Perbedaan mendasar antara pendapat Paul baran dengan Karl Marx adalah pada kondisi industrialisasi yang terjadi di Negara maju dan Negara terbelakang.Kaum Marxis berpendapat bahwa Negara Dunia Ketiga saat ini masih dalam kondisi tidur pulas dan tidak melakukan upaya untuk mencapai kemajuan, sentuhan Negara maju dengan kapitalisasinya akan membangunkan Negara Dunia Ketiga dan akan mampu mencapai kemajuan yang diinginkan . pendapat ini disangkal oleh Paul Baran bahwa sentuhan Negara kapitalis memang dapat membangunkan Negara pra-kapitalis, namun Negara tersebut akan tetap mengalami keterbelakangan karena kapitalisasi di Negara maju berbeda dengan kapitalisasi di Negara terbelakang. Penjelasan ini tertuang dalam bukunya berjudul The Political Economy Of Growth yang diterbitkan tahun 1951.
Paul baran berpendapat bahwa kapitalisme yang berkembang di Negara maju melalui tiga prasyarat utama, yaitu:
- Meningkatnya produksi diikuti dengan tercerabutnya masyarakat petani dari pedesaan
- Meningkatnya produksi komoditi dan terjadinya pembagian kerja mengakibatkan sebagian orang menjadi buruh yang menjual tenaga kerjanya sehingga sulit menjadi kaya, dan sebagian kelompok lagi menjadi majikan dengan kekayaan melimpah
- Pengumpulan harta di tangan para pedagang dan tuan tanah
Tiga factor itulah yang menyebabkan kapitalisme di Eropa dapat membawa kemajuan karena terjadi investasi domestic dalam bidang industri. Di Negara pinggiran mengalami kondisi berbeda dengan di Negara maju. Industrialisai yang berjalan lebih dikuasai oleh para pemodal asing dengan kekuatan dana yang dimilikinya,sehingga pertumbuhan surplus ekonomi di Negara pinggiran tersebutpada dasarnya adalah keuntungan para pemodal asing yang memiliki usaha di Negara pinggiran. Kondisi ini juga membawa kematian pada industry yang digerakkan dari modal domestic yang memiliki nilai tukar mata uang lebih rendah dari pada nilai tukar mata uang pemodal asing.
Industrialisasi di Negara terbelakang juga mengundang pemodal asing yang berhasrat menginvestasikan modalnya di Negara terbelakang tersebut. Investasi modal Negara maju ini juga membawa tenaga-tenaga terampil dari Negara tersebut untuk mengelolah investasi yang telah dilakukan Negara asing. Upah tenaga terampil asing lebih mahal dari upah tenaga terapil dalam negeri, sehingga pendapatan tenaga kerja asing yang ada di Negara terbelakang lebih tinggi dari pendapatan tenaga kerja domestic di Negara terbelakang itu sendiri.
Ancaman lain juga dating dari dalam Negara terbelakang atas industrialisasi yang terjadi di Negara tersebut. Pertama, Negara tidak memiliki kemampuan untuk melakukan proteksi terhadap industri lokal seperti menjadi tamu di rumah sendiri. Kedua, muncul gajala kretinisme, yaitu keengganan manusia untuk maju dan lebih suka dengan kondisi yang telah dialaminya. Sesuatu yang telah didapatkan, baik berupa keuntungan materiil maupun kesejateraan adalah sesuatu yang perlu dilestarikan secara stabil, tanpa memerlukan perubahan untuk meningkatkannya. Pandangan inilah yang kemudian menyebabkan Negara terbelakang menjadi terhambat dalam mencapai kemajuan.
Post a Comment
Post a Comment