-->

Ad Unit (Iklan) BIG

KONSEP FILOSOFIS MENGENAI PENDIDIKAN

Post a Comment

 

            Perkembangan dan perubahan dalam lapangan pendidikan menimbulkan tantangan agar para pendidik mempunyai sikap tertentu yang telah bersendikan atas pendirian tertentu pula. Untuk ini, yang lazim dianut, menurut Theodore Brameld, adalah kemungkinan-kemungkinan sikap seperti konservatif, bebas dan modifikasi, regresif, atau radikal rekonstruktif.

            Beberapa sikap di atas dalam penjabarannya mengenai pendidikan dapat dirumuskan berikut :

 

a). Menghendaki pendidikan yang pada hakekatnya progresif. Tujuan pendidikan hendaklah diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus.

            Pendidikan hendaklah bukan hanya menyampaikan pengetahuan kepada anak didik untuk diterima saja, melainkan yang lebih penting dari pada itu adalah melatih kemampuan berpikir dengan memberikan stimuli-stimuli. Yang dimaksud dengan berpikir adalah penerapan cara-cara ilmiah seperti mengadakan analisa, mengadakan pertimbangan, dan memilih diantara beberapa alternatif yang tersedia.

            Semuanya ini diperlukan oleh pendidikan agar orang yang melaksanakan dapat maju atau mengalami suatu progres. Dengan demikian orang akan dapat berbuat sesuatu dengan intelegen dan mampu mengadakan penyesuaian kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungan.

Aliran ini disebut progrevisme.

b).  Menghendaki pendidikan yang bersendikan atas nilai-nilai yang tinggi, yang hakiki kedudukannya dalam kebudayaan. Nilai-nilai ini hendaklah yang sampai kepada manusia melalui sivilisasi dan telah teruji oleh waktu.

            Tugas pendidikan adalah sebagai perantara atau pembawa nilai-nilai yang ada di dalam “gudang” di luar ke jiwa anak didik. Ini berarti bahwa anak didik itu perlu dilatih agar mempunyai kemampuan absorbsi yang tinggi.

Aliran ini disebut esensialisme.

c).  Yang menghendaki agar pendidikan kembali kepada jiwa yang menguasai Abad Pertengahan, karena jiwa abad pertengahan telah merupakan jiwa yang menuntun manusia hingga dapat dimengerti adanya tata kehidupan yang telah ditentukan secara rasional. Abad Pertengahan dengan jiwanya itu telah dapat menemukan adanya prinsip-prinsip pertama yang mempunyai peranan sebagai dasar pegangan intelektual manusia dan yang dapat menjadi sarana untuk menemukan evidensi—evidensi diri sendiri.

Aliran ini disebut perenialisme.

d).    Yang menghendaki agar anak didik dapat dibangkitkan kemampuannya untuk secara konsntruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan dan perkembangan masyarakat sebagai akibat adanya pengaruh dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan penyesuain seperti ini anak didik akan tetap berada dalam suasana aman dan bebas.

Aliran ini disebut rekonstruksianisme.

           Theodore Brameld mengutarakn bahwa visi-visi filosofis tersebut di atas tidak sepenuhnya utuh atau kompak, karena komponen-komponen yang membentuknya tidak sepenuhnya bersendikan pada satu corak. Namun, di samping itu satu sama lain mempunyai kesamaan pandangan sementara segi kefilsafatan, pendidikan dan kebudayaan, terutama antara  esensialisme dan perenialisme serta progresivisme dan rekonstruksianisme. Selain itu Brameld juga mengemukakan bahwa keempat aliranitu ada sebagai hasil dari usaha untuk menyusun dan menafsirkan teori-teori pendidikan utama, yang berarti semuanya adalah konsep. Konsep ini diharapkan menjadi landasan intelektual untuk menyusun, mengadakan analisa dan mencari saling hubungan antar unsur-unsur dari berbagai jenis pengalaman pendidikan dan kebudayaan.

           Dalam uraian-uraian berikutnya akan dipaparkan tiap-tiap aliran. Mula-mula secara umum, iaitu mengenai ciri-ciri utama disusul secara khusus : mengenai beberapa aspek pendidikan. Termasuk ke dalam ciri-ciri utama ini adalah pandangan mengenai realita, pengetahuan dan nilai dari tiap-tiap konsep, sedangkan pada bagian yang khusus akan dibicarakan masalah-masalahbelajar dan kurikulum.

 

           Oleh karena bagian umum tersebut memuat problema-problema dari filsafat (pada umumnya), maka dalam hubungannya dengan masing-masing konsep di atas (progresivisme, ensensialisme, perenialisme dan rekonstruksianisme), maka tinjauan bagian umum itu penulis harapkan telah dapat merupakan konsep sebagai pembawaan dari filsafat-filsafat pendungkungnya. Jadi bila di antara konsep tersebut ada dilandasi oleh lebih dari satu aliran filsafat, maka metafisika, espistemologi dan aksiologi tersebut merupakan konsep-konsep pembentuk suatu keutuhan.

           Bagian yang khusus, ialah yang mengenai pendidikan, diharapkan telah terambilkan aspek-aspek pendidikan yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Konsep mengenai belajar (secara umum ini) dan konsep mngenai kurikulum diharapkan oleh menulis mempunyai peranan sebagai misal variabel pendidikan yang dapat digunakan untuk menjangkau masalah-masalah yang bersifat praktis.

Related Posts

Post a Comment