BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Tak
dapat dipungkiri lagi bahwa sejarah peradaban dunia diawali dengan munculnya
ilmu pengetahuan. Indonesia yang merupakan sebuah Negara yang berdaulat juga
menumpukkan kekuatan pembangunannya dibidang ilmu pengetahuan (pendidikan).
Karena dengan adanya pendidikan diharapkan nantinya setiap individu dapat
meningkatkan kualitas keberadaannya dan mampu berpartisipasi dalam gerak
pembangunan. Oleh karena itu, pendidikan pada gilirannya dapat berperan dalam
mempersiapkan setiap individu dalam berperilaku dengan penuh keadaban. Nuansa
yang penuh keadaban inilah yang nantinya secara praktis sangat dibutuhkan oleh
setiap manusia dalam setiap gerak dan perilakunya untuk mewujudkan eksistensi
kemanusiaannya.
Suatu proses belajar-mengajar yang efektif dan bermakna akan berlangsung
apabila akan memberikan keberhasilan dan kepuasan baik bagi guru maupun anak
didiknya. Proses pembelajaran di Taman
Kanak-Kanak membutuhkan suatu strategi pembelajaran yang aktif. Berbagai macam
aktivitas perlu diterapkan dalam pembelajaran apapun. Dengan bermain, menari,
berolahraga, dramatisasi, gerak tangan dan kaki, apapun yang merupakan
aktivitas positif dapat diterapkan. Proses pembelajaran di Taman Kanak-Kanak
telah mengikat anak pada suatu disiplin ketenangan duduk dan terlalu banyak di
kelas dengan hanya mendengarkan, dan mencatat, tidaklah tepat.
Oleh karena itu, pendidikan di TK adalah suatu proses dimana anak tumbuh
dan berkembang dan pendidik mempengaruhi proses itu sesuai dengan tata nilai
yang dianggap baik dan berlaku sesuai dengan perkembangan anak. Tata nilai itu
termasuk norma moral, estetika dan ilmu pengetahuan. Mulai dari TK inilah anak
didik perlu mulai dibiasakan untuk belajar melatih kebersihan diri dalam
melaksanakan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang dimaksud, maka masalah yang diangkat
melalui penelitian tindakan kelas ini yakni apakah usaha melatih
kebersihan diri melalui kegiatan rutin pada anak Kelompok A di TK Aster
Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1)
Untuk mengetahui
sejauh mana upaya yang dilakukan oleh guru dalam membiasakan anak didiknya
untuk membersihkan diri;
2)
Untuk melatih anak didik Kelompok A TK ASTER Kecamatan Botumoti
Kabupaten Boalemo agar tahu cara untuk
membersihkan diri;
3)
Untuk memberikan
pengetahuan kepada anak didik di Kelompok A TK Aster
Kecamatan Botumoito akan pentingnya untuk membersihkan diri.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kebersihan Diri
Kebersihan diri ialah keadaan atau perihal bersih. Menurut
Hadits Nabi Muhammad SAW, menyatakan bahwa Kebersihan adalah bagian dari iman
(HR. Abu Malik Al-Harits bin Ashim Al-Asy’ari r.a). Kalimat tersebut seakan
membenarkan pentingnya kebiasaan hidup bersih. Tidak hanya orang dewasa yang
wajib menjaga kebersihan, anak-anak pun demikian. Namun, mengajarkan kebiasaan
itu kepada anak-anak tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terutama, jika
anak tersebut masih sering melihat banyak orang dewasa yang dengan mudahnya
membuang sampah di jalan. Padahal ada berbagai manfaat dari mengajarkan anak
untuk membiasakan hidup bersih.
Untuk efek
jangka pendek, anak akan mengerti apa yang harus dilakukan untuk menjaga
kebersihan diri. Anak pun bisa merasakan secara langsung, dengan selalu menjaga
kebersihan diri dia akan lebih segar.
Sementara itu, dari sisi psikologis, akan membantu menumbuhkan rasa
percaya diri anak, mengasah keterampilan motorik, dan memperbanyak pengetahuan
soal kesehatan.
manfaat anak menjaga kebersihan ialah badannya yang selalu bersih dan tak mudah
diserang penyakit.
Anak yang
sudah biasa membersihkan diri, umumnya juga akan bersih terhadap lingkungan.
Dia tidak mau buang sampah sembarangan dan rajin bersih-bersih, minimal
kamarnya. Namun, tetap harus diingat bahwa orang tua harus bisa memberikan
teladan yang baik mengenai kebersihan anak.
Orang tua juga
harus disiplin dalam menerapkan aturan-aturan, seperti ketika masuk rumah harus
cuci kaki dan tangan. Kemudian, menggosok gigi sebelum tidur, Mandi harus
membersihkan seluruh tubuh, mengganti baju yang sudah dipakai di luar rumah dan
lain-lain. Jangan jemu-jemu mengingatkan anak untuk menaati itu semua agar
terbiasa menerapkan hidup sehat. Untuk menanamkan kebersihan diri kepada anak didik, guru dalam pembelajaran
harus melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.
Memberikan
penjelasan tentang pentingnya menjaga kebersihan diri (kebersihan gigi, kuku,
rambut dan pakaian);
b.
Memberikan contoh
dan melatih anak bagaimana cara membersihkan diri yang baik dan benar;
c.
Guru merupakan
teladan dan panutan bagi anak didik harus memberikan contoh yang baik bagi anak
didik khususnya dalam membiasakan diri menjaga kebersihan anggota badan maupun
pakaian;
d.
Memberikan
penghargaan atau hadiah pada anak didik yang sudah mampu melatih menjaga
kebersihan diri agar dapat membangkitkan minat anak didik untuk lebih aktif dan
kreatif dalam belajar.
Dalam penjelasan kebersihan dimaksud, haruslah diberikan penjelasan dan
contoh yang konkrit agar anak mudah memahami dan melakukan dalam melatih dan
menjaga kebersihan diri atau anak ditugaskan satu per satu agar mereka mudah
melakukan cara-cara yang berhubungan dengan kebersihan agar mudah dipraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
B.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Ditanamkan Sejak Anak
Usia Dini
Tujuan yang ingin dicapai dari pembentukan perilaku untuk
melatih atau membiasakan
hidup bersih dan sehat adalah pembiasaan di Taman Kanak-Kanak. Untuk
mempersiapkan anak sedini mungkin, sudah mampu mengembangkan sikap dan perilaku hidup
bersih dan sehat dengan melatih membersihkan diri dalam kehidupan sehari-hari. Mengajarkan tentang
kebersihan, terutama kebersihan diri, berarti mengajarkan kebiasaan yang amat
penting untuk menghindari dan mencegah penyebaran penyakit sehingga kesehatan
anak lebih terjaga.
Mengajarkan
kebersihan diri sejak dini memang sangat penting, karena gangguan kesehatan
yang terkait dengan masalah kebersihan diri memang banyak terjadi pada
anak-anak. Maklum, mereka masih dalam proses belajar menjaga diri dan rentan
terekspos pada berbagai kuman penyakit saat berada di sekolah atau lingkungan
bermain. Dengan mengajarkan kebersihan diri sejak awal, anak Anda akan memiliki
kebiasaan hidup sehat dan kesehatan yang lebih terjaga saat dewasa kelak. Yang
tak kalah penting, kebiasaan sehat tersebut akan “ditularkan” kembali pada
generasi berikutnya, yaitu anak-anak mereka.
Kebersihan
diri tak bisa dipelajari sendiri oleh anak. Anak-anak, terutama yang masih
berusia muda, biasanya melakukan apa yang diperintahkan orang tuanya, atau
mencontoh apa yang dilakukan orang lain. Maka, lewat pendidikan anak usia dini
di Taman Kanak-Kanak ini, guru selaku fasilitator pembelajaran menjadi panutan
anak didik dalam membiasakan hidup bersih. Sehingga itu, guru pun dituntut untuk
selalu dalam keadaan bersih pada saat memulai proses pembelajaran kepada anak
didik.
Tanamkan
pada anak bahwa seluruh bagian tubuhnya perlu dirawat dan dijaga kebersihannya
secara teratur setiap hari. Agar anak mau melakukannya, buatlah ritual bersih-bersih
yang menyenangkan, misalnya dengan mainan dan nyanyian saat mandi atau
menyiapkan perlengkapan menyikat gigi dengan gambar tokoh favoritnya. Ajarkan
pula padanya dengan buku-buku yang dilengkapi gambar tentang jamur dan kuman
penyakit yang dapat menyerangnya bila mereka tidak menjaga kebersihan dirinya.
Kiat-kiat
yang harus digunakan dilakukan oleh guru untuk mengajak setiap anak didik agar
terbiasa membersihkan diri, adalah sebagai berikut:
1) Gunakan
kata-kata yang lembut dan tenang dalam meminta mereka melakukan kegiatan
kebersihan. Jangan mengancam atau merendahkan.
2) Anak
cenderung meniru tindakan yang dilakukan orang yang lebih tua. Jadi, guru harus
menghindari membuang sampah sembarangan atau meludah seenaknya.
3) Buatlah
kegiatan menjaga kebersihan sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membuatnya
nyaman.
4) Buat
penyesuaian yang diperlukan ketika mengajak anak membersihkan diri. Ajak anak
untuk menyikat gigi dengan rasa yang disukainya. Atau, pakailah shampoo yang
tidak perih dimata dan wangi untuk menarik perhatiannya.
5) Memotong
kuku, membersihkan telinga dan hidung juga tak bisa dipisahkan dari kegiatan
menjaga kebersihan tubuh.
6) Beri
penghargaan dan perhatian bagi setiap anak didik yang telah menjaga kebersihan
diri.
Secara
umum, terdapat beberapa area kebersihan diri yang perlu Anda ajarkan pada
anak-anak, yaitu:
1)
Menjaga aroma tubuh
Semakin
bertambah usia anak, tubuhnya mengalami perubahan termasuk pematangan kelenjar
keringat yang dapat menyebabkan aroma tak sedap. Jelaskan hal ini pada mereka
dan ajarkan cara membersihkan tubuh yang benar.
2)
Kebersihan pakaian
dan sepatu
Ajarkan
anak untuk berganti pakaian dengan teratur. Biasakan mengganti pakaian
sesampainya di rumah setelah pulang sekolah atau bepergian karena pakaian dan
keringat akan menempel pada pakaian setelah dipakai beraktivitas.
Hal lain yang perlu
diperhatikan adalah kebersihan sepatu, karena di kaki lah terdapat kelenjar
keringat yang amat banyak. Sebisa mungkin anak memiliki setidaknya dua sepatu
untuk dipakai bergantian sehingga sepatu tidak lembab dan mencegah munculnya
jamur yang menyebabkan bau tak sedap. Ajarkan anak untuk mencuci kaki usia
beraktivitas dan mengeringkannya dengan baik.
3)
Kebersihan mulut dan
gigi
Kebersihan
mulut dan gigi `pada anak sangatlah penting. Setelah gigi susu tanggal,
pastikan mereka memahami kenapa, kapan dan pentingnya menyikat gigi agar gigi
tetap mereka dalam kondisi baik hingga usia dewasa. Selain masalah menggosok
gigi, yang juga penting diketahui anak adalah jenis makanan yang dapat merusak
gigi serta membiasakannya untuk mengkonsumsi makanan yang lebih sehat.
4)
Kebersihan rambut
Rambut
yang bersih tak hanya menghindarkan aroma tak sedap, tapi juga menghindari
gangguan pada kulit kepala seperti ketombe atau bahkan kutu rambut. Karena itu
ajarkan anak untuk keramas secara teratur. Bila anak kerap beraktivitas fisik
yang menyebabkan banyak berkeringat, biasakan keramas setiap hari dengan
menggunakan shampoo yang sesuai bagi anak-anak.
5)
Kebersihan tangan
Mencuci
tangan dengan sabun merupakan salah satu faktor terpenting untuk mencegah
infeksi. Biasakan anak untuk mencuci tangan sebelum makan, setelah ke toilet,
juga setelah memegang binatang.
Anak didik
yang sedang di ajar sedang berada dalam proses perkembangan, dan akan terus
berkembang. Sehubungan dengan perkembangan ini, maka kemampuan anak pada setiap
jenjang usia dan tingkat kelas berbeda-beda. Sehingga pada waktu memilih bahan
dan metode mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan menyesuaikannya dengan
kemampuan-kemampuan anak tersebut.
Perkembangan
berarti perubahan. Perubahan itu ada yang cepat ada pula yang lambat. Seorang
guru hendaknya cukup mengerti dan bersabar, apabila pada suatu saat seorang
siswa belum memperlihatkan kemajuan dan perkembangan yang cepat. Seorang guru
yang menghadapi 20 orang anak didik di kelas, sebenarnya bukan hanya menghadapi
cirri-ciri satu kelas anak didik, tetapi juga menghadapi 20 perangkat ciri-ciri
anak didik di Kelompok A TK Aster Kecamatan Botumoito. Tiap orang anak didik
memiliki pembawaan berbeda, dan menerima pengaruh dan perlakuan dari
keluarganya yang masing-masing juga berbeda. Dengan demikian adalah wajar
apabila setiap anak didik memiliki ciri-ciri tersendiri. Guru, perlu mengerti
benar tentang adanya keragaman ciri-ciri yang terdapat pada diri setiap anak
didiknya. Baik di dalam menyiapkan dan menyajikan pelajaran maupun tugas-tugas
dan pembimbingan, guru hendaknya menyesuaikan dengan perbedaan-perbedaan
tersebut.
Agar
pelaksanaan pengajaran berjalan efisien dan efektif, maka diperlukan
perencanaan yang tersusun secara sistematis, dengan proses belajar-mengajar
yang lebih bermakna dan mengaktifkan anak didik serta dirancang dalam suatu
scenario yang jelas.
Melatih membiasakan diri pada anak merupakan kegiatan yang harus dilakukan
secara terus-menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak di TK maupun
dilingkungan keluarga sehingga menjadi kebiasaan yang baik.
Oleh karena itu, peragaan hendaknya diberikan secara wajar dan sesuai dengan
tingkat perkembangan anak didik. Untuk melakukan peragaan
hendaknya anak didik dihadapkan secara langsung pada situasi yang sesungguhnya
untuk diamati atau dialami, misalnya anak diberikan contoh bagaimana cara
menggosok gigi yang baik bahkan menyisir rambut. Agar anak selalu termotivasi
membersihkan diri dan diterapkan pada kehidupannya sehari-hari.
Menurut Nurbiana (2005:568), dengan melatih kebersihan diri maka anak akan
terbiasa melakukan sesutau atau membiasakan melatih kebersihan diri karena akan
memberikan dampak positif pada perkembangan anak dan akan memperoleh suatu
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman anak yang berhubungan
dengan aktivitas fisik dan mental anak.
C.
Konsep
Belajar Melalui Kegiatan Rutin
Agar dalam
proses belajar mengajar guru dapat memperoleh hasil yang baik, maka guru perlu
melakukan pendekatan terhadap kegiatan belajar mengajar. Dalam hal untuk
melatih kebersihan diri pada anak Kelompok A di TK Aster Kecamatan Botumoito
Kabupaten Boalemo ini, pendekatan yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar
mengajar ini adalah melalui kegiatan rutin. Pembelajaran melalui kegiatan rutin
merupakan salah model pembelajaran berbasis kompetensi yang dapat digunakan
untuk mengefektifkan dan menyukseskan proses belajar mengajar.
Pembelajaran
melalui kegiatan rutin merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada
keterkaitan materi pembelajaran dengan dunia kehidupan dari anak didik secara
nyata, agar setiap anak didik dapat menghubungkan dan menerapkan pengetahuan
yang telah diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian anak didik
akan merasakan pentingnya belajar dan mereka akan memperoleh makna yang
mendalam terhadap apa yang dipelajarinya.
Belajar
melalui kegiatan rutin, dapat melahirkan proses belajar yang tenang dan
menyenangkan. Hal ini disebabkan karena kegiatan pembelajaran dilakukan secara
alamiah, sehingga anak didik dapat dididik secara langsung untuk mempraktekkan
apa yang dipelajarinya. Belajar melalui kegiatan rutin dapat mendorong anak
didik dalam memahami hakekat, makna, dan manfaat belajar. Dengan demikian dapat
memugkinkan para anak didik menjadi rajin dan termotivasi untuk senantiasa
belajar dan langsung mempraktekkan apa yang telah dipelajarinya tersebut.
D. Tujuan dan Fungsi
Belajar Melalui Kegiatan Rutin
Belajar
melalui kegiatan rutin adalah suatu cara untuk mempertunjukkan atau
memperagakan proses belajar yang bertujuan untuk memperlihatkan secara langsung
kepada anak didik tentang pelajaran yang sedang mereka tempuh agar anak didik
dapat memahami dan dapat mempraktekkan apa yang sedang diajarkan oleh guru.
Cara belajar melalui kegiatan rutin juga merupakan cara yang cukup efektif
karena dapat membantu setiap anak didik untuk memperoleh jawaban dengan
mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu. Dalam hal ini belajar tentang
cara melakukan dan menjaga kebersihan diri.
Cara belajar
melalui kegiatan rutin ini, mengharuskan guru tidak hanya menjelaskan dengan
kata-kata tetapi juga harus menunjukkan suatu prosedur yang harus dilakukan
oleh anak didik. Sehingga setiap anak didik dapat mengetahui dengan jelas apa
yang nantinya akan mereka lakukan.
Tujuan belajar
melalui kegiatan rutin ini adalah
sebagai berikut:
a.
Mengajarkan suatu
proses atau prosedur yang harus dimiliki oleh anak didik.
b.
Mengkongkritkan
informasi atau penjelasan kepada anak didik.
c.
Mengembangkan
kemampuan pengamatan, pendengaran dan penglihatan anak didik secara optimal.
Sedangkan fungsi kegiatan rutin dalam
proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a.
Membuat pelajaran
lebih jelas dan lebih konkrit serta menghindari verbalisme.
b.
Memudahan anak
didik memahami bahan pelajaran.
c.
Proses pengajaran
akan lebih menarik.
d.
Merangsang anak
didik untuk lebih aktif melakukan apa yang
diarahkan oleh guru.
E.
Langkah-Langkah Penerapan Proses Belajar Mengajar Melalui Kegiatan Rutin
Langkah-langkah penerapan proses belajar
mengajar melalui kegiatan rutin ini adalah sebagi berikut:
a.
Sebelum
pembelajaran dimulai, guru menyiapkan alat/bahan yang digunakan untuk mengajarkan
materi menjaga kebersihan dir.
b.
Guru harus
memperhatikan pengetauan yang sudah dimiliki oleh anak didik dalam hal ini
menjaga kebersihan.
c.
Guru menekankan
proses belajar mengajar pada pemahaman anak didik.
d.
Proses belajar
mengajar harus ditekankan pada upaya mempraktekkan secara langsung pengetahuan
yang telah diperoleh anak didik.
e.
Guru mengadakan
refleksi terhadap strategi pembelajaran dan pengembangan pengetahuan yang
dipelajari.
Seorang
guru pada jalur pendidikan anak usia dini, dipersyaratkan memiliki wawasaan
yang memadai tentang prinsip-prinsip perkembangan anak, yang mencakup seluruh
aspek perkembangan anak usia dini. Ia juga harus mengetahui perbedaan
individual anak asuhnya karena tidak ada dua anak yang sama walaupun berada
pada tahap perkembangan yang sama. Perbedaan individual mencakup aspek gender,
temperamen, minat, gaya belajar, pengalaman hidup, budaya, dan juga kemungkinan
kelainan atau kekhususan yang dimiliki. Wawasan ini akan memandu guru dalam
melaksanakan tugas untuk mengembangkan potensi setiap anak usia dini secara
optimal dalam bentuk pengasuhan dan pembimbingan. Wawasan tentang peta
perkembangan secara menyeluruh membantu guru untuk menemukan alasan mengapa
perilaku anak seperti itu dan memprediksi apa yang akan terjadi dengan anak-anak
tersebut.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pembentukan perilaku hidup bersih melalui melatih membersihkan diri dapat
diterapkan dalam proses belajar mengajar di TK atau dirumah maupun dalam
kehidupan sehari-hari anak didik. Sekaligus untuk menanamkan nilai-nilai moral
dan estetika yang berhubungan dengan pembiasaan hidup bersih agar pelaksanaan
pembentukan pribadi melalui melatih membersihkan diri berjalan efektif dan
efisien, maka harus dilakukan secara berkesinambungan dan terencana untuk
mendapatkan hasil yang optimal, sehingga perilaku anak TK terutama melatih
membersihkan diri di taman kanak-kanak akan terbawa sampai anak memasuki
jenjang sekolah dasar.
B.
Saran
Dalam melatih anak membersihkan diri, guru menggunakan metode demonstrasi, karena dengan menggunakan metode demonstrasi guru
langsung memperagakan atau memperlihatkan secara langsung kepada anak didik
agar anak didik memiliki pemahaman/pengertian dari sesuatu yang diperagakan dan
di demonstrasikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan; (PT Raja Grafindo,
: 2004).
Cahyani
Ani. Mubin, Psikologi perkembangan;
cet I (Quantum Teaching, Ciputat Press Group, 2006).
LN
Yusuf Syamsu; Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja, Bandung : Remaja Rosdakarya.
Nurihsan
Juntika, 2007, Buku Materi Pokok
Perkembangan Peserta didik , Bandung; Sekolah Pasca Sarjana (UPI)
Kumpulan Artikel
Kompas. 2001. Mencetak Anak Cerdas dan Kreatif. Jakarta : Kompas.
|
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Usaha Melatih
Kebersihan Diri Melalui Kegiatan Rutin Pada Anak Kelompok A Di TK Aster
Kecamatan Botumoito Kabupaten Boalemo”
menghadapi hambatan sedikitpun.
Psikologi perkembangan merupakan
cabang dari psikologi yang
meneliti dan menelaah
perkembangan sosial manusia.
Dalam hal ini,
psikologi perkembangan
diindikasikan memiliki peranan yang
sangat penting dalam penyelenggaraan proses pendidikan, salah satunya adalah
pada pendidikan anak usia dini.
Terima kasih
banyak penulis haturkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan makalah ini
hingga rampung yakni Dosen Mata
Kuliah dan Rekan-rekan Mahasiswa Semester VII S1 PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan
UNG
Penulis tidak
menutup diri pada saran dan kritik yang pantas penulis dapatkan guna lebih
memperluas wawasan penulis sehubungan dengan materi makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalam
Boalemo, 2010
Penyusun
i |
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................... i
DAFTAR ISI
.......................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................... 2
C. Tujuan Penulisan.................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................... 2
A.
Pengertian Kebersihan
Diri...................................... 3
B.
Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat Ditanamkan
Sejak
Anak Usia Dini............................................... 3
C.
Konsep Belajar
Melalui Kegiatan Rutin................... 9
D.
Tujuan dan Fungsi
Belajar Melalui Kegiatan Rutin. 10
E.
Langkah-langkah
Penerapan Proses Belajar
Mengajar
Melalui Kegiatan Rutin............................ 11
BAB III PENUTUP
............................................................... 13
A.
Kesimpulan.............................................................. 13
B.
Saran........................................................................ 13
ii |
Post a Comment
Post a Comment