Sekolah berada ditengah-tengah masyarakat dan dapat dikatakan sebagai pisau bermata dua. Mata yang pertama adalah menjaga kelestarian nilai-nilai positif yang ada dalam masyarakat, agar pewarisan nilai-nilai masyarakat berlangsung dengan baik. Mata kedua adalah sebagai lembaga yang dapat mendorong perubahan nilai dan tradisi sesuai dengan kemajuan dan tuntutan kehidupan serta pembangunan. Kedua fungsi ini seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya keduanya dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Oleh karena itu fungsi yang controversial ini, diperlukan saling pemahaman antara sekolah dan masyrakat.
Nilai-nilai yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan tetap dijaga kelestariannya, sedang yang tidak sesuai harus diubah. Pelaksanaan fungsi sekolah ini, terlebih sekolah menengah yang berada di tengah-tengah masyrakat terpencil, menjadi tumpuan harapan masyrakat untuk kemajuan mereka. Untuk dapat menjalankan fungsi ini hubungan sekolah masyarakat harus selalu baik. Dengan demikian, terdapat kerjasama serta situasi saling membantu antara sekolah dan masyrakat. Disamping itu, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, pemerintah, dan masyarakat. Realisasi tanggung jawab itu tidak dapat dilaksanakan apabila hubungan sekolah dan masyrakat tidak terjalin sebaik-baiknya.
Definisi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Secara sederhana “hubungan” atau “communication” dapat diartikan sebagai “process by wich a person transmits a message to another” yang berarti proses penyampaian berita dari seseorang kepada orang lain. Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan jalinan interaksi yang diupayakan oleh sekolah agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat untuk mendapatkan aspirasi, simpati dari masyarakat. Dan mengupayakan terjadinya kerjasama yang baik antar sekolah dengan masyarakat untuk kebaikan bersama, atau secara khusus bagi sekolah penjalinan hubungan tersebut adalah untuk mensuksekan program-program sekolah yang bersangkutan sehingga sekolah tersebut bisa tetap eksis.
Hubungan sekolah dengan masyarakat (Husemas) adalah suatu proses komunikasi antara sekolah dengan masyarakat untuk meningkatkan pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta mendorong minat dan kerjasama untuk masyarakat dalam peningkatan dan pengembangan sekolah. Kindred, balgin dan Gallagher(1976) mendefinisikan husemas ini sebagai usaha kooperatif untuk menjaga dan mengembangkan saluran informasi dua arah yang efisien serta saling pengertian antara sekolah, personel sekolah dengan masyarakat.
Definisi tersebut diatas mengandung beberapa elemen penting, sebagai berikut:
1. Adanya kepentingan yang sama antara sekolah dengan masyrakat. Masyarakat memerlukan sekolah untuk menjamin bahwa anak-anak sebagai generasi penerus akan dapat hidup lebih baik, demikian pula sekolah.
2. Untuk memenuhi harapan masyarakat itu, masyarakat perlu berperan serta dalam pengembangan sekolah. Yang dimaksud peran serta sekolah adalah kepedulian masyarakat tentang hal-hal yang terjadi disekolah, serta tindakan membangun dalam perbaikan sekolah.
3. Untuk meningkatkan peran serta itu diperlukan kerja sama yang baik, melalui komunikasi dua arah yang efisien.
Ruang Lingkup Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Ada banyak hal yang dapat diungkapkan tentang ruang lingkup hubungan sekolah dengan masyarakat, antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Konsep-konsep hubungan sekolah dengan masyarakat
Konsep hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sangat luas dan kompleks serta beranekaragam. Berikut ini ada bermacam-macam konsepsi hubungan sekolah dengan masyarakat untuk dapat dipertimbangkan mana yang lebih efektif dikembangkan si sekolah mendatang.
Menurut Amateambun dalam bukunya Guru dalam Administrasi sekolah pembangunan “konsepsi hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut :
a. Konsep “menunggu” sekolah hanya menunggu dan mengharapkan perhatian dan bantuan dari masyarakat.
b. Konsep preventif kegiatan-kegiatan sekolah hanyalah untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat.
c. Konsep tanda bahaya kegiatan-kegiatan hubungan sekolah masyarakat terjadi bila ada bahaya misalnya kebakaran, bangunan runtuh dan sebagainya. Sehingga sekolah memerlukan bantuan/kontak dengan masyarakat.
d. Konsep pameran sekolah hanya sekedar memamerkan kegiatannya kepada masyarakat.
e. Konsep prestise kegiatan-kegiatan sekolah sebagai alat untuk meninjolkan kariernya. Biasanya hal ini cenderung untuk mencari popularitas sekolah.
f. Konsep partnership hubungan ini dapat diinterpretasikan sebagai hubungan proses timbal balik. Dimana kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan masyarakat juga menjadi kebutuhan dan keinginan sekolah. Terutama dalam kegiatan kurikuler.
g. Konsep social leadership sekolah sebagai lembagan pendidikan utama masyarakat, harus dan diharapkan dapat membina kepemimpinan dengan pihak yang erat hubungannya problema-problema sosial.
2. Prinsip hubungan sekolah dengan masyarakat
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan hubungansekolah dan masyarakat,antara lain:
a. Integrity; Prinsip ini mengandung makna bahwa semua kegiatan hubungan sekolah dan masyarakat harus terpadu. Artinya informasi yang disampaikan antar keduanya harus informasi yang terpadu baik mengenai masalah akademik maupun non akademik. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan penilaian dan kepercayan antar keduanya.
b. Continuity; Prinsip ini menjelaskan bahwa hubungan ini harus dilakukan secara terus menerus, hal ini dilakukan agar masyarakat mengetahui perkembangan sekolah.
c. Simplicity; Prinsip menghendaki agar dalam proses hubungan sekolah dan masayarakat ini dapat menyederhanakan berbagai informasi yang disajikan kepada masyarakat sesuai dengan kondisi dan karakteristik masyarakat.
d. Coverage; Kegiatan pemberian informasi secara menyeluruh dan mencakup semua asfek, faktor atau subtansi yang perlu disampaikan dan perlu diketahui masyarakat.
e. Constructiveness; Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya konstruktif dalam arti sekolah memberikan informasi yang membangun pemahaman/pengetahuan masyarakat terhadap program pengembangan sekolah.
f. Adaptability; Program hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya disesuaikan dengan keadaan di dalam lingkungan masyarakat setempat.[3]
3. Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun dengan tujuan popularitas sekolah di mata masyarakat. Popularitas sekolah akan tinggi jika mampu menciptakan program-program sekolah yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan dan cita-cita bersama dan dari program tersebut mampu melahirkan sosok–sosok individu yang mapan secara intelektual dan spiritual. Dengan popularitas ini sekolah eksis dan semakin maju.
Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat diantaranya sebagai berikut:
a. Memberi penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan sekolah situasi dan perkembangannya.
b. Menampung sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari warga sekolah dalam hubungannya dengan pembinaan dan pengembangan sekolah.
c. Dapat memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja sama antar warga sekolah sendiri.
Sedangkan menurut Mulyasa, tujuan dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah: (1) memajukan kualitas pembelajaran dan pertumbuhan peserta didik; (2) memperkokoh tujuan serta meningkatkan kualitas hidup dan penghidupan masyarakat; dan (3) menggairahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.
Tujuan utama yang ingin dicapai dengan mengembangkan kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat adalah:
a. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan sekolah.
b. Peningkatan pemahaman sekolah tentang kedudukan serta aspirasi masyrakat tersebut terhadap sekolah.
c. Peningkatan usaha orang tua siswa dan guru-guru dalam memenuhi kebutuhan anak didik, serta meningkatkan kuantitas serta kualitas bantuan orang tua siswa dalam kegiatan pendidikan di sekolah.
d. Peningkatan kesadaran masyrakat tentang pentingnya peran serta mereka dalam memajukan pendidikan di sekolah dalam era pembangunan.
e. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap sekolah serta apa yang dilakukan oleh sekolah.
f. Pertanggung jawaban sekolah atas harapan yang disebabkan masyrakat kepada sekolah.
g. Dukungan serta bantuan masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program sekolah.
4. Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Fungsi pokok hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menarik simpati masyarakat umumnya serta publik khususnya, sehingga dapat meningkatkan relasi serta animo pada sekolah tersebut. Hal ini akan membantu sekolah mensukseskan program-programnya. Sehingga mampu mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat diantarnya sebagai berikut :
a. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua.
b. Memelihara hubungan baik dengan komitte sekolah.
c. Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga pemerintah, swasta dan organisasi nasional.
d. Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam tehnik komunikasi (majalah, surat kabar dan mendatangkan sumber).
Perencanaan Program Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Perencanaan pada dasarnya adalah penetapan keseluruhan aspek dari suatu kegiatan yang hendak dilakukan mulai dari tujuan, cara untuk mencapai tujuan itu, dan sumber yang diperlukan. Sejalan dengan hal ini, Fattah (2001:49) mengatakan bahwa perumusan tujuan yang ingin dicapai dari suatu kegiatan, pemilihan program untuk mencapai tujuan itu, serta identifikasi dan pengerahan sumber merupakan tiga kegiatan yang harus ada dan tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain dalam setiap perencanaan. Perencanan dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis sesuai dengan sudut pandang yang digunakan. Dipandang dari sudut besarannya, perencanaan dibedakan kedalam perencanaan makro, perencanaan meso, dan perencanaan mikro.
Adapun dipandang dari tingkatannya maka perencanaan perencanaan dapat dibedakan ke dalam jenis-jenis:
a. Perencanaan strategik, yakni konspigurasi tetang hasil yang diharapkan tercapai pada masa depan
b. Perencanaan koordinatif, yakni perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya pelaksanaan, sehingga tujuan yang telah ditetapkan itu dapat dicapai secara efektif dan efisien, dan
c. Perencanaan operasional, yakni perencanaan yang memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari suatu rencana strategi
Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai tujuan itu pada tingkat nasional. Adapun perencanaan meso adalah kebijaksanaan yang telah ditetapkan pada tingkat makro, kemudian dijabarkan ke dalam program-program yang bersekala kecil. Sedangkan perencanaan mikro adalah perencanaan pada tingkat institusionan dan merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso (Fattah, 2001: 54-55).
Perencanaan program hubungan sekolah-masyarakat harus memperhatikan dana yang tersedia, karena dana merupakan salah satu unsur untuk mendukung terselenggaranya kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat. Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah ciri-ciri masyarakat, daerah jangkauan, sarana atau media, dan teknik yang akan digunakan dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat. Kalau perencanaan tidak memperhatikan hal-hal tersebut di atas, dikhawatirkan kegiatan tersebut tidak akan mencapai sasaran yang diinginkan.
Pengorganisasian Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Pengorganisasian dalam hal ini dipahami sebagai proses pembagian dan pengalokasian pekerjaan di antara para anggota sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif. Ernest Dale (dalam Fattah, 2001: 71-72) mengemukakan bahwa proses pengorganisasian meliputi:
a. Pemerincian pekerjaan,
b. Pembagian kerja,
c. Penyatuan pekerjaan,
d. Koordinasi pekerjaan, dan
e. Monitoring dan reorganisasi.
Fattah (2001:72) memberikan penjelasan masing-masing bagian dalam proses pengorganisasian sebagai berikut: Tahap pertama, yang harus dikerjakan dalam merinci pekerjaan adalah menentukan tugas-tugas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tahap kedua, membagi seluruh beban kerja menjadi kegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh perseorangan atau kelompok. Tahap ketiga, menggabungkan pekerjaan para anggota dengan cara yang rasional, efisien. Pengelompokan tugas yang saling , jika organisasi sudah membesar atau kompleks. Tahap keempat, menetapkan mekanisme kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan dalam satu kesatuan yang harmonis. Tahap kelima, melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektivitas.
Pada dasarnya semua komponen sekolah adalah pelaksanaan pelaksana hubungan sekolah-masyarakat. Oleh karena itu, tugas-tugas mereka perlu dipahami dan ditata, sehingga penyelenggaraan husemas dapat berjalan efektif dan efisien.
Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Dalam pelaksanaan hubungan sekolah-masyarakat perlu diperhatikan koordinasi antara berbagai bagian dan kegiatan, dan di dalam penggunaan waktu perlu adanya sinkronisasi.
Kegiatan yang dilakukan agar pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat menjadi lebih baik antara lain:
1. Memperkenalkan kegiatan yang akan diselenggarakan lembaga pendidikan kepada masyarakat
2. Mensosialisasikan kepada masyarakat secara intensif tentang kebijakan yang berkaitan dengan akademis, keuangan, dan sebagainya agar persepsi masyarakat tidak keliru
3. Menerbitkan berita dan kegiatan di lingkungan lembaga pendidikan melalui media internet
4. Mempertahankan nama baik lembaga pendidikan dengan mempersiapkan bahan informasi yang jujur dan objektif
5. Memonitor sikap masyarakat, kebutuhan dan kepentingan masyarakat
2.6 Evaluasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Evaluasi didefinisikan oleh Fattah (2001:107) sebagai proses pembuatan pertimbangan menurut suatu perangkat kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan. Fattah (2001:108) juga mengemukan bahwa di antara tujuan evaluasi adalah untuk:
a. Memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja, apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang perlu mendapat perhatian khusus,
b. Menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa organisasi kepada penggunaan sumber daya pendidikan (manusia/tenaga, sarana/prasarana, biaya) secara efisien ekonomis,
c. Memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyimpangan dilihat dari aspek tertentu seperti program tahunan, kemajuan belajar.
Husemas harus dapat dievaluasi atas dua kriteria: pertama efektivitasnya, yaitu seberapa jauh tujuan yang telah tercapai, misalnya apakah memang masyarakat sudah merasa terlibat dalam masalah yang dihadapi sekolah, apakah ada perhatian terhadap kemajuan anaknya disekolah, apakah mereka sudah menunjukkan perhatian terhadap keberhalian sekolah, apakah mereka telah mau memberikan masukan untuk perbaikan sekolah dan sebagainya. Kedua efisiensinya, yaitu sampai seberapa jauh sumber yang ada atau potensial yang telah digunakan secara baik untuk kepentingan jegiatan hubungan masyarakat. Evaluasi ini dapat dilakukan pada waktu proses kegiatan sedang berlangsung atau pada akhir suatu program itu untuk me;ihat sampai seberapa jauh keberhasilannya.
Menggalang Partisipasi Masyarakat
Hal yang perlu diperhatikan untuk menggalang dukungan masyarakat agar bersedia dan turut mendukung sekolah adalah isu yang akan digunakan. Oleh sebab itu pemilihan isu yang tepat akan berpengaruh terhadap perhatian dan dukungan mereka terhadap sekolah. Isu yang menarik untuk dipakai sebagai upaya menggalang dukungan harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
1. Isu memang benar-benar penting dan berarti bagi masyarakat. Misalnya isu tentang standar kelulusan ujian nasional mata pelajaran matematika, IPA dan bahasa Indonesia, isu ini tergolong terbatas hanya pada 3 (tiga) mata pelajaran.
2. Isu harus tetap mencerminkan adanya tujuan perubahan yang lebih besar dalam jangka panjang.
Agar dukungan masyarakat terhadap sekolah (sekolah) benar-benar memiliki nilai yang tinggi, maka kerjasama dengan kelompok pendukung tersebut harus benar-benar efektif. Ada beberapa Ciri-ciri kerjasama dalam suatu kelompok dengan para pendukung yang efektif, yaitu:
1. Terfokus pada tujuan .
2. Tegas dalam menetapkan jenis isu
3. Ada pembagian peran dan tugas yang jelas
4. Jaga dinamika dalam setiap proses kerjasama,
5. Adanya mekanisme komunikasi yang baik dan lancar,
6. Dibentuk untuk jangka waktu tertentu yang jelas.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka ada beberapa saran yang perlu mendapatkan perhatian dan pertimbangan untuk menjaga tingkat efektivitas kerjasama tersebut di atas:
1. Hindari membentuk struktur organisasi formal, kecuali memang benar-benar dibutuhkan.
2. Delegasikan tanggung jawab dan peran seluas mungkin, kecuali pada hal-hal yang memang sangat strategis dan hanya boleh diketahui oleh orang-orang tertentu.
3. Setiap produk keputusan hendaknya hasil keputusan bersama, bukan hasil pemikiran seseorang.
4. Pahami berbagai kendala, kekurangan atau keterbatasan yang dimiliki semua pihak. Dengan kata lain lakukan analisis SWOT ( Strength, Weaknes, Opportunities, Threath/ kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan) .
5. Ambil prakarsa dan inisiatif untuk selalu menghidupkan saluran komunikasi dengan semua pihak. Kegagalan pelaksanaan kegiatan, adanya saling curiga, tuduh menuduh dan lain-lain .
Promosi ini hendaknya dilakukan sejak awal anak-anak/putra-putri mereka masuk di sekolah atau bahkan sebelum mereka memasukkan anaknya ke sekolah kita. Beberapa hal penting yang harusnya kita promosikan adalah:
1. Prestasi yang sudah dicapai oleh sekolah, khsususnya prestasi akademik dan non akademik
2. Keunggulan sekolah. Yang dimaksudkan keunggulan ini adalah segala sesuai
3. Ketersediaan berbagai sarana dan prasarana sekolah yang akan memberikan kontribusi dalam menghasilkan kualitas lulusan, misalnya sekolah memiliki laboratorium omputer dan internet,
4. Lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah yang asri misalnya perlu dikomunikasikan secara jelas
5. Jaminan kualitas pembelajaran yang dilakukan. Dalam hal ini misalnya sekolah mempromosikan bahwa: status akreditasinya adalah A/B, tenaga pengajar 50% berijazah S1, berpengalaman.
Untuk dapat mengaktifkan orang tua murid, tokoh masyarakat, komite sekolah dan stakeholders, salah satu strategi yang dapat ditempuh di luar badan-badan formal seperti komite sekolah adalah menarik perhatian masyarakat melalui mutu pendidikan yang dihasilkan oleh staf pengajar. Hal ini dapat ditunjukkan melalui produk kualitas lulusan. Untuk itu disarankan untuk dilakukan beberapa langkah berikut:
1. Bina pengajar secara aktif,
2. Agar lebih berhasil dalam melakukan perubahan yang berorientasi pada mutu, untuk terjadinya Manajemen Mutu Terpadu.
3. Para pemimpin organisasi sekolah perlu memiliki pandangan jauh ke depan tentang kemana lembaga sekolah akan diarahkan. Dalam hal ini para pemimpin harus mengerti Visi, Misi dan Tujuan Institusinya masing-masing secara mendalam.
4. Semua warga sekolah perlu memiliki kemampuan profesi yang mancakup kemampuan individual.
5. Adanya apresiasi insentif baik materi maupun insentif psikologis seperti kemungkinan dan kemudahan promosi, penghargaan atas prestasi pekerjaan
6. Tersedianya sumber daya dan mekanisme penempatan yang sesuai dengan keahliannya masing-masing.
7. Adanya rencana kerja dan strategi sekolah yang tergambar dalam Visi, Misi dan tujuan organisasi
8. Pacu para pengajar untuk berprestasi dan melaksanakan pembelajaran secara efektif, sejalan dengan apa yang diinginkan oleh lembaga sekolah.
9. Bina semua staf sekolah agar mereka memahami secara jelas dan tepat apa yang diinginkan oleh sekolah terhadap masyarakat. Oleh sebab itu semua staf sudah semestinya harus mengetahui apa dan bagaimana kebijakan sekolah dalam pengelolaan sekolah.
Peran Guru dalam Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Guru merupakan kunci penting dalam kegiatan Husemas di sekolah menengah. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan Husemas itu, yaitu :
a. Membantu sekolah dalam melaksanakan teknik-teknik Husemas.
b. Membuat dirinya lebih baik lagi dalam bermasyarakat.
c. Dalam melaksanakan semua itu guru harus melaksanakan kode etiknya (kode etik guru).
Pengaruh Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Sekolah merupakan salah satu lembaga masyarakat, didalamnya terdapat reaksi dan interaksi antar warganya. Warga sekolah tersebut adalah guru, murid, tenaga administrasi sekolah serta petugas sekolah lainnya misalnya dokter sekolah, pelayan atau penjaga sekolah, warung sekolah dan lain-lain, sebagai salah satu lembaga masyarakat maka untuk dapat menjalankan tugasnya maka sekolah perlu memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. Menyesuaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat. Kurikulum yang sudah using dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat harus diperbaiki dan disesuaikan dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat (sudah barang tentu masyarakat yang maju, bukan masyarakat tebelakang).
2. Metode yang digunakan harus mampu merangsang murid untuk lebih mengenal kehidupan riil di masyarakat.
3. Menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dari kehidupan sekitarnya dengan demikian maka akan terdapat hubungan fungsional antara sekolah dengan masyarakat.
4. Sekolah harus selalu berintegrasi dengan kehidupan masyarakat, sehingga kebutuhan kedua belah pihak akan terpenuhi.
5. Sekolah seharusnya dapat mengembangkan masyarakat dengan cara mengembangkan pembaharuan tata kehidupan masyarakat.
Dalam mengemban fungsi lembaga pengembangan masyarakat, guru mempunyai peranan yang cukup penting selain sebagai pengajar di sekolah, ia juga sebagai pemimpin masyarakat baik luar sekolah maupun masyaraka sekolah.
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak sedikit guru yang memangku jabatan masyarakat misalanya, Koperasi Unit Desa (KUD), Karang Taruna dan lain sebagainya. Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada kuantitas dan kualitas keluaan atau produk sekolah tersebut dan berapa jauh masyarakat dapat menikmati keluara/produk sekolah.
Makin luas sebaran produk sekolah ditengah-tengah masyarakat dan makin meningkat kualitasnya maka produk sekolah tersebut telah membawa pengaruh positif terhadap perkembangan masyarakat. Pengaruh tersebut ialah sebagai berikut :
1. Mencerdaskan kehidupan bangsa
2. Membawa virus pembruan bagi perkembangan masyarakat
3. Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja dilingkungan masyarakat.
4. Melahirkan sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi social yang harmonis di tengah-tengah masyarakat.
Didalam Tap MPR No. IV/MPR/1978 ditegaskan bahwa Pendidikan Berdasarkan atas Pancasila dan bertujuan meningkatkan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memerkuat kepribadian serta mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Maka berdasarkan itulah bahwa pengaruh sekolah dengan masyarakat dapat berfungsi dan berperan untuk sebagai berikut:
1. Meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Meningkatkan kecerdasan.
3. Meningkatkan keterampilan dan mempersiapkan tenaga terampil, serta dapat meningkatkan produksi kerja.
4. Membentuk pribadi dan budi pekerti.
5. Melestarikan nilai-nilai yang terpuji dalam masyarakat.Pembangunan nilai baru yang dianggap serasi oleh masyarakat dalam menghadapi tantangan perkembangan ilmu, teknologi dan modernisasi.
6. Menanamkan dan mempertebal semangat kebangsaan.
Post a Comment
Post a Comment