Filsafat,
sebagai ilmu yang mengadakan tinjauan dan mempelajari obyeknya dari sudut
hakekat ini, berhadapan dengan beberapa problema utama. Ini meliputi :
a)
Realita,
ialah mengenai kenyataan, yang selanjutnya menjurus kepada masalah kebenaran.
Kebenaran akan timbul bila orang telah dapat menarik kesimpulan bahwa
pengetahuan yang dimiliki ini telah nyata. Realita atau kenyataan ini
dipelajari oleh metafisika.
b)
Pengetahuan,
yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pengetahuan, cara
manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan itu, dan jenis-jenis pengetahuan.
Pengetahuan dipelajari oleh epistemologi.
c)
Nilai, yang
dipelajari oleh cabang filsafat yang disebut aksiologi. Pertanyaan-pertanyaan
yang dicari jawabnya antara lain adalah seperti: nilai-nilai yang bagaimanakah
yang dikehendaki oleh manusia dan yang dapat digunakan sebagai dasar hidupnya.
Di samping adanya tiga problem utama,
ada promlem yang masuk ke dalam ruang lingkup pengetahuan (b). Ini menyangkut
masalah hubungan yang benar dan tepat antar gagasan-gagasan yang telah dimiliki
oleh manusia. Cabang filsafat yang mempelajari lapangan ini adalah logika
(Ajaran berpikir).
John S. Brubacher, gurubesar filsafat
di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa filsafat dan pendidikan itu mempunyai
hubungan yang erat satu sama lain karena problema-problema tersebut berada
dalam lingkungan dua disiplin ini. Pendidikan, dalam pengembangan konsep-konsepnya
dapat antara lain, mengunakan sebagai dasar hasil-hasil yang dicapai
olehcabang-cabang di atas.
Dalam menyelenggarakan pendidikan
diperlukan pendirian mengenai pandangan dunia yang bagaimana yang diperlukan
oleh kita ini. Hal ini termasuk di dalam lingkungan metafisika.
Epistemologi diperlukan antara lain
dalam hubungan dengan penyusunan dasar-dasr kurikulum. Kurikulum yang lazim
diartikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan, dapat diumpamakan
sebagai jalan raya yang perlu dilewati oleh siswa atau murid dalam usahanya
untuk mengenal dan memahami pengetahuan. Agar mereka berhasil dalam mencapai
tujuan ini perlu mengenal hakekat pengetahuan, sedikit demi sedikit.
Aksiologi sebagai cabang yang filsafat
yang mempelajari nilai-nilai dekat pula dengan ilmupendidikan, karena dunia
nilai menjadi dasar pendidikan pula dan karenanya selalu dipertimbangkan dalam
menentukan tujuan-tujuan pendidikan. Perumusan mengenai tujuan yang tanpa
memperhatikan prinsip-prinsip dari dunia nilai adalah hampa. Di samping itu
pendidikan sebagai fenomena kehidupan sosial, kultural dan keagamaan tidak
dapat lepas dari sistem nilai.
Logika sebagai cabang filsafat yang
meletakkan landasan mengenai ajaran berpikir diperlukan oleh pendidikan
kecerdasan. Pendidikan kecerdasan menghendaki seseorang mampu mengutarakan
pendapat dengan benar dantepat. Untuk ini ia memerlukan penguasaan logika
dengan baik.
Di samping adanya beberapa problema
dengan adanya cabang-cabang filsafat yang mempelajari masing-masing itu, ada
pula aliran-aliran filsafat yang juga mempunyai visi tertentu terhadap
masalah-masalah di atas. Dapatlah diidentifikasikan dalam hubungan ini;
aliran-aliran naturalisme, idealisme, realisme, dan pragmatisme.
Masing-masing aliran ini mempunyai sumbangan tertentu terhadap pendidikan. Khusus mengenai ini akan dibicarakan dalam lingkup sistem-sistem filsafat pendidikan. Sebagai pengantar sebelum sampai kepada bagian tersebut akan dibicarakan lebih dahulu empat aliran itu pada garis besarnya
Post a Comment
Post a Comment