-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Makalah Sejarah Indonesia "Penyebab Konflik Perjuangan Fisik"

Post a Comment

 


BAB I

PENDAHULUAN

 

A. Latar Belakang

Perjuangan para pahlawan dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan dua cara, yakni perjuangan fisik dan diplomasi. Perjuangan fisik dilakukan dengan mengandalkan kontak senjata, sementara perjuangan diplomasi dilakukan melalui meja-meja perundingan.

Pada makalah ini kami akan membahas bagaimana perjuangan para pahlawan dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dengan mengangkat senjata melawan Belanda dan Sekutu yang datang mengancam kemerdekaan bangsa Indonesia dengan menjelaskan beberapa poin penting mengenai penyebab konflik perjuangan fisik serta bagaimana strategi mengatasi perjuangan fisik.

 

B. Rumusan Masalah

1.    Penyebab konflik perjuangan fisik

2.    Apa upaya dan strategi mengatasi konflik perjuangan fisik

 

C. Tujuan

1.         Mengetahui penyebab konflik perjuangan fisik

2.         Mengetahui upaya dan strategi mengatasi konflik perjuangan fisik


BAB II

PEMBAHASAN

 

A.   Pengertian Konflik Perjuangan Fisik

Konflik secara bahasa berasal dari kata kerja Latin yaitu "con" yang artinya bersama dan "fligere" yang artinya benturan atau bertabrakan. Secara umum, konflik merupakan suatu peristiwa atau fenomena sosial di mana terjadi pertentangan atau pertikaian baik antar individu atau kelompok.

Perjuangan fisik adalah bentuk perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajah yang masih ada di Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan dnegan kontak senjata.

Dikutip dari jurnal Perjuangan Laskar Rakyat dalam Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Lampung Selatan tahun 1945, (Dany Lapeba, dkk), disebutkan bahwa perjuangan fisik merupakan perjuangan yang dilakukan dengan menggunakan senjata atau mengandalkan kekuatan militer. Selain itu, biasanya perjuangan fisik dapat menimbulkan banyak korban yang berjatuhan.

Kemerdekaan Indonesia merupakan sebuah pencapaian besar bagi bangsa yang didapatkan dengan penuh perjuangan. Dalam catatan sejarah, kemerdekaan dari penjajah tersebut berhasil didapatkan oleh bangsa Indonesia melalui proses yang panjang dengan banyak perjuangan baik dalam bentuk perjuangan fisik dan diplomasi.

Untuk mengenang kembali perjuangan bangsa Indonesia dalam memperoleh kemerdekaan, maka kami akan mengulas apa saja bentuk serta penyebab-penyebab perjuangan fisik bangsa Indonesia guna lepas dari belenggu penjajahan.

 

B.   Penyebab Konflik Perjuangan Fisik serta Upaya Dan Strategi Mengatasi Konflik Perjuangan Fisik

Kemerdekaan yang telah diperoleh oleh bangsa Indonesia bukan sebagai pemberian dari penjajah, akan tetapi sebagai hasil dari perjuangan panjang dan berat yang telah dilalui dalam kurun waktu yang cukup lama. Proklamasi 17 Agustus 1945 bukanlah hasil akhir dari perjuangan itu, akan tetapi awal perjuangan baru dalam membangun tatanan berbangsa dan bernegara. Untuk mempertahankan kemerdekaan dan mengupayakan kedaulatan dilakukan perjuangan fisik dan non fisik.

Perjuangan fisik dilakukan dengan jalan menggunakan senjata atau perang untuk menghadapi kekuasaan asing.Perjuangan non fisik atau diplomasi dilakukan melalui perundingan-perundingan dengan pihak penjajah. Jalan perang maupun diplomasi telah memberikan hasil, yaitu kemerdekaan sejati yang berarti bahwa bangsa Indonesia terlepas dari penjajahan dan berhak menentukan nasibnya sendiri.

Penyebab konflik yang mendasari terjadinya perjuangan fisik yakni kedatangan Sekutu yang diboncengi NICA sehingga disambut dengan kemarahan rakyat Indonesia yang tidak ingin dijajah di berbagai daerah, dalam upayanya menguasai kembali Indonesia. NICA (Nederlands Indies Civil Administration),yaitu suatu pemerintahan sipil Belanda yang bertujuan untuk kembali menguasai Indonesia. Belanda menempuh cara konfrontasi melalui Agresi Militer I dan II. Agresi militer Belanda merupakan sebuah upaya pihak Belanda untuk menduduki dan menyerang wilayah Indonesia kembali setelah proklamasi kemerdekaan.

            Berikut ini bentuk/ penyebab perjuangan fisik serta upaya perjuangan panjang dalam mengatasinya :

1. Pertempuran Surabaya

Kedatangan tentara Inggris dibawah pimpinan Brigadir Jenderal Mallaby tanggal 25 Oktober 1945 datang ke Surabaya. Kedatangan sekutu awalnya untuk mengamankan tawanan perang, melucuti senjata Jepang dan menjaga ketertiban pasca kemerdekaan. Pasukan sekutu ini menyebarkan selebaran agar masyarakat menyerahkan senjata yang dimiliki dan menduduki gedung pemerintahan. Maka untuk mempertahankannya rakyat Indonesia mengadakan perlawanan sengit bahkan Presiden Soekarnao turun tangan untuk menghentikan pertempuran dengan gencatan senjata, pada saat itu pula tersiarlah berita bahwa Brigadir Jendral Mallaby hilang kemudian ternyata terbunuh.   

Mayor Jenderal Manserg mengultimatum penangkapan pembunuh Brigadir Jendral Mallaby sampai tangal 10 November 1945, Inggris mulai menghujani tembakan di kota Surabaya karena rakyat tidak mengindahkannnya. Dibawah pimpinan Bung Tomo, rakyat dan pemuda (arek-arek) Surabaya masih juga mencoba mempertahankan kotanya. Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan diperingatinya Hari Pahlawan.

 

2. Perang Aceh 

Daerah yang belum dikuasai Belanda adalah Aceh. Beberapa kali Belanda melancarkan serangan udara terutama terhadap komando Artileri di lapangan udara Lhok Nga dan beberapa kota lainnya, tetapi dapat dibalas rakyat Indonesia di daerah Aceh dengan menggunakan meriam-meriam anti pesawat terbang. Ketidakberhasilan Belanda menguasai Aceh, memberi kesempatan bagi daerah ini untuk membantu perjuangan kemerdekaan ke daerah-daerah lain, terutama ke wilayah Sumatera Utara; khususnya ke kota Medan yang terkenal dalam sejarah Indonesia dengan “Front Medan Area”.

Pasukan-pasukan Aceh dari Divisi Gajah I ditempatkan satu resimen di Medan Area (RIMA) ditugaskan untuk menghalangi pendudukan sampai Belanda mundur. Namun setelah dua hari mundur kembali, karena Jalan Medan Belawan dapat diduduki Belanda kembali. Pasukan Aceh mundur dan menunggu bantuan pasukan baru. Maksud Belanda untuk menduduki kembali daerah Aceh dalam agresinya gagal sampai akhirnya Aceh menuju pengakuan kedaulaatan.

 

3. Perang Ambarawa

Perang Ambarawa (Palagan Ambarawa) adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu yang terjadi di Ambarawa.

Pembukaan serangan dimulai dari tembakan mitraliur terlebih dahulu, kemudian disusul oleh penembak-penembak senapan karabin. Pertempuran berkobar di Ambarawa. Satu setengah jam kemudian, jalan raya Semarang-Ambarawa dikuasai oleh kesatuan-kesatuan TKR. Pertempuran Ambarawa berlangsung sengit.

Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur ke Semarang. Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya Monumen Palagan Ambarawa dan diperingatinya Hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika. 

 

4. Pertempuran Medan Area 

Pertempuran Medan Area adalah sebuah peristiwa perlawanan rakyat terhadap Sekutu yang terjadi di Medan, Sumatra Utara.Pada tanggal 9 Oktober 1945, dibawah pimpinan T.E.D Kelly. Pendaratan tentara sekutu (Inggris) ini diikuti oleh pasukan sekutu dan NICA yang dipersiapkan untuk mengambil alih pemerintahan.

Di Medan titip api pergolakan ada di Pension Wilhelmina di seberang Pasar Sentral Jalan Bali, yang dijadikan asrama dan markas serdadu Ambon bekas KNIL yang dipimpin Westerling. Pada Sabtu pagi, tanggal 13 Oktober 1945 serombongan orang sudah berkumpul di luar markas tesbeut, karena tersiar berita bahwa seorang pengawal dari Suku Ambon telah merenggut dan menginjak-injak lambang/emblem merah putih yang dipakai seorang anak Indonesia. Terjadilah pergolakan, beberapa orang luka- luka.

 

5. Perang Bandung Lautan Api

Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada tanggal 23 Maret 1946. Ketika itu kondisi keamanan dan pertahanan setelah Indonesia merdeka  belum stabil. Pasukan Sekutu Inggris memasuki kota Bandung sejak pertengahan Oktober 1945. Menjelang November 1945, pasukan NICA melakukan aksi teror Bandung. Beberapa daerah terjadi pertempuran untuk memperebutkan kembali wilayah kekuasaan sekutu. Ketika itu penduduk yang tinggal di Bandung diungsikan, sementara bangunan penting dan rumah dibakar.  Kemudian peristiwa ini disebut Bandung Lautan Api.


BAB III

PENUTUP

 

A.   KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penyebab konflik yang mendasari terjadinya perjuangan fisik yakni kedatangan Sekutu yang diboncengi NICA sehingga disambut dengan kemarahan rakyat Indonesia yang tidak ingin dijajah di berbagai daerah, dalam upayanya menguasai kembali Indonesia. NICA (Nederlands Indies Civil Administration),yaitu suatu pemerintahan sipil Belanda yang bertujuan untuk kembali menguasai Indonesia. Belanda menempuh cara konfrontasi melalui Agresi Militer I dan II. Agresi militer Belanda merupakan sebuah upaya pihak Belanda untuk menduduki dan menyerang wilayah Indonesia kembali setelah proklamasi kemerdekaan.

 

B.   SARAN

Dalam menghadapi ancaman terhadap keutuhan wilayah negara dan keselamatan bangsa dan negara dari berbagai jenis ancaman tersebut, pejuang dan rakyat Indonesia berada sebagai garda terdepan dalam bela negara walaupun dengan perjuangan fisik.

Oleh sebab itu diperlukan peran serta seluruh masyarakat, termasuk kita siswa MAN 1 Boalemo untuk bersama-sama lapisan masyarakat menjaga stabilitas keamanan bangsa dan negara.


DAFTAR PUSTAKA

 

https://id.wikipedia.org/wiki/Konflik

https://historia.id/militer/articles/

Dany Lapeba, dkk, Jurnal Perjuangan Laskar Rakyat dalam Mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di Kabupaten Lampung Selatan tahun 1945,

 

Related Posts

Post a Comment