-->

Ad Unit (Iklan) BIG

Tugas Kuliah; Antara Pembangunan dan Problem Pembangunan

Post a Comment

  


BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Perkembangan dan perubahan dalam segala aspek kehidupan dewasa ini menuntut adanya pemahaman logis, dan bagi manusia untuk lebih mengetahui secara dekat situasi dan kondisi yang terjadi di lingkungannya. Problem mendasar bagi suatu bangsa atau negara adalah mencari wujud kondisi masyarakat secara ideal dan bagaimana cara merealisasikannya. Penelusuran formula ideal dan strategi perubahan masyarakat ini dapat disebut pembangunan. Beban ini secara formal diamanatkan kepada negara melalui pemerintahan yang ada didalamnya, sehingga dalam kurun masa tertentu, pemerintahan suatu negara bertugas melakukan pembangunan pada seluruh warga negara tersebut menuju kondisi yang lebih baik.
Pembangunan secara umum diartikan sebagai pemenuhan kesejahteraan individu yang meliputi pendapatan per kapita, kebutuhan pendidikan, kesehatan, kualitas hidup termasuk kebutuhan akan adanya harga diri. Dalam prakteknya perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan sangat dipengaruhi oleh cara pandang, hashab atau paradigma pembangunan yang dianut oleh para elit pada masing-masing negara.
Sehubungan dengan itu dalam pencapaian tujuan, tentunya harus memiliki komponen-komponen yang perlu untuk mendapat perhatian bagi kita semua dalam hal pencapaian tujuan pembangunan Indonesia sebagai upaya atau langkah untuk memajukan kondisi masyarakat sebuah kawasan atau negara dengan konsep pembangunan tertentu (Tjokrowinoto, 2004:7). Di samping itu hendaklah lebih difokuskan pada penerapan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki serta dapat menciptakan nuansa baru untuk dapat menentukan langkah meniti masa depan yang gemilang yang terbebas dari segala keterbelakangan pembangunan.
Berdasarkan latar belakang, penulis merumuskan judul “Antara Pembangunan dan Problem Pembangunan”.


1.2. Identifikasi Masalah
Sebelum merumuskan permasalahan yang nantinya akan penulis uraikan dalam pembahasan ini, dalam hal ini penulis melakukan identifikasi permasalahan yang ada. Adapun identifikasi masalah tersebut adalah:
a. Pembangunan masih berpusat dan belum dilaksanakan secara merata sampai ke daerah terbelakang.
b. Pembangunan kurang terencana sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pembangunan, sehingga peningkatan hasil dan tujuan sulit dicapai.
c. Sumber daya manusianya belum terpenuhi.


1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan gambaran diatas, maka penulis merumuskan masalah “Apakah dengan adanya pembangunan dapat mengatasi problem pembangunannya suatu kawasan daerah”?
1.4. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang pembangunan dan problemnya .


1.5. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak terkait, dalam rangka memberikan gambaran tentang upaya meningkatkan pembangunan dan mengatasi problem pembangunan, agar pencapaian tujuan pembangunan tercapai dan akan meningkat.
.
n

BAB II
LANDASAN TEORI



2.1 Hakekat Pembangunan
Pembangunan secara umum diartikan sebagai pemenuhan kesejahteraan individu yang meliputi pendapatan per kapita, kebutuhan pendidikan, kesehatan, kualitas hidup termasuk kebutuhan akan adanya harga diri. Dalam prakteknya perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan sangat dipengaruhi oleh cara pandang, hashab atau paradigma pembangunan yang dianut oleh para elit pada masing-masing negara. Paradigma yang berkembang dimulai dengan Teori Pembangunan Klasik yang terpecah menjadi berbagai aliran dan menurunkan faham-faham kapitalisme dan sosialisme. Selanjutnya berkembang pula teori-teori turunan seperti Teori Tahapan Linear, Teori Perubahan Struktural, Teori Revolusi Ketergantungan Internasional, Tesis Pembangunan Dualistik, Teori Kontra Revolusi Neoklasik, dan yang terakhir Paradigma Pembangunan Berkelanjutan.
Pembangunan yang berlangsung didunia selama beberapa dekade setelah Perang Dunia ke-II telah mampu meningkatkan tingkat pendapatan rata-rata yang jauh lebih tinggi. di hampir semua negara. Namun, bersamaan dengan itu, pembangunan yang meningkat itu belum mampu memperbaiki tingkat hidup kaum dhuafa, baik yang tinggal di kota-kota besar maupun yang hidup didesa-desa. Persoalannya terletak pada pengertian tentang pembangunan yang dipahami oleh para pelaksana pembangunan tidak relevan dengan masalah hidup yang dialami oleh kaum tersebut di negara-negara yang bersangkutan. Akibatnya, pendekatan yang dipakai, strategi yang dipergunakan dan program pembangunan yang diterapkan seringkali tidak sesuai dengan kenyataan hidup dan kepentingan mereka.
Terlalu banyak contoh untuk disebutkan, kalau konsep pembangunan itu telah melahirkan proyek-proyek besar, jalan-jalan raya, gedung-gedung mewah, dan lain-lain yang berlangsung bersamaan dengan linangan air mata dari mereka yang terpinggirkan. Bahkan dinegara-negara yang sedang berkembang, kalangan menengah yang tidak dekat dengan pusat kekuasaan seringkali mengalami ketidak-pastian hidup. Sebab itu diantara mereka yang mempunyai ketrampilan atau keahlian yang memadai banyak yang pindah kenegara-negara yang lebih maju. Sementara kaum dhuafa yang hidupnya pas-pasan atau yang lebih rendah dari itu, hanya layak untuk berpikir tentang kemungkinan dapat hidup sampai besok pagi. Artinya, persoalan hidup bagi mereka tidak lebih dari sekedar asal hidup. Sebagian dari mereka terdiri dari penduduk desa yang pindah kekota (urbanisasi) untuk mengadu untung mencari kehidupan di kota-kota besar. Mereka melihat, dikota-kota besar terdapat kesempatan usaha yang lebih besar. Tetapi karena mereka datang tanpa modal dan persiapan ketrampilan apapun, kesempatan yang ada itu tak mungkin diraihnya. Akibatnya mereka terhempas menjadi gelandangan kota. Semua ini terjadi karena terpusatnya pembangunan di kota-kota besar. Sementara itu, pendidikan juga mengarah pada persiapan anak didik menjadi calon pegawai, bukan untuk mengembangkan kemampuan hidup mandiri. Akibatnya, tanpa memperoleh kesempatan kerja yang tersedia, para terpelajar itu tak berbeda dengan mereka yang tidak berpendidikan sama sekali (Abidin; 2004).


2.2 Problem Pembangunan
Musuh utama yang dihadapi oleh pembangunan adalah keterbelakangan, ketidakberdayaan, ketergantungan, kebodohan, rendahnya kesehatan yang semuanya bermuara pada kemiskinan. Semua negara pernah atau bahkan sedang berjuang menghadapi sekian banyak problem tersebut, disamping masih banyak lagi problem turunan lagi yang bergelut pada tiap kawasan negara tertentu.
Masalah-masalah yang sering dihadapi pemerintah dalam pembangunan, diantaranya :
1. Masalah kemiskinan
Upaya penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.
2. Masalah Keterbelangkangan
Masalah yang dihadapi adalah rerndahnya tingkat pendapatan dan pemerataannya, rendahnya pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, renddahnya tingkat keterampilan, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya modal, produktivitas kerja, lemahnya manajemen usaha. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah berupaya meningkatkan kualitas SDM, pertukranan ahli, transper teknologi dari Negara maju.
3. Masalah pengangguran dan kesempatan kerja
Masalah pengangguran timbul karena terjadinya ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama yang bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai lapangan kerja
4. Masalah kekurangan modal
Kekurangan modal adalah suatu ciri penting setiap Negara yang memulai proses pembangunan. Kekurangan modal disebabkan tingkat pendapatan masyarakat yang rendah yang menyebabkan tabungan dan tingkat pembentukan modal sedikit. Cara mengatasinya memlaui peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif.
“what does poverty happen”, adalah pertanyaan dasar ketika membicarakan kemiskinan yang menjadi pekerjaan rumah dari pembangunan. Minimal ada dua penjelasan/pendekatan yang dapat digunakan untuk melihat asal mula munculnya kemiskinan di beberapa negara, terutama di negara Dunia Ketiga.
Pendekatan pertama menjelaskan bahwa kemiskinan terjadi karena ditentukan oleh faktor yang ada didalam sebuah negara itu sendiri. Cara berpikir seperti ini lebih banyak dikenal dengan pendekatan internal dalam menjelaskan problem kemiskinan dalam pembangunan. Kesalahan utama atas terjadinya kemiskinan adalah karena yang menyandang kemiskinan itu sendiri dan menafikan keberpengaruhan pihak luar yang menyebabkan kemiskinan terjadi. Pendekatan ini melahirkan teori modernisasi.
Pendekatan kedua menjelaskan bahwa kemiskinan terjadi karena faktor eksternal yang memasuki atau mempengaruhi sebuah negara. Ada upaya-upaya dari luar negara atau masyarakat tertentu yang secara sengaja menyebabkan terjadinya kemiskinan, sehingga pendekatan ini lebih dikenal dengan pendekatan eksternal. Latar belakang inilah yang kemudian memunculkan teori pembangunan struktural.


2.3 Antara Pembangunan dan Problem Pembangunan
Salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk menilai kondisi pembangunan sosial suatu negara adalah pendapatan nasional. Pendapatan nasional merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun. Pendapatan nasional merupakan seluruh barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh suatu negara. Maka. Dengan mengetahui pendapatan nasional suatu negara dapat diukur pula tingkat kemakmuran rakyatnya. Karena secara konsep apabila suatu negara sudah dapat menghasilkan barang atau jasa dengan nilai tinggi, maka masyarakat negara yang bersangkutan dapat dikatakan memiliki kecukupan dalam hidupnya dan bisa dikatakan sebagai negara yang makmur. Tetapi, jika dalam suatu negara tersebut masyarakatnya yang tinggal di dalamnya banyak yang hidup tidak berkecukupan, maka kondisi suatu negara tersebut pasti akan ada yang timpang dalam kondisi perekonomiannya, karena tidak biasanya menghasilkan suatu barang atau jasa yang bernilai tinggi.
Pendapatan nasional memiliki peran yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu negara serta kestabilan perekonomian satu negara dan negara lainnya, karena pendapatan nasional merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu negara. Dengan pendapatan nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu negara, semakin tinggi pendapatan nasional suatu negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat kesejahteraan rakyatnya.
Namun, sesungguhnya pendapatan nasional satu negara tidak dapat sepenuhnya dijadikan sebagai indikator naiknya tingkat kesejahteraan rakyat di suatu negara.
Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai output yang diproduksi, komposisi pembelajaran agregat, sumbangan dari berbagai sektor perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai.
Selain itu, data pendapatan nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di masa depan, juga untuk merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan negara di masa mendatang.
Jika pendapatan nasional meningkat, tentunya suatu negara dapat lebih mempererat kerjasama dengan negara yang lainnya dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan negara lain tersebut, dan mungkin saja derajat suatu negara tersebut dapat naik karena sudah diketahui kans-nya di dunia internasional. Tapi, tidak semua meningkatnya pendapatan nasional akan membawa pengaruh positif, terkadang ada juga pengaruh negatifnya, contohnya jika dua negara tersebut melakukan suatu kerjasama, suatu saat dapat terjadi kecurigaan bahkan saling ketidakpercayaan karena minimnya transaksi langsung (face to face) antar kedua negara. Itu hanya sebagai gambaran saja bahwa pendapatan nasional juga mempunyai dampak yang buruk.
Dapat disimpulkan, bahwa pendapatan nasional tersebut juga memiliki pengaruh yang baik maupun buruk, khususnya pada bidang kerjasama internasional suatu negara. Tapi, jika memang suatu negara tersebut merupakan negara yang benar-benar “professional” dalam melakukan suatu bidang kerjasama, seharusnya dapat membagi waktu, dan setidaknya juga dapat melakukan hubungan yang transparan (antar muka) agar tidak terjadi suatu kesangsian antar kedua belah pihak. Lebih baik lagi, jika hubungan kerjasama kedua negara dapat mencakup cakupan yang lebih global, jika seperti itu sudah dipastikan hubungan kerjasama akan lebih erat dan saling melengkapi, dan tentunya serasi dengan kondisi pendapatan nasional yang meningkat.


2.4 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembangunan dan Mengatasi Problem Pembangunan suatu Kawasan
Secara umum gambaran yang terjadi selama ini pembangunan fisik tanpa pengikutsertaan partisipasi masyarakat. Pola demikian paling mungkin menjadi penyebab rendahnya kreativitas dan prakarsa masyarakat, bahkan "membudayanya" perilaku ketergantungan itu tadi. Apalagi pembangunan fisik yang dilakukan tanpa dibarengi pengembangan SDM. Ditambah lagi dengan pembangunan perdesaan belum didasarkan pada sisi kebutuhan saja, sehingga efisiensinya tidak optimal. Permasalahan yang juga serius adalah kerusakan lingkungan di perdesaan semakin meluas. Hal itu akibat pemanfaatan sumber daya alam serta usaha agrobisnis yang kurang didasarkan pada kaidah-kaidah konservasi, penyebab terjadinya berbagai macam bencana yang menimpa masyarakat perdesaan. Dalam segi produktivitas, harus diakui bahwa penguasaan teknologi dan SDM belum memadai, sehingga produktivitas petani masih rendah, tidak mampu menghasilkan produk olahan dan komoditas primer pertanian yang bernilai tambah lebih tinggi.
Sebenarnya banyak bidang usaha ekonomi kerakyatan yang bersifat massal yang dapat dilaksanakan oleh masyarakat desa sendiri, tetapi kenyataan masyarakat perdesaan hanya menjadi penonton di luar arena. Karena bidang-bidang itu pun ditangani oleh para pengusaha besar. Padahal seharusnya pengusaha besar itu dapat berperan dalam pembinaan dan pemasarannya saja. Tetapi pada kenyataannya masyarakat desa terisolasi dengan keberadaan pengusaha besar tersebut sehingga sulit untuk mengembangkan usaha pada bidang-bidang tertentu.
Dari penjelasan kedua faktor tersebut sehingga mengakibatkan timbulnya kemiskinan (miskin), kemiskinan tersebut akan berpeluang menimbulkan kerentanan (rentan) terhadap berbagai hal-hal negatif, misal: kelaparan, kebodohan, dan lain-lain, hingga sampai pada kematian. Sehingga kemungkinan terburuk akan membuat seseorang tidak berdaya dalam segi apapun untuk bangkit dari sebuah keterpurukan.
Dapat didukung dengan berbagai rekomendasi alternatif kebijakan yang bisa membuat perubahan-perubahan tersebut dapat efektif mengurangi problem pembangunan, yaitu :
1. Seiring dengan pertumbuhan, perekonomian Indonesia diharapkan berubah dari perekonomian yang mengandalkan sektor pertanian menjadi perekonomian yang akan lebih banyak mengandalkan sektor jasa dan industri. Prioritas untuk membuat pertumbuhan tersebut berfaedah bagi masyarakat miskin adalah iklim investasi yang lebih ramah di pedesaan, terutama melalui jaringan jalan pedesaan yang lebih baik.
2. Seiring menguatnya demokrasi, pemerintah diharapkan berubah dari penyedia sebagian besar layanan oleh pusat menjadi pemerintah yang akan lebih banyak mengandalkan pemerintah daerah. Untuk membuat layanan bermanfaat bagi masyarakat miskin, prioritasnya adalah peningkatan kapasitas pemerintah daerah dan insentif yang lebih baik bagi penyedia layanan.
3. Seiring dengan integrasi Indonesia kedalam dunia internasional, sistem perlindungan sosialnya dimodernisir sehingga secara sosial Indonesia menjadi setara dan kompetitif di bidang ekonomi. Prioritas untuk membuat pengeluaran pemerintah bermanfaat bagi masyarakat miskin adalah bergeser dari intervensi pasar untuk komoditas yang dikonsumsi oleh masyarakat miskin (seperti BBM dan beras) menjadi bantuan pendapatan yang terarah bagi rumah tangga miskin, dan menggunakan kelonggaran fiskal untuk memperbaiki layanan yang penting seperti pendidikan, kesehatan, air bersih dan sanitasi (www.worldbank.org).


BAB III
P E N U T U P


3.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, dari data yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa suatu kawasan, contohnya diambil di Indonesia. Indonesia masih rentan dengan problem pembangunan terutama di wilayah diluar dari perkotaan (pedesaan). Misalnya masalah kemiskinan pedesaan yang terus ada dan bersifat khas dianggap sebagai warisan nenek moyang secara turun-temurun oleh mayoritas masyarakat miskin pedesaan, sehingga dibutuhkan berbagai upaya pengentasan kemiskinan yang berorientasi masa depan.
Digabung dengan prioritas pemerintah dan kemampuan fiskal untuk menanganinya, Indonesia saat ini berada dalam posisi untuk meraih kemajuan yang berarti dalam upaya mengentaskan kemiskinan. Prioritas penanganan kemiskinan tersebut dapat dimulai dari berbagai tindakan diperlukan di beberapa bidang untuk penanganan dalam pengentasan kemiskinan di Indonesia yaitu (i) mengurangi kemiskinan dari segi pendapatan melalui pertumbuhan, (ii) memperkuat kemampuan sumber daya manusia, dan (iii) mengurangi tingkat kerentanan dan risiko di antara rumah tangga miskin, dan juga (iv) memperkuat kerangka kelembagaan untuk melakukannya dan membuat kebijakan publik lebih memihak masyarakat miskin. Terlaksananya beberapa prioritas tersebut diharapkan mampu mengentaskan Indonesia dari kemiskinan dan menjadikan wilayah pedesaan Indonesia senantiasa memperoleh lebih kemakmuran.


3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, dapat disarankan, yakni diharapkan kepada setiap stake holder untuk melihat sisi pembangunan Indonesia dengan perbandingan negara lain, dan mengambil suatu contoh gambaran peningkatan pembangunan di kawasan mereka.



DAFTAR PUSTAKA




Djafar, Rustam Dawali. Rusni, Diktat Mata Kuliah Teori Pembangunan Sosial. STIA Binataruna Gorontalo

Abidin, Said Zainal, 2004. Kebijakan Publik, Jakarta; Yayasan Pancur Siwah
www.bappenas.go.id/get-file-server/node/8510/
www.worldbank.org




KATA PENGANTAR


Puji dan Syukur sama-sama kita panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi karena dengan Kuasa-Nya lah saya dapat menyusun serta menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembangunan dan Problem Pembangunan“ untuk memenuhi mata kuliah Teori Pembangunan Sosial.
Saya sangat menyadari bahwa kemampuan saya masih sangat terbatas dan masih banyak kekurangannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan teman-teman sekalian yang membacanya.

Akhirnya, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen Pembimbing atas bimbingannya dalam penyusunan makalah ini
Billahi Taufiq wal Hidayah


Boalemo, Agustus 2011
Penyusun





i



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................ 1
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH.......................................................................... 2
1.3 RUMUSAN MASALAH................................................................................... 2
1.4 TUJUAN PENULISAN..................................................................................... 3
1.5 MANFAAT PENULISAN............................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN................................................... 4
2.1 HAKEKAT PEMBANGUNAN..................................................................... 4
2.2 PROBLEM PEMBANGUNAN..................................................................... 6
2.3 ANTARA PEMBANGUNAN DAN PROBLEM PEMBANGUNAN 8
2.4 LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
DAN MENGATASI PEMBANGUNAN SUATU KAWASAN......... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 14
3.1 SIMPULAN........................................................................................................... 14
3.2 SARAN.................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA



ii



Related Posts

Post a Comment