulai dari yang terkecil seperti dalam kelas dan sampai yang
terbesar dalam lingkup sekolah maupun wilayah yang lebih luas lagi.
g. Fasilitator
Sebagai
fasilitator guru hendaknya menyediakan fasilitas yang memudahkan kegiatan
belajar dan dapat menyenangkan atau bisa membangkiPAUDan anak didik untuk
bereksplorasi serta menyalurkan minat dan keingintahuannya secara aktif.
h. Pembimbing
Bimbingan
yang diberikan guru sebaiknya sesuai dengan kebutuhan anak didik. Jika dilihat
anak tersebut mampu melaksanakan tugasnya, namun dia tampak manja atau tidak
mau melakukannya maka cobalah untuk bersikap tegas dengan meminta anak untuk
mencoba melakukannya sendiri dahulu sampai anak itu benar merasa membutuhkan
bantuan barulah guru membantunya.
i. Demonstrator
Dalam
kegiatan pembelajaran tidak semua materi pelajaran dapat dipahami oleh anak
mengingat kemampuan setiap anak berbeda-beda. Untuk materi yang sulit dipahami
oleh anak didik, sebaiknya guru memperagakan sehingga dapat membantu anak yang
belum memahami materi tersebut. Untuk materi yang cukup berbahaya dilakukan
oleh anak sendiri, sebaiknya guru bertindak sebagai demonstrator.
j. Pengelola Kelas
Pengelolan
kelas menunjukkan pada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan
kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar-mengajar, termasuk
pengaturan tempat duduk, ventilasi, pengauran cahaya dan pengaturan penyimpanan
barang.
k. Mediator
Guru
hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media
pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media material amaupun
nonmaterial. Sehingga guru dapat menentukan media yang paling sesuai untuk
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Selain sebagai mediator, guru juga
sebagai penengah dalam proses belajar anak didik khususnya saat kegiatan
diskusi kelompok.
l. Supervisor
Guru
dapat membantu, memperbaiki dan menilai secara kritis terhadap proses
pembelajaran. Kelebihan yang dimiliki supervisor selain posisinya ada juga
karena pengalaman, pendidikan, kecakapan atau keterampilan yang dimilikinya
atau memiliki sifat-sifat kepribadian yang menonjol dari pada orang-orang
disupervisinya. Dengan peran guru sebagai supervisor, guru juga harus memilki
kesadaran untuk dapat menilai kinerjanya sendiri untuk meningkaPAUDan kegiatan
pembelajarannya.
BAB
III
PENUTUP
Peranan guru sangat
penting demi tercapainya tujuan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dalam
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan, peranan guru dalam pembelajaran
terpadu adalah sebagai perencana, pelaksanan dan sekaligus evaluator. Peranan
lain yang harus dilakukan guru sebagai pendidik, pembimbing dan pelatih adalah
sbagai korektor, inspirator, informator, organisator, motivator, inisiator,
fasilisator, pembimbing, pengelola kelas, demonstrator, mediator dan
supervisor.
DAFTAR
PUSTAKA
Aisyah,
Siti. (2008). Pembelajaran Terpadu Buku materi Pokok PGPAUD2501/25KS/Modul 1-6.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Depdikbud.
(1998). Petunjuk Kegiatan Belajar Mengajar Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Depdikbud.
Depdiknas.
(2003). Bahan Sosialisasi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.
Post a Comment
Post a Comment