2. FILSAFAT DAN TEORI PENDIDIKAN
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa
tidak semua masalah kependidikan dapat dipecahkan dengan menggunakan metode
ilmiah semata-mata. Banyak di antara-masalah-masalah kependidikan tersebut yang
merupakan pertanyaan-pertanyaan filosofis, yang memerlukan pendekatan filosofis
pula dalam pemecahannya. Analisa filsafat terhadap masalah-masalah kependidikan
tersebut, dengan berbagai cara pendekatannya, akan dapat menghasilkan
pandangan-pandangan tertentu mengenai masalah-masalah kependidikan tersebut,
dan atas dasar itu bisa disusun secara sistematis teori-teori pendidikan. Di
samping itu jawaban-jawaban yang telah dikemukakan oleh jenis aliran filsafat
tertentu sepanjang sejarah terhadap problematika pendidikan yang dihadapinya,
menunjukkan pandangan-pandangan tertentu, yang tentunya juga akan memeperkaya
teori-teori pendidikan. Dengan demikian, terdapat hubungan fungsional antara
filsafat dengan teori pendidikan.
Hubungan
fungsional antara filsafat dan teori pendidikan tersebut, secara lebih rinci
dapat diuraikan sebagai berikut :
(1)
Filsafat,
dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu pendekatan yang
digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahkan problematika pendidikan
dan menyususn teori-teori pendidikannya, disamping menggunakan metode-metode
ilmiah lainnya. Sementara itu dengan filsafat, sebagai pandangan tertentu
terhadap suatu obyek misalnya filsafat idealisme, realisme, materialisme dan
sebagainya, akan mewarnai pula pandangan ahli pendidikan tersebut dalam teori
pendidikan yang dikembangkannya. Aliran filsafat tertentu akan mempengaruhi dan
memberikan bentuk serta corak tertentu terhadap teori-teori pendidikan yang
dikembangkan atas dasar aliran filsafat tersebut. Dengan kata lain, teori-teri
dan pandangan-pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh seorang filosof,
tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oelh pandangan dan aliran
filsafat yang di anutnya.
(2)
Filsafat,
juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang
berdasarkan dan menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai
relevansi dengan kehidupan nyata. Artinya mengarahkan agar teori-teori dan
pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan
dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang
juga berkembang dalam masyarakat. Di samping itu, adalah bahwa setiap
masyarakat hidup dengan pandangan dan filsafat hidupnya sendiri-sendiri yang
berbeda antara satu dengan lainnya, dan dengan sendiri akan menyangkut
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Di sinilah letak fungsi filsafat dan filsafat
pendidikan dalam memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan kalau perlu
juga merefisi teori pendidikan tersebut. Yang sesuai dan relevan dengan
kebutuhan, tujuan dan pandangan hidup dari masyarakat.
(3)
Filsafat,
termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk memberikan
petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu
pendidikan atau paedagogik. Suatu praktek pendidikan yang di dasarkan dan
diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan dan
menimbulkan dan bentuk-bentuk dan gejala-gejala kependidikan yang tertentu
pula. Hal ini merupakan data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat
tertentu. Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti dan
terhadap data-data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan
serta dapat disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan
berkembanglah ilmu pendidikan (Paedagogik).
Di
samping hubungan fungsional tersebut, antara filsafat dan teori pendidikan, juga
terdapat hubungan yang bersifat suplementer, sebagaimana dikemukakan oleh Ali
Saifullah dalam bukunya “Antara Filsafat dan Pendidikan”, sebagai berikut :
“Filsafat pendidikan sebagai suatu lapangan studi
mengarahkan pusat perhatiannya dan memusatkan kegiatannya pada dua fungsi tugas
normatif ilmiah, yaitu:
a.
Kegiatan
merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang sifat
hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi pendidikan serta isi
moral pendidikannya.
b. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan
(science of education) yang meliputi politik pendidikan kepemimpinan pendidikan
dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam
pemnagunan masyarakat dan negara.
Post a Comment
Post a Comment